Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kursi Teraman di Pesawat: Mitos atau Fakta? Ini Jawabannya

Kompas.com - 08/06/2025, 17:48 WIB
Wisnubrata

Penulis

KOMPAS.com - Ketika berita tentang insiden penerbangan seperti pesawat terbalik, pendaratan darurat, atau tabrakan tak terduga menghiasi layar televisi dan media sosial, kekhawatiran terhadap keselamatan saat terbang bisa saja meningkat. Banyak penumpang pun bertanya-tanya: "Apakah ada kursi paling aman di dalam pesawat?"

Fakta Penting: Terbang Itu Aman

Sebelum membahas lebih jauh soal posisi duduk, penting untuk diketahui bahwa terbang adalah salah satu moda transportasi paling aman di dunia.

“Tingkat kematian dalam penerbangan jauh lebih rendah dibandingkan mengemudi mobil,” ujar Cheng-Lung Wu, Associate Professor di School of Aviation, University of New South Wales, Australia.

Menurut studi tahun 2024 dari Journal of Air Transport Management, kemungkinan meninggal dalam penerbangan komersial di Amerika Serikat hanyalah 1 banding 13,7 juta untuk setiap penerbangan. Selain itu, 94% kecelakaan pesawat penumpang antara tahun 2001 dan 2017 ternyata memiliki tingkat keselamatan 100%—artinya, semua penumpang selamat.

Baca juga: Terbang di Langit, Mengapa Pesawat Tidak Tersambar Petir?

Tidak Ada Penelitian Mutlak tentang Kursi Teraman

Meski menenangkan, sayangnya belum ada penelitian ilmiah yang benar-benar membuktikan kursi mana yang paling aman, menurut Wu. Namun, dengan melihat data kecelakaan masa lalu dan desain pesawat, kita bisa menyimpulkan kemungkinan posisi duduk yang lebih aman.

“Semua bergantung pada dinamika kecelakaan,” kata Daniel Kwasi Adjekum, peneliti keselamatan penerbangan dari University of North Dakota.

Jika pesawat benar-benar hancur total, posisi duduk tidak lagi relevan. Tetapi pada kecelakaan dengan energi rendah, seperti pesawat tergelincir saat mendarat, maka lokasi duduk bisa jadi penentu keselamatan.

Baca juga: Adakah Kemungkinan Selamat dari Kecelakaan Pesawat?

Bagian Belakang Pesawat Lebih Aman?

Dalam situasi di mana pesawat patah menjadi dua saat menghantam tanah, energi kinetik terbesar biasanya berada di bagian depan pesawat. Itu sebabnya, duduk di bagian belakang bisa lebih aman.

Sebuah analisis oleh majalah Time pada tahun 2015 menggunakan data dari Federal Aviation Administration menemukan bahwa sepertiga bagian belakang pesawat memiliki tingkat kematian terendah.

Baca juga: Mengapa Pesawat Jendelanya Oval?

Area di Sekitar Sayap: Kuat Tapi Berisiko

Menurut Wu, kursi di dekat sayap juga menawarkan perlindungan lebih karena struktur bagian ini diperkuat dan memiliki daya tahan tinggi. Selain itu, lokasi ini juga dekat dengan pintu darurat, memungkinkan evakuasi lebih cepat—kecuali Anda duduk tepat di baris pintu darurat dan harus membantu penumpang lain.

Namun, ada risiko tersembunyi di bawah bagian tengah pesawat, yaitu tangki bahan bakar. Meski pesawat biasanya mengosongkan bahan bakar sebelum mendarat, sisa bahan bakar masih bisa mengeluarkan asap atau terbakar saat terjadi kecelakaan. Oleh karena itu, evakuasi harus dilakukan dalam waktu 90 detik, menurut Adjekum.

“Tinggalkan barang bawaan, jangan panik, jangan rekam kejadian, dan fokus pada evakuasi,” tegasnya.

Baca juga: Seberapa Bahaya Turbulensi Pesawat Terbang?

Kesiapan Diri: Faktor Kunci Keselamatan

Kursi, sabuk pengaman, dan desain pesawat memang dirancang untuk meminimalisir risiko. Tetapi, keselamatan tetap bergantung pada kesiapan kita sebagai penumpang.

“Dengarkan instruksi dari awak kabin. Itu yang paling penting,” ujar Adjekum.

Wu menambahkan, penting juga untuk mengenali posisi duduk, termasuk letak pintu darurat dan jumlah baris ke sana, jika asap menghalangi pandangan.

Jadi, tidak ada satu posisi duduk yang dijamin 100% aman, tapi posisi di bagian belakang atau dekat sayap bisa memberikan peluang lebih baik dalam beberapa jenis kecelakaan. Yang paling penting adalah:

  • Kenakan sabuk pengaman saat duduk.
  • Perhatikan video keselamatan.
  • Ketahui pintu keluar terdekat.
  • Ikuti instruksi awak kabin tanpa ragu.

Dengan kesadaran dan kewaspadaan, kita bisa meningkatkan peluang keselamatan, tak peduli di kursi mana kamu duduk. Jadi, saat naik pesawat berikutnya, ingat: keselamatan dimulai dari diri sendiri.

Baca juga: Saat Buang Air di Dalam Pesawat, Ke Mana Kotoran Itu Pergi?

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang



Terkini Lainnya
Ilmuwan Temukan Spesies Baru Laba-Laba Seram yang Bersembunyi di California
Ilmuwan Temukan Spesies Baru Laba-Laba Seram yang Bersembunyi di California
Oh Begitu
Bukan Hiu Putih, Studi Stanford Ungkap Spesies Hiu yang Rentan Punah Akibat Manusia
Bukan Hiu Putih, Studi Stanford Ungkap Spesies Hiu yang Rentan Punah Akibat Manusia
Oh Begitu
10 Fenomena Langit November 2025: Dari Hujan Meteor hingga Supermoon
10 Fenomena Langit November 2025: Dari Hujan Meteor hingga Supermoon
Fenomena
Krayon Oker Berusia 42.000 Tahun Ditemukan di Ukraina, Bukti Neanderthal Berjiwa Seni
Krayon Oker Berusia 42.000 Tahun Ditemukan di Ukraina, Bukti Neanderthal Berjiwa Seni
Oh Begitu
Chupacabra, Monster Mitos yang Tercipta Karena Evolusi dan Penyakit
Chupacabra, Monster Mitos yang Tercipta Karena Evolusi dan Penyakit
Oh Begitu
Wahana Juice yang Menuju Jupiter Ambil Risiko Pengamatan Komet 3I/ATLAS
Wahana Juice yang Menuju Jupiter Ambil Risiko Pengamatan Komet 3I/ATLAS
Oh Begitu
Ada Supermoon 5 November, BMKG: Waspada Banjir Rob di Pesisir Indonesia
Ada Supermoon 5 November, BMKG: Waspada Banjir Rob di Pesisir Indonesia
Fenomena
Supermoon Beaver 5 November Jadi Bulan Purnama Paling Dekat Bumi Sejak 2019
Supermoon Beaver 5 November Jadi Bulan Purnama Paling Dekat Bumi Sejak 2019
Fenomena
Penampakan Jika Seluruh Es Antartika Mencair, Ada Jurang dan Pegunungan
Penampakan Jika Seluruh Es Antartika Mencair, Ada Jurang dan Pegunungan
Oh Begitu
BMKG Konfirmasi 43,8 Persen Wilayah Indonesia Masuk Musim Hujan, Kenali Potensi Cuaca Ekstrem
BMKG Konfirmasi 43,8 Persen Wilayah Indonesia Masuk Musim Hujan, Kenali Potensi Cuaca Ekstrem
Fenomena
Berusia 6 Juta Tahun, Sampel Udara Tertua di Bumi Ditemukan di Es Antartika
Berusia 6 Juta Tahun, Sampel Udara Tertua di Bumi Ditemukan di Es Antartika
Fenomena
Alarm dari Laut: Lumba-Lumba Kena Alzheimer Gegara Limbah Manusia, Ini Bukti Ilmiahnya
Alarm dari Laut: Lumba-Lumba Kena Alzheimer Gegara Limbah Manusia, Ini Bukti Ilmiahnya
Oh Begitu
Teleskop James Webb Bongkar Rahasia Komet 3I/ATLAS: Diselimuti Kerak Radiasi Kosmis Miliaran Tahun
Teleskop James Webb Bongkar Rahasia Komet 3I/ATLAS: Diselimuti Kerak Radiasi Kosmis Miliaran Tahun
Fenomena
Identik dengan Halloween, Labu Ternyata Bisa Simpan Bahan Kimia Beracun
Identik dengan Halloween, Labu Ternyata Bisa Simpan Bahan Kimia Beracun
Oh Begitu
Fosil Badak Salju dari Kutub Utara Ungkap Jembatan Darat Atlantik Kuno
Fosil Badak Salju dari Kutub Utara Ungkap Jembatan Darat Atlantik Kuno
Oh Begitu
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau