KOMPAS.com - Ketika berita tentang insiden penerbangan seperti pesawat terbalik, pendaratan darurat, atau tabrakan tak terduga menghiasi layar televisi dan media sosial, kekhawatiran terhadap keselamatan saat terbang bisa saja meningkat. Banyak penumpang pun bertanya-tanya: "Apakah ada kursi paling aman di dalam pesawat?"
Sebelum membahas lebih jauh soal posisi duduk, penting untuk diketahui bahwa terbang adalah salah satu moda transportasi paling aman di dunia.
“Tingkat kematian dalam penerbangan jauh lebih rendah dibandingkan mengemudi mobil,” ujar Cheng-Lung Wu, Associate Professor di School of Aviation, University of New South Wales, Australia.
Menurut studi tahun 2024 dari Journal of Air Transport Management, kemungkinan meninggal dalam penerbangan komersial di Amerika Serikat hanyalah 1 banding 13,7 juta untuk setiap penerbangan. Selain itu, 94% kecelakaan pesawat penumpang antara tahun 2001 dan 2017 ternyata memiliki tingkat keselamatan 100%—artinya, semua penumpang selamat.
Baca juga: Terbang di Langit, Mengapa Pesawat Tidak Tersambar Petir?
Meski menenangkan, sayangnya belum ada penelitian ilmiah yang benar-benar membuktikan kursi mana yang paling aman, menurut Wu. Namun, dengan melihat data kecelakaan masa lalu dan desain pesawat, kita bisa menyimpulkan kemungkinan posisi duduk yang lebih aman.
“Semua bergantung pada dinamika kecelakaan,” kata Daniel Kwasi Adjekum, peneliti keselamatan penerbangan dari University of North Dakota.
Jika pesawat benar-benar hancur total, posisi duduk tidak lagi relevan. Tetapi pada kecelakaan dengan energi rendah, seperti pesawat tergelincir saat mendarat, maka lokasi duduk bisa jadi penentu keselamatan.
Baca juga: Adakah Kemungkinan Selamat dari Kecelakaan Pesawat?
Dalam situasi di mana pesawat patah menjadi dua saat menghantam tanah, energi kinetik terbesar biasanya berada di bagian depan pesawat. Itu sebabnya, duduk di bagian belakang bisa lebih aman.
Sebuah analisis oleh majalah Time pada tahun 2015 menggunakan data dari Federal Aviation Administration menemukan bahwa sepertiga bagian belakang pesawat memiliki tingkat kematian terendah.
Baca juga: Mengapa Pesawat Jendelanya Oval?
Menurut Wu, kursi di dekat sayap juga menawarkan perlindungan lebih karena struktur bagian ini diperkuat dan memiliki daya tahan tinggi. Selain itu, lokasi ini juga dekat dengan pintu darurat, memungkinkan evakuasi lebih cepat—kecuali Anda duduk tepat di baris pintu darurat dan harus membantu penumpang lain.
Namun, ada risiko tersembunyi di bawah bagian tengah pesawat, yaitu tangki bahan bakar. Meski pesawat biasanya mengosongkan bahan bakar sebelum mendarat, sisa bahan bakar masih bisa mengeluarkan asap atau terbakar saat terjadi kecelakaan. Oleh karena itu, evakuasi harus dilakukan dalam waktu 90 detik, menurut Adjekum.
“Tinggalkan barang bawaan, jangan panik, jangan rekam kejadian, dan fokus pada evakuasi,” tegasnya.
Baca juga: Seberapa Bahaya Turbulensi Pesawat Terbang?
Kursi, sabuk pengaman, dan desain pesawat memang dirancang untuk meminimalisir risiko. Tetapi, keselamatan tetap bergantung pada kesiapan kita sebagai penumpang.
“Dengarkan instruksi dari awak kabin. Itu yang paling penting,” ujar Adjekum.
Wu menambahkan, penting juga untuk mengenali posisi duduk, termasuk letak pintu darurat dan jumlah baris ke sana, jika asap menghalangi pandangan.
Jadi, tidak ada satu posisi duduk yang dijamin 100% aman, tapi posisi di bagian belakang atau dekat sayap bisa memberikan peluang lebih baik dalam beberapa jenis kecelakaan. Yang paling penting adalah:
Dengan kesadaran dan kewaspadaan, kita bisa meningkatkan peluang keselamatan, tak peduli di kursi mana kamu duduk. Jadi, saat naik pesawat berikutnya, ingat: keselamatan dimulai dari diri sendiri.
Baca juga: Saat Buang Air di Dalam Pesawat, Ke Mana Kotoran Itu Pergi?
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang