Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penelitian: Cara Memperlambat Penuaan dan Penyakit Kronis di Usia Lanjut

Kompas.com - 30/07/2025, 07:26 WIB
Wisnubrata

Penulis

KOMPAS.com - Bayangkan dua orang lansia berusia 70-an tahun. Keduanya tampak sehat, aktif, dan menjalani kehidupan secara mandiri. Namun, 15 tahun kemudian, satu dari mereka menderita berbagai penyakit kronis seperti penyakit jantung, diabetes, hingga depresi. Sementara yang lain tetap sehat secara relatif. Apa yang menyebabkan perbedaan itu?

Sebuah studi terbaru yang dilakukan oleh tim peneliti dari Karolinska Institutet di Swedia, yang terdiri dari Adrián Carballo Casla, Amaia Calderón-Larrañaga, dan David Abbad Gomez, menemukan bahwa pola makan memegang peran kunci dalam memperlambat laju munculnya penyakit kronis pada lansia.

Baca juga: Makanan yang Bisa Memperlambat Penuaan, Menurut Penelitian

Studi 15 Tahun: Mengapa Makanan Sangat Berpengaruh?

Penelitian ini mengikuti lebih dari 2.400 orang lansia Swedia selama 15 tahun. Hasilnya, mereka yang konsisten menjalani pola makan sehat cenderung mengalami penumpukan penyakit kronis dengan lebih lambat. Sebaliknya, mereka yang mengonsumsi makanan dengan tingkat inflamasi tinggi – seperti daging olahan, biji-bijian olahan, dan minuman manis – mengalami penuaan biologis lebih cepat.

“Pola makan sehat bukan hanya melindungi dari satu penyakit tertentu, tapi juga bisa memperlambat akumulasi penyakit secara keseluruhan,” ungkap tim peneliti.

Baca juga: Sayur dan Buah Terbukti Dapat Memperlambat Penuaan

Apa Itu Diet Pro-Inflamasi?

Diet pro-inflamasi adalah pola makan yang dapat memicu inflamasi tingkat rendah dalam tubuh, sebuah kondisi yang dikenal sebagai inflammaging. Kondisi ini sering terjadi seiring bertambahnya usia dan berkontribusi pada berbagai masalah kesehatan seperti gagal jantung, stroke, depresi, dan demensia.

Dalam studi ini, para peneliti meneliti empat pola makan terkenal:

  • Mediterranean Diet – kaya buah, sayur, biji-bijian utuh, ikan, dan minyak sehat.
  • MIND Diet – fokus melindungi kesehatan otak.
  • Alternative Healthy Eating Index (AHEI) – berbasis pada makanan yang berhubungan dengan penurunan risiko penyakit.
  • Diet tinggi makanan inflamasi – mencakup daging merah dan olahan, makanan tinggi gula, serta lemak jenuh.

Hasilnya? Tiga pola makan pertama secara signifikan memperlambat timbulnya penyakit kronis, terutama yang berkaitan dengan kesehatan kardiovaskular dan kejiwaan. Sementara diet pro-inflamasi mempercepat penumpukan penyakit.

Baca juga: Ilmuwan Temukan Protein yang Bisa Memperlambat Penuaan

Dampak Lebih Besar pada Perempuan dan Usia di Atas 78 Tahun

Menariknya, efek positif pola makan sehat terlihat lebih jelas pada perempuan dan individu yang berusia 78 tahun ke atas. Ini menegaskan bahwa tidak pernah ada kata terlambat untuk memperbaiki pola makan. Bahkan pada usia sangat lanjut, makanan masih punya dampak besar terhadap kualitas hidup.

Mengapa Makanan Begitu Mempengaruhi Penuaan?

Ada dua alasan utama:

  • Mengurangi inflamasi: Diet sehat menurunkan inflamasi kronis, sedangkan makanan olahan justru memicunya.
  • Meningkatkan ketahanan tubuh: Nutrisi penting dari makanan sehat membantu menjaga sistem imun, massa otot, dan fungsi kognitif.

Seiring waktu, efek ini membentuk bagaimana seseorang mengalami proses penuaan – apakah penuh komplikasi penyakit, atau tetap sehat dan aktif.

Baca juga: Meditasi Bisa Memperlambat Penuaan Biologis, Ini Penjelasannya

Para peneliti menekankan bahwa pola makan hanyalah satu bagian dari teka-teki penuaan yang sehat. Aktivitas fisik, hubungan sosial, dan akses ke layanan kesehatan juga berperan penting. Namun, memperbaiki pola makan adalah langkah yang relatif mudah dan dapat diakses oleh hampir semua orang.

“Peningkatan kualitas diet adalah cara sederhana untuk membantu lansia hidup lebih lama dan lebih sehat,” tulis mereka.

Apa yang Harus Dimakan?

Pesan utamanya jelas:

  • Konsumsi sayur dan buah dalam jumlah besar
  • Tambahkan legum, kacang-kacangan, dan biji-bijian utuh
  • Gunakan lemak sehat seperti minyak canola (rapeseed) dan ikan berlemak
  • Hindari daging merah dan olahan, minuman manis, serta lemak padat

Inilah fondasi dari diet yang terbukti memperlambat penuaan dan mengurangi risiko penyakit kronis.

Penuaan memang tidak bisa dihindari. Namun, bagaimana seseorang mengalami masa tuanya bisa dipengaruhi. Studi ini membuktikan bahwa bahkan perubahan kecil dalam pola makan bisa berdampak besar terhadap kesehatan di usia lanjut.

Dengan kata lain, tidak ada kata terlambat untuk mulai makan lebih sehat.

Baca juga: Puasa Bikin Awet Muda, Kok Bisa? Begini Penjelasannya

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang



Terkini Lainnya
Ilmuwan Temukan Spesies Baru Laba-Laba Seram yang Bersembunyi di California
Ilmuwan Temukan Spesies Baru Laba-Laba Seram yang Bersembunyi di California
Oh Begitu
Bukan Hiu Putih, Studi Stanford Ungkap Spesies Hiu yang Rentan Punah Akibat Manusia
Bukan Hiu Putih, Studi Stanford Ungkap Spesies Hiu yang Rentan Punah Akibat Manusia
Oh Begitu
10 Fenomena Langit November 2025: Dari Hujan Meteor hingga Supermoon
10 Fenomena Langit November 2025: Dari Hujan Meteor hingga Supermoon
Fenomena
Krayon Oker Berusia 42.000 Tahun Ditemukan di Ukraina, Bukti Neanderthal Berjiwa Seni
Krayon Oker Berusia 42.000 Tahun Ditemukan di Ukraina, Bukti Neanderthal Berjiwa Seni
Oh Begitu
Chupacabra, Monster Mitos yang Tercipta Karena Evolusi dan Penyakit
Chupacabra, Monster Mitos yang Tercipta Karena Evolusi dan Penyakit
Oh Begitu
Wahana Juice yang Menuju Jupiter Ambil Risiko Pengamatan Komet 3I/ATLAS
Wahana Juice yang Menuju Jupiter Ambil Risiko Pengamatan Komet 3I/ATLAS
Oh Begitu
Ada Supermoon 5 November, BMKG: Waspada Banjir Rob di Pesisir Indonesia
Ada Supermoon 5 November, BMKG: Waspada Banjir Rob di Pesisir Indonesia
Fenomena
Supermoon Beaver 5 November Jadi Bulan Purnama Paling Dekat Bumi Sejak 2019
Supermoon Beaver 5 November Jadi Bulan Purnama Paling Dekat Bumi Sejak 2019
Fenomena
Penampakan Jika Seluruh Es Antartika Mencair, Ada Jurang dan Pegunungan
Penampakan Jika Seluruh Es Antartika Mencair, Ada Jurang dan Pegunungan
Oh Begitu
BMKG Konfirmasi 43,8 Persen Wilayah Indonesia Masuk Musim Hujan, Kenali Potensi Cuaca Ekstrem
BMKG Konfirmasi 43,8 Persen Wilayah Indonesia Masuk Musim Hujan, Kenali Potensi Cuaca Ekstrem
Fenomena
Berusia 6 Juta Tahun, Sampel Udara Tertua di Bumi Ditemukan di Es Antartika
Berusia 6 Juta Tahun, Sampel Udara Tertua di Bumi Ditemukan di Es Antartika
Fenomena
Alarm dari Laut: Lumba-Lumba Kena Alzheimer Gegara Limbah Manusia, Ini Bukti Ilmiahnya
Alarm dari Laut: Lumba-Lumba Kena Alzheimer Gegara Limbah Manusia, Ini Bukti Ilmiahnya
Oh Begitu
Teleskop James Webb Bongkar Rahasia Komet 3I/ATLAS: Diselimuti Kerak Radiasi Kosmis Miliaran Tahun
Teleskop James Webb Bongkar Rahasia Komet 3I/ATLAS: Diselimuti Kerak Radiasi Kosmis Miliaran Tahun
Fenomena
Identik dengan Halloween, Labu Ternyata Bisa Simpan Bahan Kimia Beracun
Identik dengan Halloween, Labu Ternyata Bisa Simpan Bahan Kimia Beracun
Oh Begitu
Fosil Badak Salju dari Kutub Utara Ungkap Jembatan Darat Atlantik Kuno
Fosil Badak Salju dari Kutub Utara Ungkap Jembatan Darat Atlantik Kuno
Oh Begitu
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau