Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wacana Giring Mau "Nyapres" Dinilai Strategi Naikkan Popularitas PSI

Kompas.com - 25/08/2020, 20:03 WIB
Vina Fadhrotul Mukaromah,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pengamat Komunikasi Politik dari Universitas Paramadina, Hendri Satrio menilai, keinginan Pelaksana Tugas (Plt) Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Giring Ganesha, untuk mencalonkan diri sebagai bakal calon presiden merupakan bagian dari sebuah strategi besar untuk meningkatkan popularitas PSI.

Hal itu disampaikannya menanggapi pernyataan Giring yang menyatakan akan maju dalam pencalonan bakal calon presiden 2024.

"Ini kan strategi besarnya PSI, memunculkan orang yang sudah memiliki popularitas. Popularitasnya Giring kan tinggi. Makanya didorong supaya popularitas PSI turut naik," kata Hendri saat dihubungi Kompas.com, Selasa (25/8/2020).

Menurut dia, strategi ini memang wajar dilakukan dan telah ada di jurnal-jurnal.

"Tetapi, biasanya individu yang mendompleng ketenaran nama partai politik. Nah, ini terbalik, karena nama Giring lebih besar dari PSI," lanjut dia.

Hendri menilai, apa yang dilakukan Giring tidak menimbulkan kerugian bagi PSI 

"Jadi, kalau Giring masuk ke dalam level politik calon presiden pada akhirnya, itu bonus," ujar Hendri..

Ia juga memprediksi, dengan munculnya nama Giring, ada kemungkinan bahwa nama-nama lain akan muncul.

"Anggapannya Giring saja bisa, kenapa saya tidak. Ya tidak apa-apa, konstelasinya jadi seru di 2024," kata Hendri.

Baca juga: Giring Percaya Diri Jadi Capres, Bagaimana Modal Politiknya?

Perjalanan menuju 2024

Sementara itu, Direktur Pusat Kajian Politik (Puskapol) Universitas Indonesia (UI) Aditya Perdana menyebutkan, ada beberapa kemungkinan yang dapat menjadi alasan munculnya nama Giring.

"Komunikasi politik, bisa jadi iya. Bisa jadi itu langkah untuk mendongkrak popularitas dia sebagai seorang politisi. Tapi bisa juga dia ingin menggaet atau menggerakan PSI secara berbarengan dengan posisi dia sebagai Plt Ketum," kata Aditya kepada Kompas.com, Selasa (25/8/2020).

Menurut dia, kemungkinan, ada usaha mendorong figur-figur baru PSI ke publik. 

"Bisa jadi ini bagian dari komunikasi partainya PSI sendiri. Jadi, bukan semata-mata ditarget di tahun 2024 tetapi merupakan bagian dari proses sepanjang perjalanan menuju 2024," lanjut Aditya.

Ia mengatakan, hal ini merupakan strategi awal PSI memunculkan tokoh atau figur baru dan kemudian "dijual" ke publik.

"Mau nanti setuju atau tidak setuju, baik di internal maupun luar partai, itu nomor sekian. Paling tidak dimunculkan dulu figurnya. Nanti dilihat, reaksinya seperti apa," ujarnya.

Halaman:


Terkini Lainnya
BMKG: Ini WIlayah yang Berpotensi Hujan Lebat pada 9-10 September 2025
BMKG: Ini WIlayah yang Berpotensi Hujan Lebat pada 9-10 September 2025
Tren
[POPULER TREN] Isu PHK Karyawan PT Gudang Garam | Tarif Listrik Pascabayar 8-14 September
[POPULER TREN] Isu PHK Karyawan PT Gudang Garam | Tarif Listrik Pascabayar 8-14 September
Tren
Ada Fenomena Epsilon Perseid pada 9 September 2025, Apa Itu?
Ada Fenomena Epsilon Perseid pada 9 September 2025, Apa Itu?
Tren
Reshuffle Kabinet Prabowo, Siapa Menteri yang Diganti dan Belum Ada Pengganti?
Reshuffle Kabinet Prabowo, Siapa Menteri yang Diganti dan Belum Ada Pengganti?
Tren
Lansia 72 Tahun Kritis Usai Diserang Beruang di AS, Kasus Pertama Sejak 1850
Lansia 72 Tahun Kritis Usai Diserang Beruang di AS, Kasus Pertama Sejak 1850
Tren
Arkeolog Temukan Setumpuk Koin Emas Dalam Pot, Diduga Milik Tentara Bayaran
Arkeolog Temukan Setumpuk Koin Emas Dalam Pot, Diduga Milik Tentara Bayaran
Tren
Studi Ungkap Duduk Lebih Dari 5 Menit di Toilet Tingkatkan Risiko Wasir
Studi Ungkap Duduk Lebih Dari 5 Menit di Toilet Tingkatkan Risiko Wasir
Tren
Daftar Harta Mukhtarudin, Menteri P2MI Baru Hasil Reshuffle Hari Ini
Daftar Harta Mukhtarudin, Menteri P2MI Baru Hasil Reshuffle Hari Ini
Tren
Kronologi Kreator Konten di Bogor Diteror Kepala Babi, Kerap Unggah Video Edukasi soal Aksi Demonstrasi
Kronologi Kreator Konten di Bogor Diteror Kepala Babi, Kerap Unggah Video Edukasi soal Aksi Demonstrasi
Tren
Daftar Kekayaan Purbaya Yudhi Sadewa, Menkeu Baru yang Gantikan Sri Mulyani
Daftar Kekayaan Purbaya Yudhi Sadewa, Menkeu Baru yang Gantikan Sri Mulyani
Tren
Head to Head Indonesia U23 Vs Korea Selatan U23 Jelang Kualifikasi Piala Asia U23 2026
Head to Head Indonesia U23 Vs Korea Selatan U23 Jelang Kualifikasi Piala Asia U23 2026
Tren
Tanda-tanda Seseorang Perlu Segera Pergi ke Psikolog
Tanda-tanda Seseorang Perlu Segera Pergi ke Psikolog
Tren
Ekonom Jelaskan Alasan IHSG Anjlok karena Reshuffle Kabinet, Terkait Sri Mulyani?
Ekonom Jelaskan Alasan IHSG Anjlok karena Reshuffle Kabinet, Terkait Sri Mulyani?
Tren
Kena Reshuffle Kabinet Hari Ini, Berikut Karier Budi Arie Setiadi
Kena Reshuffle Kabinet Hari Ini, Berikut Karier Budi Arie Setiadi
Tren
Alasan Menpora Pengganti Dito Ariotedjo Belum Dilantik pada Reshuffle Hari Ini
Alasan Menpora Pengganti Dito Ariotedjo Belum Dilantik pada Reshuffle Hari Ini
Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau