Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Lokomotif KA Livery Vintage Jadul, Akan Menyapa Lintas Jakarta-Malang Besok!

Kompas.com - 12/11/2021, 19:30 WIB
Dandy Bayu Bramasta,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Lokomotif kereta api (KA) dengan livery vintage akan menyapa lintas Jakarta-Malang pada 13 dan 14 November 2021.

Dilansir dari akun Twitter resmi PT Kereta Api Indonesia (KAI), Jumat (11/11/2021), lokomotif tersebut akan menarik KA Matarmaja relasi Stasiun Pasar Senen-Malang.

Dengan jadwal keberangkatan KA Matarmaja sebagai berikut:

  • Dari Stasiun Pasar Senen (KA 282): Sabtu, 13 November 2021, pukul 10.20 WIB.
  • Dari Stasiun Malang (KA 281): Minggu, 14 November 2021, pukul 09.25 WIB.

Baca juga: Tidak Perlu PCR, Ini Syarat Terbaru Naik Kereta Api Jarak Jauh

Baca juga: Viral, Video Lokomotif KA Keluarkan Kobaran Api, Apa yang Terjadi?

Apa itu lokomotif livery vintage?

Digunakan KAI selama 38 tahun

VP Public Relations KAI Joni Martinus mengatakan bahwa livery vintage sempat digunakan oleh KAI selama 38 tahun (1953-1991).

Selain itu, imbuh Joni, livery vintage tersebut pertama kali digunakan pada lokomotif diesel pertama di Indonesia, yakni CC 200.

"Melalui livery vintage ini, KAI berharap bahwa masyarakat akan semakin mengenal perjalanan panjang perkeretaapian di Indonesia, serta menumbuhkan rasa bangga terhadap transportasi andalan masyarakat Indonesia ini," ujarnya kepada Kompas.com, Jumat (12/11/2021).

Dilansir dari laman kai.id, 1 Maret 2021, lokomotif livery vintage tersebut dihadirkan kembali oleh KAI pada 1 unit lokomotif CC 201.

Peluncuran lokomotif CC 201 dengan livery vintage ini diresmikan oleh Direktur Utama KAI Didiek Hartantyo di Balai Yasa Yogyakarta pada 28 Februari 2021.

Baca juga: Unggahan Viral Pengendara Motor Terobos Perlintasan KA dan Tabrak Lokomotif, Ini Kronologinya

Lokomotif livery vintage sebagai bentuk apresiasi

Unit lokomotif CC 201 yang diberi livery lokomotif 1953-1991 (dok. PT Kereta Api Indonesia).dok. PT Kereta Api Indonesia Unit lokomotif CC 201 yang diberi livery lokomotif 1953-1991 (dok. PT Kereta Api Indonesia).

Menurut Didiek, kehadiran lokomotif livery vintage tersebut merupakan bentuk adaptasi dan apresiasi KAI untuk semakin dekat dengan masyarakat.

Livery ini digunakan sejak KAI masih bernama Djawatan Kereta Api (DKA), Perusahaan Negara Kereta Api (PNKA) sampai dengan Perusahaan Jawatan Kereta Api (PJKA).

Saat ini, livery vintage diaplikasikan pada lokomotif CC 201 83 31 milik Depo Semarang Poncol.

Sementara untuk pengecatan dilakukan di bengkel lokomotif KAI, yaitu Balai Yasa Yogyakarta.

"Transportasi kereta api sebagai salah satu moda yang sudah ada di Indonesia sejak 1864 harus terus kita jaga dan kembangkan. Mari bersama-sama membangun peradaban baru bagi masyarakat Indonesia dalam bertransportasi," kata Didiek.

Baca juga: Tidak Perlu PCR, Ini Syarat Terbaru Naik Kereta Api Jarak Jauh

Spesifikasi lokomotif lifery vintage

Sebagai informasi, lokomotif CC 201 memiliki berat 84 ton dan daya mesin 1950 hp.

Lokomotif mampu melaju dengan kecepatan 120 kilometer/jam.

Selain itu, lokomotif CC 201 memiliki dua bogie, yang mana masing-masing bogie memiliki tiga gandar penggerak dengan total enam motor traksi.

Hal tersebut membuat lokomotif CC 201 dapat dioperasikan pada lintas datar maupun pegunungan.

Dihadirkannya kembali livery tersebut pada lokomotif ini adalah hasil kolaborasi antara KAI dengan komunitas pencinta kereta api.

Baca juga: Tanya Jawab Syarat Naik Kereta Api untuk Anak Usia di Bawah 12 Tahun

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini



Terkini Lainnya
Lansia 72 Tahun Kritis Usai Diserang Beruang di AS, Kasus Pertama Sejak 1850
Lansia 72 Tahun Kritis Usai Diserang Beruang di AS, Kasus Pertama Sejak 1850
Tren
Arkeolog Temukan Setumpuk Koin Emas Dalam Pot, Diduga Milik Tentara Bayaran
Arkeolog Temukan Setumpuk Koin Emas Dalam Pot, Diduga Milik Tentara Bayaran
Tren
Studi Ungkap Duduk Lebih Dari 5 Menit di Toilet Tingkatkan Risiko Wasir
Studi Ungkap Duduk Lebih Dari 5 Menit di Toilet Tingkatkan Risiko Wasir
Tren
Daftar Harta Mukhtarudin, Menteri P2MI Baru Hasil Reshuffle Hari Ini
Daftar Harta Mukhtarudin, Menteri P2MI Baru Hasil Reshuffle Hari Ini
Tren
Kronologi Kreator Konten di Bogor Diteror Kepala Babi, Kerap Unggah Video Edukasi soal Aksi Demonstrasi
Kronologi Kreator Konten di Bogor Diteror Kepala Babi, Kerap Unggah Video Edukasi soal Aksi Demonstrasi
Tren
Daftar Kekayaan Purbaya Yudhi Sadewa, Menkeu Baru yang Gantikan Sri Mulyani
Daftar Kekayaan Purbaya Yudhi Sadewa, Menkeu Baru yang Gantikan Sri Mulyani
Tren
Head to Head Indonesia U23 Vs Korea Selatan U23 Jelang Kualifikasi Piala Asia U23 2026
Head to Head Indonesia U23 Vs Korea Selatan U23 Jelang Kualifikasi Piala Asia U23 2026
Tren
Tanda-tanda Seseorang Perlu Segera Pergi ke Psikolog
Tanda-tanda Seseorang Perlu Segera Pergi ke Psikolog
Tren
Ekonom Jelaskan Alasan IHSG Anjlok karena Reshuffle Kabinet, Terkait Sri Mulyani?
Ekonom Jelaskan Alasan IHSG Anjlok karena Reshuffle Kabinet, Terkait Sri Mulyani?
Tren
Kena Reshuffle Kabinet Hari Ini, Berikut Karier Budi Arie Setiadi
Kena Reshuffle Kabinet Hari Ini, Berikut Karier Budi Arie Setiadi
Tren
Alasan Menpora Pengganti Dito Ariotedjo Belum Dilantik pada Reshuffle Hari Ini
Alasan Menpora Pengganti Dito Ariotedjo Belum Dilantik pada Reshuffle Hari Ini
Tren
Profil Ferry Juliantono, Menteri Koperasi Baru Pengganti Budi Arie
Profil Ferry Juliantono, Menteri Koperasi Baru Pengganti Budi Arie
Tren
Siapa Mukhtarudin yang Dilantik Prabowo Jadi Menteri P2MI Kabinet Merah Putih?
Siapa Mukhtarudin yang Dilantik Prabowo Jadi Menteri P2MI Kabinet Merah Putih?
Tren
Daftar Nama Menteri yang Dilantik Prabowo Hari Ini
Daftar Nama Menteri yang Dilantik Prabowo Hari Ini
Tren
Ramai Diperbincangkan, Perusahaan di Jepang Punya Layanan Sewa 'Orang Seram'
Ramai Diperbincangkan, Perusahaan di Jepang Punya Layanan Sewa "Orang Seram"
Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau