KOMPAS.com - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini cuaca ekstrem yang akan melanda sejumlah wilayah Indonesia.
Potensi cuaca ekstrem berupa hujan lebat, petir, dan angin kencang itu akan terjadi pada Minggu (4/2/2024) dan Senin (5/2/2024).
BMKG mengungkapkan, cuaca ekstrem tersebut terjadi karena adanya pusat tekanan rendah yang terpantau berada di daratan Australia bagian utara.
Hal itu kemudian membentuk daerah perlambatan kecepatan angin (konvergensi) di Teluk Carpentaria dan menginduksi peningkatan kecepatan angin lebih dari 25 knot (low level jet) dari Teluk Carpentaria hingga Australia bagian utara.
Baca juga: Peneliti BRIN Sebut Hujan Deras di Bandung sebagai Orkestra Hujan, Kok Bisa?
Cuaca ekstrem juga diakibatkan adanya sirkulasi siklonik di Samudra Hindia Barat Aceh yang membentuk daerah konvergensi dari Pesisir barat Aceh.
Daerah konvergensi lain terpantau memanjang dari pesisir barat Sumatera Utara hingga Jambi, dari Sumatera Barat hingga Sumatra Selatan, dan dari Bengkulu hingga Lampung.
Daerah konvergensi juga memanjang dari Bangka Belitung hingga Laut Jawa, dari Banten hingga Jawa Barat, dari Jawa Tengah hingga Jawa Timur, dari Bali hingga NTB, dari Kalimantan Tengah hingga Sulawesi Tenggara, di Papua Barat dan Papua.
Tak sampai di situ, juga ada daerah konfluensi terpantau berada di Laut Jawa, di Laut Banda, di Laut Aru, dan Samudera Hindia selatan Jawa-NTT.
“Kondisi tersebut mampu meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di sekitar pusat tekanan rendah/sirkulasi siklonik dan di sepanjang daerah low level jet/konvergensi konfluensi tersebut,” bunyi keterangan BMKG.
Baca juga: Ramai soal Tak Ada Badai yang Melintasi Garis Khatulistiwa, Ini Kata BMKG
Wilayah berpotensi hujan lebat, petir, dan angin kencang:
Wilayah berpotensi hujan, petir, dan angin kencang:
Baca juga: Dieng Disebut Membeku Saat Cuaca di Jawa Terasa Panas, BMKG Ungkap Penyebabnya
Wilayah berpotensi hujan lebat, petir, dan angin kencang:
Wilayah berpotensi hujan, petir, dan angin kencang:
Baca juga: Viral, Video Hujan Es di Kompleks Candi Arjuna, Ini Penjelasan BMKG
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini