Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Buku-buku Kuno Memiliki Racun dan Berbahaya jika Disentuh, Kok Bisa?

Kompas.com - 02/05/2024, 14:30 WIB
Aditya Priyatna Darmawan,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sejumlah buku kuno yang tersimpan cukup lama di perpustakaan bisa memiliki racun dan berbahaya disentuh manusia.

Dikutip dari ScienceAlert, sebuah penelitian yang dilakukan antara Winterthur Museum, Garden & Library, dan Universitas Delaware mengungkapkan bahwa buku kuno bukan beracun karena isinya.

Namun, mereka menemukan bahwa racun tersebut berasal dari pewarna sampul buku-buku kuno tersebut.

Kekhawatiran ini berakar pada praktik dalam penjilidan buku selama abad ke-19, ketika buku mulai diproduksi secara massal.

Saat itu, penjilidan buku beralih dari menggunakan sampul kulit yang mahal ke bahan kain yang lebih terjangkau.

Untuk menarik minat membaca buku tersebut, sampul kain ini sering kali diwarnai dengan warna-warna cerah agar menarik perhatian.

Baca juga: Pria Ini Bayar Rp 11 Juta untuk Buku yang Dicuri 15 Tahun Lalu dan Beri Pesan Menyentuh

Alasan pewarna sampul buku kuno beracun

Salah satu pigmen warna yang menjadi bahan warna sampul buku kuno adalah hijau scheele. Warna ini dinamai sesuai penemunya, seorang ahli kimia Jerman-Swedia, Carl Wilhelm Scheele.

Pada tahun 1775, Scheele menemukan bahwa pigmen hijau cerah dapat dihasilkan dari tembaga dan arsenik.

Warna tersebut lama-kelamaan memudar atau terdegradasi seiring waktu, yang kemudian melepaskan arsenik beracun dan karsinogenik (pemicu kanker).

Warna yang hampir serupa, yakni hijau paris dan zamrud, juga mempunyai kelemahan dan bahaya sama dengan hijau scheele.

Kemudian, pigmen merah terang vermilion yang juga digunakan pada sampul buku antik bisa menyebabkan keracunan merkuri. Sebab, pigmen ini terbentuk dari mineral cinnabar atau dikenal sebagai merkuri sulfida.

Warna selanjutnya yang sama beracunnya yakni kuning krom, yang terbuat dari timbal kromat. Timbal dan kromium yang menjadi bahan dasar pigmen ini diketahui memiliki dampak buruk bagi tubuh seseorang.

Baca juga: Buku sebagai Kekuatan Budaya

Ilustrasi buku tua.Unsplash/Zoya Loonohoh Ilustrasi buku tua.
Napoleon Bonaparte menjadi salah satu korbannya

Revolusioner Perancis, Napoleon Bonaparte menjadi salah satu korban dari pigmen-pigmen warna tersebut, dilansir dari The Conversation.

Diketahui, Napoleon sangat tertarik dengan warna-warna hijau yang baru, sehingga ia meminta kediamannya di St Helena, tempat dirinya diasingkan, dicat dengan warna favoritnya itu.

Pigmen warna hijau ini kemudian menyebabkan Napoleon Bonaparte meninggal dunia akibat kanker perut.

Teori bahwa arsenik di dinding berkontribusi terhadap kematiannya didukung oleh tingginya kadar arsenik yang terdeteksi pada sampel rambutnya.

Meskipun terdapat hubungan yang jelas antara pigmen hijau dan masalah kesehatan, wallpaper dengan pigmen warna beracun ini terus diproduksi hingga akhir abad ke-19.

Baca juga: 5 Buku Tertua di Dunia yang Pernah Ditemukan

 

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini



Terkini Lainnya
Lansia 72 Tahun Kritis Usai Diserang Beruang di AS, Kasus Pertama Sejak 1850
Lansia 72 Tahun Kritis Usai Diserang Beruang di AS, Kasus Pertama Sejak 1850
Tren
Arkeolog Temukan Setumpuk Koin Emas Dalam Pot, Diduga Milik Tentara Bayaran
Arkeolog Temukan Setumpuk Koin Emas Dalam Pot, Diduga Milik Tentara Bayaran
Tren
Studi Ungkap Duduk Lebih Dari 5 Menit di Toilet Tingkatkan Risiko Wasir
Studi Ungkap Duduk Lebih Dari 5 Menit di Toilet Tingkatkan Risiko Wasir
Tren
Daftar Harta Mukhtarudin, Menteri P2MI Baru Hasil Reshuffle Hari Ini
Daftar Harta Mukhtarudin, Menteri P2MI Baru Hasil Reshuffle Hari Ini
Tren
Kronologi Kreator Konten di Bogor Diteror Kepala Babi, Kerap Unggah Video Edukasi soal Aksi Demonstrasi
Kronologi Kreator Konten di Bogor Diteror Kepala Babi, Kerap Unggah Video Edukasi soal Aksi Demonstrasi
Tren
Daftar Kekayaan Purbaya Yudhi Sadewa, Menkeu Baru yang Gantikan Sri Mulyani
Daftar Kekayaan Purbaya Yudhi Sadewa, Menkeu Baru yang Gantikan Sri Mulyani
Tren
Head to Head Indonesia U23 Vs Korea Selatan U23 Jelang Kualifikasi Piala Asia U23 2026
Head to Head Indonesia U23 Vs Korea Selatan U23 Jelang Kualifikasi Piala Asia U23 2026
Tren
Tanda-tanda Seseorang Perlu Segera Pergi ke Psikolog
Tanda-tanda Seseorang Perlu Segera Pergi ke Psikolog
Tren
Ekonom Jelaskan Alasan IHSG Anjlok karena Reshuffle Kabinet, Terkait Sri Mulyani?
Ekonom Jelaskan Alasan IHSG Anjlok karena Reshuffle Kabinet, Terkait Sri Mulyani?
Tren
Kena Reshuffle Kabinet Hari Ini, Berikut Karier Budi Arie Setiadi
Kena Reshuffle Kabinet Hari Ini, Berikut Karier Budi Arie Setiadi
Tren
Alasan Menpora Pengganti Dito Ariotedjo Belum Dilantik pada Reshuffle Hari Ini
Alasan Menpora Pengganti Dito Ariotedjo Belum Dilantik pada Reshuffle Hari Ini
Tren
Profil Ferry Juliantono, Menteri Koperasi Baru Pengganti Budi Arie
Profil Ferry Juliantono, Menteri Koperasi Baru Pengganti Budi Arie
Tren
Siapa Mukhtarudin yang Dilantik Prabowo Jadi Menteri P2MI Kabinet Merah Putih?
Siapa Mukhtarudin yang Dilantik Prabowo Jadi Menteri P2MI Kabinet Merah Putih?
Tren
Daftar Nama Menteri yang Dilantik Prabowo Hari Ini
Daftar Nama Menteri yang Dilantik Prabowo Hari Ini
Tren
Ramai Diperbincangkan, Perusahaan di Jepang Punya Layanan Sewa 'Orang Seram'
Ramai Diperbincangkan, Perusahaan di Jepang Punya Layanan Sewa "Orang Seram"
Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau