Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dua Siklon Tropis Terdeteksi, Apa Dampaknya bagi Indonesia?

Kompas.com - 24/07/2024, 17:15 WIB
Alinda Hardiantoro,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mendeteksi dua siklon tropis yang berada di sekitar wilayah Indonesia sejak Senin (22/7/2024).

Dilansir dari akun instagram resmi @infobmkg, Selasa (23/7/2024), dua siklon tropis yang terdeteksi adalah siklon tropis Gaemi dan siklon tropis Prapiroon.

Ketua Tim Peringatan Dini Cuaca Khusus Miming Saepudin mengatakan, siklon tropis Gaemi masih terdeteksi di sekitar Indonesia pada Rabu (24/7/2024). Sementara siklon tropis Prapiroon sudah berada di luar Monitoring Tropical Cylone Warning Center (TCWC) Jakarta.

"Ex-Siklon Tropis Prapiroon saat ini berada di posisi 21.8 LU, 105.4 BT atau daratan Vietnam 3115 km dari Jakarta dengan kekuatan 20 knots (37 km/jam) dan sudah berubah menjadi Tropical Depresion (siklon tropis yang memiliki kecepatan angin permukaan maksimum sebesar 33 knot (61 km/jam)," kata Miming, saat dikonfirmasi Kompas.com, Rabu.

Sementara itu, siklon tropis Gaemi pada Rabu (24/7/2024) berada di posisi 24.2 LU, 122.7 BT memasuki Daratan Taiwan atau 3790 km dari Jakarta dengan kekuatan 120 knots (222 km/jam).

Lantas, apa dampak dua siklon tropis tersebut bagi Indonesia?

Baca juga: BMKG Deteksi Bibit Siklon 91W dan 92W di Sekitar Indonesia, Potensi Cuaca Ekstrem?

Dampak siklon tropis Gaemi dan siklon tropis Prapiroon

Siklon tropis Gaemi memberi dampak tidak langsung terhadap cuaca di Indonesia selama 24 jam ke depan.

Dilansir dari dokumen "Informasi Siklon Tropis Gaemi" yang dirilis BMKG dan diterima Kompas.com, Rabu (24/7/2024), berikut dampak siklon tropis Gaemi:

1. Hujan sedang hingga lebat

  • Provinsi Kalimantan Utara bagian utara.

2. Gelombang tinggi

Tinggi Gelombang 1,25 - 2,5 meter (Moderate Sea)

  • Laut Sulawesi bagian barat
  • Perairan Kepulauan Sitaro hingga Bitung,
  • Perairan Kepulauan Sangihe hingga Kep. Talaud
  • Laut Maluku bagian utara
  • Samudra Pasifik utara Halmahera.

Sementara itu, siklon tropis Prapiroon sudah berada di luar Monitoring TCWC Jakarta sehingga tidak memberikan dampak yang berarti bagi Indonesia.

Secara keseluruhan, Miming mengatakan bahwa terdeteksinya dua siklon tropis di sekitar wilayah Indonesia itu sudah tidak berdampak langsung mulai Rabu (24/7/2024).

"Kedua siklon tropis tersebut sudah tidak memberikan dampak tidak langsung terhadap cuaca dan gelombang tinggi di wilayah Indonesia," tandasnya.

Baca juga: Ada Bibit Siklon Tropis 98W, Sejumlah Wilayah Ini Berpotensi Dilanda Hujan Lebat pada 28-29 Juni

Potensi tropis Gaemi dan siklon tropis Prapiroon

BMKG memprediksi, siklon tropis Gaemi diperkirakan masih akan terjadi hingga Rabu (24/7/2024) pukul 19.00 WIB.

"Diperkirakan kecepatan angin maksimum siklon tropis Gaemi akan meningkat dalam 24 jam ke depan, masih dalam kategori 3," tulis BMKG.

Siklon tropis Gaemi selanjutnya akan bergerak ke arah Barat-Barat Laut menjauhi wilayah Indonesia.

"Ini merupakan informasi terakhir siklon tropis GAEMI karena telah keluar dari wilayah monitoring TCWC Jakarta," tandas Miming.

Kendati demikian, laporan Japan Meteorological Agency, siklon tropis Gaemi dalam 48 jam ke depan diprediksi masih dalam kategori typhoon dengan kekuatan 85 knot (157 km/jam).

Diperkirakan kekuatan tersebut akan semakin melemah saat memasuki wilayah Daratan China kemudian punah pada 28 Juli 2024.

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini



Terkini Lainnya
Lansia 72 Tahun Kritis Usai Diserang Beruang di AS, Kasus Pertama Sejak 1850
Lansia 72 Tahun Kritis Usai Diserang Beruang di AS, Kasus Pertama Sejak 1850
Tren
Arkeolog Temukan Setumpuk Koin Emas Dalam Pot, Diduga Milik Tentara Bayaran
Arkeolog Temukan Setumpuk Koin Emas Dalam Pot, Diduga Milik Tentara Bayaran
Tren
Studi Ungkap Duduk Lebih Dari 5 Menit di Toilet Tingkatkan Risiko Wasir
Studi Ungkap Duduk Lebih Dari 5 Menit di Toilet Tingkatkan Risiko Wasir
Tren
Daftar Harta Mukhtarudin, Menteri P2MI Baru Hasil Reshuffle Hari Ini
Daftar Harta Mukhtarudin, Menteri P2MI Baru Hasil Reshuffle Hari Ini
Tren
Kronologi Kreator Konten di Bogor Diteror Kepala Babi, Kerap Unggah Video Edukasi soal Aksi Demonstrasi
Kronologi Kreator Konten di Bogor Diteror Kepala Babi, Kerap Unggah Video Edukasi soal Aksi Demonstrasi
Tren
Daftar Kekayaan Purbaya Yudhi Sadewa, Menkeu Baru yang Gantikan Sri Mulyani
Daftar Kekayaan Purbaya Yudhi Sadewa, Menkeu Baru yang Gantikan Sri Mulyani
Tren
Head to Head Indonesia U23 Vs Korea Selatan U23 Jelang Kualifikasi Piala Asia U23 2026
Head to Head Indonesia U23 Vs Korea Selatan U23 Jelang Kualifikasi Piala Asia U23 2026
Tren
Tanda-tanda Seseorang Perlu Segera Pergi ke Psikolog
Tanda-tanda Seseorang Perlu Segera Pergi ke Psikolog
Tren
Ekonom Jelaskan Alasan IHSG Anjlok karena Reshuffle Kabinet, Terkait Sri Mulyani?
Ekonom Jelaskan Alasan IHSG Anjlok karena Reshuffle Kabinet, Terkait Sri Mulyani?
Tren
Kena Reshuffle Kabinet Hari Ini, Berikut Karier Budi Arie Setiadi
Kena Reshuffle Kabinet Hari Ini, Berikut Karier Budi Arie Setiadi
Tren
Alasan Menpora Pengganti Dito Ariotedjo Belum Dilantik pada Reshuffle Hari Ini
Alasan Menpora Pengganti Dito Ariotedjo Belum Dilantik pada Reshuffle Hari Ini
Tren
Profil Ferry Juliantono, Menteri Koperasi Baru Pengganti Budi Arie
Profil Ferry Juliantono, Menteri Koperasi Baru Pengganti Budi Arie
Tren
Siapa Mukhtarudin yang Dilantik Prabowo Jadi Menteri P2MI Kabinet Merah Putih?
Siapa Mukhtarudin yang Dilantik Prabowo Jadi Menteri P2MI Kabinet Merah Putih?
Tren
Daftar Nama Menteri yang Dilantik Prabowo Hari Ini
Daftar Nama Menteri yang Dilantik Prabowo Hari Ini
Tren
Ramai Diperbincangkan, Perusahaan di Jepang Punya Layanan Sewa 'Orang Seram'
Ramai Diperbincangkan, Perusahaan di Jepang Punya Layanan Sewa "Orang Seram"
Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau