KOMPAS.com - Luar angkasa dihiasi miliaran bintang, galaksi, Matahari yang dapat memantulkan cahaya, namun tetap saja terlihat gelap gulita. Kenapa demikian?
Pemerhati astronomi dan astrofisika lulusan University of California Santa Cruz (UCSC), Tenley Hutchinson-Smith menyampaikan, angggapan cahaya bintang dan Matahari bisa membuat luar angkasa terang itu keliru.
“Anda berpikir ada miliaran bintang di galaksi dan alam semesta kita. Ada juga planet yang memantulkan cahaya. Maka ketika kita melihat ke langit pada malam hari, langit harusnya terang. Tapi, kenyataannya sangat gelap” ujarnya dikutip dari Live Science (26/6/2021).
Hutchinson-Smith mengatakan, kontradiksi itu di dunia fisika dan astronomi dikenal sebagai paradoks Olbers. Hal itu dapat dijelaskan dengan teori ekspansi ruang-waktu.
Baca juga: Puluhan Satelit Starlink Terbakar dan Berjatuhan ke Bumi, Apa Penyebabnya?
Paradoks Olbers yang mengungkap misteri mengapa langit malam terasa gelap meski terdapat miliaran bintang di luar angkasa telah dikemukakan pada abad ke-20.
Gagasan tersebut mengungkapkan bahwa alam semesta tidak statis, dan terus mengembang lebih cepat daripada kecepatan cahaya.
Cahaya dari galaksi yang jauh tersebut dapat merenggang dan berubah menjadi gelombang inframerah, gelombang mikro, dan gelombang radio, yang tidak dapat dideteksi oleh mata manusia.
"Karena tidak terdeteksi, maka galaksi-galaksi tersebut tampak gelap (hitam) jika dilihat dengan mata telanjang," jelas Hutchinson-Smith.
Dengan kata lain, cahaya dari bintang atau galaksi yang sangat jauh dapat melemah, sehingga terangnya tidak cukup untuk menerangi langit malam.
Pemerhati astronomi dan astrofisika dari UCSC lainnya, Miranda Apfel juga setuju dengan Hutchinson-Smith.
Apfel mengatakan, bintang memancarkan cahaya dalam berbagai warna, bahkan warna yang tidak terlihat oleh mata manusia, seperti ultraviolet atau inframerah.
“Jika kita bisa melihat gelombang mikro, seluruh ruang angkasa akan bersinar,” imbuh dia.
Menurut Apfel, hal itu terjadi karena latar belakang gelombang mikro kosmik, energi cahaya dari Big Bang yang dihamburkan oleh proton dan elektron pada awal masa alam semesta masih memenuhi seluruh ruang angkasa.
Baca juga: Rotasi Bumi Melambat dan Hari-hari Semakin Panjang, Apa Penyebabnya?
Alasan lain mengapa luar angkasa gelap yakni karena ruang angkasa adalah ruang hampa udara yang nyaris sempurna.
Artinya, di luar angkasa hanya ada sedikit gas dan debu kosmik, dan tidak ada atmosfer seperti di Bumi.