Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenapa Luar Angkasa Tampak Gelap meski Ada Matahari dan Miliaran Bintang?

Kompas.com - 27/07/2024, 20:00 WIB
Alicia Diahwahyuningtyas,
Mahardini Nur Afifah

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Luar angkasa dihiasi miliaran bintang, galaksi, Matahari yang dapat memantulkan cahaya, namun tetap saja terlihat gelap gulita. Kenapa demikian?

Pemerhati astronomi dan astrofisika lulusan University of California Santa Cruz (UCSC), Tenley Hutchinson-Smith menyampaikan, angggapan cahaya bintang dan Matahari bisa membuat luar angkasa terang itu keliru.

“Anda berpikir ada miliaran bintang di galaksi dan alam semesta kita. Ada juga planet yang memantulkan cahaya. Maka ketika kita melihat ke langit pada malam hari, langit harusnya terang. Tapi, kenyataannya sangat gelap” ujarnya dikutip dari Live Science (26/6/2021).

Hutchinson-Smith mengatakan, kontradiksi itu di dunia fisika dan astronomi dikenal sebagai paradoks Olbers. Hal itu dapat dijelaskan dengan teori ekspansi ruang-waktu.

Baca juga: Puluhan Satelit Starlink Terbakar dan Berjatuhan ke Bumi, Apa Penyebabnya?

Kenapa luar angkasa gelap padahal ada Matahari dan bintang?

Paradoks Olbers yang mengungkap misteri mengapa langit malam terasa gelap meski terdapat miliaran bintang di luar angkasa telah dikemukakan pada abad ke-20.

Gagasan tersebut mengungkapkan bahwa alam semesta tidak statis, dan terus mengembang lebih cepat daripada kecepatan cahaya.

Cahaya dari galaksi yang jauh tersebut dapat merenggang dan berubah menjadi gelombang inframerah, gelombang mikro, dan gelombang radio, yang tidak dapat dideteksi oleh mata manusia.

"Karena tidak terdeteksi, maka galaksi-galaksi tersebut tampak gelap (hitam) jika dilihat dengan mata telanjang," jelas Hutchinson-Smith.

Dengan kata lain, cahaya dari bintang atau galaksi yang sangat jauh dapat melemah, sehingga terangnya tidak cukup untuk menerangi langit malam.

Pemerhati astronomi dan astrofisika dari UCSC lainnya, Miranda Apfel juga setuju dengan Hutchinson-Smith.

Apfel mengatakan, bintang memancarkan cahaya dalam berbagai warna, bahkan warna yang tidak terlihat oleh mata manusia, seperti ultraviolet atau inframerah.

“Jika kita bisa melihat gelombang mikro, seluruh ruang angkasa akan bersinar,” imbuh dia.

Menurut Apfel, hal itu terjadi karena latar belakang gelombang mikro kosmik, energi cahaya dari Big Bang yang dihamburkan oleh proton dan elektron pada awal masa alam semesta masih memenuhi seluruh ruang angkasa.

Baca juga: Rotasi Bumi Melambat dan Hari-hari Semakin Panjang, Apa Penyebabnya?

Ruang angkasa merupakan ruang hampa udara

Alasan lain mengapa luar angkasa gelap yakni karena ruang angkasa adalah ruang hampa udara yang nyaris sempurna.

Artinya, di luar angkasa hanya ada sedikit gas dan debu kosmik, dan tidak ada atmosfer seperti di Bumi. 

Halaman:


Terkini Lainnya
Kata Media Asing soal Purbaya Yudhi Sadewa Jadi Menkeu Baru, Singgung MBG dan Perlambatan Ekonomi
Kata Media Asing soal Purbaya Yudhi Sadewa Jadi Menkeu Baru, Singgung MBG dan Perlambatan Ekonomi
Tren
Kronologi Mahasiswa Indonesia di Belanda Meninggal Saat Dampingi Kunjungan Kerja Pejabat
Kronologi Mahasiswa Indonesia di Belanda Meninggal Saat Dampingi Kunjungan Kerja Pejabat
Tren
Purbaya Yudhi Sadewa Jadi Menkeu Baru: Kata Istana hingga Ucapan Kontroversial
Purbaya Yudhi Sadewa Jadi Menkeu Baru: Kata Istana hingga Ucapan Kontroversial
Tren
Jadwal Timnas U23 Indonesia Vs Korea Selatan di Kualifikasi Piala Asia U23 2026
Jadwal Timnas U23 Indonesia Vs Korea Selatan di Kualifikasi Piala Asia U23 2026
Tren
Daftar Sisa Hari Libur Nasional Tahun 2025, Catat Tanggalnya
Daftar Sisa Hari Libur Nasional Tahun 2025, Catat Tanggalnya
Tren
BMKG: Ini WIlayah yang Berpotensi Hujan Lebat pada 9-10 September 2025
BMKG: Ini WIlayah yang Berpotensi Hujan Lebat pada 9-10 September 2025
Tren
[POPULER TREN] Isu PHK Karyawan PT Gudang Garam | Tarif Listrik Pascabayar 8-14 September
[POPULER TREN] Isu PHK Karyawan PT Gudang Garam | Tarif Listrik Pascabayar 8-14 September
Tren
Ada Fenomena Epsilon Perseid pada 9 September 2025, Apa Itu?
Ada Fenomena Epsilon Perseid pada 9 September 2025, Apa Itu?
Tren
Reshuffle Kabinet Prabowo, Siapa Menteri yang Diganti dan Belum Ada Pengganti?
Reshuffle Kabinet Prabowo, Siapa Menteri yang Diganti dan Belum Ada Pengganti?
Tren
Lansia 72 Tahun Kritis Usai Diserang Beruang di AS, Kasus Pertama Sejak 1850
Lansia 72 Tahun Kritis Usai Diserang Beruang di AS, Kasus Pertama Sejak 1850
Tren
Arkeolog Temukan Setumpuk Koin Emas Dalam Pot, Diduga Milik Tentara Bayaran
Arkeolog Temukan Setumpuk Koin Emas Dalam Pot, Diduga Milik Tentara Bayaran
Tren
Studi Ungkap Duduk Lebih Dari 5 Menit di Toilet Tingkatkan Risiko Wasir
Studi Ungkap Duduk Lebih Dari 5 Menit di Toilet Tingkatkan Risiko Wasir
Tren
Daftar Harta Mukhtarudin, Menteri P2MI Baru Hasil Reshuffle Hari Ini
Daftar Harta Mukhtarudin, Menteri P2MI Baru Hasil Reshuffle Hari Ini
Tren
Kronologi Kreator Konten di Bogor Diteror Kepala Babi, Kerap Unggah Video Edukasi soal Aksi Demonstrasi
Kronologi Kreator Konten di Bogor Diteror Kepala Babi, Kerap Unggah Video Edukasi soal Aksi Demonstrasi
Tren
Daftar Kekayaan Purbaya Yudhi Sadewa, Menkeu Baru yang Gantikan Sri Mulyani
Daftar Kekayaan Purbaya Yudhi Sadewa, Menkeu Baru yang Gantikan Sri Mulyani
Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau