Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bikin Mata Pedih, Senyawa Kimia Apa yang Ada di Dalam Gas Air Mata?

Kompas.com - 23/08/2024, 13:30 WIB
Laksmi Pradipta Amaranggana,
Mahardini Nur Afifah

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Gas air mata adalah senyawa kimia yang biasanya digunakan untuk membubarkan kerumunan, seperti demontrasi atau aksi unjuk rasa. 

Dinukil dari laman Kementerian Kesehatan, senjata kimia ini bisa berupa peluru yang ditembakkan melalui pelontar, atau berbentuk granat. 

Meskipun tidak mematikan, tapi efek terkena senjata yang mengeluarkan asap tebal berwarna putih ini bisa membuat tidak nyaman. 

Beberapa rasa tidak nyaman yang bisa dirasakan saat terkena gas air mata di antaranya mata pedih, batuk-batuk, pandangan kabur, tenggorokan kering, hingga iritasi kulit dan paru-paru.

Lantas, senyawa kimia apa yang ada di dalam gas air mata? Simak penjelasan berikut ini.

Baca juga: Apa yang Harus Dilakukan Saat Terkena Tembakan Gas Air Mata?

Apa yang ada di dalam gas air mata?

Dikutip dari Britannica, senyawa kimia yang paling sering digunakan atau ada di dalam gas air mata adalah halogen organik sintesis.

Senyawa tersebut sebenarnya bukan berbentuk gas, melainkan cairan atau padatan yang dapat menguar di udara.

Dua jenis gas halogen sintetis yang paling umum digunakan adalah w-kloroasetofenon atau CN, dan o-klorobenzilidenemalononitril atau CS.

CN adalah komponen utama dari agen aerosol yang efek utamanya mengiritasi selaput lendir di mata, sehingga bisa menyebabkan mata pedih, pedas, dan berair. 

Sementara itu, CS merupakan iritan yang lebih kuat yang efeknya bisa menyebabkan sensasi panas mirip terbakar di saluran pernapasan.

Meskipun lebih kuat, tapi komponen senyawa kimia CS efeknya dapat hilang lebih cepat, setelah 5 hingga 10 menit korban menghirup udara segar. Sedangkan efek gas air mata CN lebih lama, bisa sampai 30 menit. 

Baca juga: Siswa Jadi Korban Gas Air Mata Saat Bentrokan di Rempang, Polisi: Terbawa Angin

Apakah gas air mata berbahaya?

Orang yang terpapar gas air mata akan mengalami beberapa gejala, seperti keluarnya air mata, sensasi pedih di mata, batuk, sensasi tersedak, hidung berair dan sebagainya.

Namun, paparan jangka panjang dan dosis besar terhadap komponen ini, terutama di ruangan tertutup akan menimbulkan dampak berbahaya, dilansir dari CDC.

Dampak jangka panjang dari gas air mata antara lain kebutaan, glukoma, kegagalan pernapasan, masalah pernapasan seperti asma, dan lainnya.

Meskipun demikian, dampak jangka panjang tidak akan terjadi apabila seseorang segera dijauhkan dari paparan gas air mata.

Halaman:


Terkini Lainnya
Kata Media Asing soal Purbaya Yudhi Sadewa Jadi Menkeu Baru, Singgung MBG dan Perlambatan Ekonomi
Kata Media Asing soal Purbaya Yudhi Sadewa Jadi Menkeu Baru, Singgung MBG dan Perlambatan Ekonomi
Tren
Kronologi Mahasiswa Indonesia di Belanda Meninggal Saat Dampingi Kunjungan Kerja Pejabat
Kronologi Mahasiswa Indonesia di Belanda Meninggal Saat Dampingi Kunjungan Kerja Pejabat
Tren
Purbaya Yudhi Sadewa Jadi Menkeu Baru: Kata Istana hingga Ucapan Kontroversial
Purbaya Yudhi Sadewa Jadi Menkeu Baru: Kata Istana hingga Ucapan Kontroversial
Tren
Jadwal Timnas U23 Indonesia Vs Korea Selatan di Kualifikasi Piala Asia U23 2026
Jadwal Timnas U23 Indonesia Vs Korea Selatan di Kualifikasi Piala Asia U23 2026
Tren
Daftar Sisa Hari Libur Nasional Tahun 2025, Catat Tanggalnya
Daftar Sisa Hari Libur Nasional Tahun 2025, Catat Tanggalnya
Tren
BMKG: Ini WIlayah yang Berpotensi Hujan Lebat pada 9-10 September 2025
BMKG: Ini WIlayah yang Berpotensi Hujan Lebat pada 9-10 September 2025
Tren
[POPULER TREN] Isu PHK Karyawan PT Gudang Garam | Tarif Listrik Pascabayar 8-14 September
[POPULER TREN] Isu PHK Karyawan PT Gudang Garam | Tarif Listrik Pascabayar 8-14 September
Tren
Ada Fenomena Epsilon Perseid pada 9 September 2025, Apa Itu?
Ada Fenomena Epsilon Perseid pada 9 September 2025, Apa Itu?
Tren
Reshuffle Kabinet Prabowo, Siapa Menteri yang Diganti dan Belum Ada Pengganti?
Reshuffle Kabinet Prabowo, Siapa Menteri yang Diganti dan Belum Ada Pengganti?
Tren
Lansia 72 Tahun Kritis Usai Diserang Beruang di AS, Kasus Pertama Sejak 1850
Lansia 72 Tahun Kritis Usai Diserang Beruang di AS, Kasus Pertama Sejak 1850
Tren
Arkeolog Temukan Setumpuk Koin Emas Dalam Pot, Diduga Milik Tentara Bayaran
Arkeolog Temukan Setumpuk Koin Emas Dalam Pot, Diduga Milik Tentara Bayaran
Tren
Studi Ungkap Duduk Lebih Dari 5 Menit di Toilet Tingkatkan Risiko Wasir
Studi Ungkap Duduk Lebih Dari 5 Menit di Toilet Tingkatkan Risiko Wasir
Tren
Daftar Harta Mukhtarudin, Menteri P2MI Baru Hasil Reshuffle Hari Ini
Daftar Harta Mukhtarudin, Menteri P2MI Baru Hasil Reshuffle Hari Ini
Tren
Kronologi Kreator Konten di Bogor Diteror Kepala Babi, Kerap Unggah Video Edukasi soal Aksi Demonstrasi
Kronologi Kreator Konten di Bogor Diteror Kepala Babi, Kerap Unggah Video Edukasi soal Aksi Demonstrasi
Tren
Daftar Kekayaan Purbaya Yudhi Sadewa, Menkeu Baru yang Gantikan Sri Mulyani
Daftar Kekayaan Purbaya Yudhi Sadewa, Menkeu Baru yang Gantikan Sri Mulyani
Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau