KOMPAS.com - Gas air mata adalah senyawa kimia yang biasanya digunakan untuk membubarkan kerumunan, seperti demontrasi atau aksi unjuk rasa.
Dinukil dari laman Kementerian Kesehatan, senjata kimia ini bisa berupa peluru yang ditembakkan melalui pelontar, atau berbentuk granat.
Meskipun tidak mematikan, tapi efek terkena senjata yang mengeluarkan asap tebal berwarna putih ini bisa membuat tidak nyaman.
Beberapa rasa tidak nyaman yang bisa dirasakan saat terkena gas air mata di antaranya mata pedih, batuk-batuk, pandangan kabur, tenggorokan kering, hingga iritasi kulit dan paru-paru.
Lantas, senyawa kimia apa yang ada di dalam gas air mata? Simak penjelasan berikut ini.
Baca juga: Apa yang Harus Dilakukan Saat Terkena Tembakan Gas Air Mata?
Dikutip dari Britannica, senyawa kimia yang paling sering digunakan atau ada di dalam gas air mata adalah halogen organik sintesis.
Senyawa tersebut sebenarnya bukan berbentuk gas, melainkan cairan atau padatan yang dapat menguar di udara.
Dua jenis gas halogen sintetis yang paling umum digunakan adalah w-kloroasetofenon atau CN, dan o-klorobenzilidenemalononitril atau CS.
CN adalah komponen utama dari agen aerosol yang efek utamanya mengiritasi selaput lendir di mata, sehingga bisa menyebabkan mata pedih, pedas, dan berair.
Sementara itu, CS merupakan iritan yang lebih kuat yang efeknya bisa menyebabkan sensasi panas mirip terbakar di saluran pernapasan.
Meskipun lebih kuat, tapi komponen senyawa kimia CS efeknya dapat hilang lebih cepat, setelah 5 hingga 10 menit korban menghirup udara segar. Sedangkan efek gas air mata CN lebih lama, bisa sampai 30 menit.
Baca juga: Siswa Jadi Korban Gas Air Mata Saat Bentrokan di Rempang, Polisi: Terbawa Angin
Orang yang terpapar gas air mata akan mengalami beberapa gejala, seperti keluarnya air mata, sensasi pedih di mata, batuk, sensasi tersedak, hidung berair dan sebagainya.
Namun, paparan jangka panjang dan dosis besar terhadap komponen ini, terutama di ruangan tertutup akan menimbulkan dampak berbahaya, dilansir dari CDC.
Dampak jangka panjang dari gas air mata antara lain kebutaan, glukoma, kegagalan pernapasan, masalah pernapasan seperti asma, dan lainnya.
Meskipun demikian, dampak jangka panjang tidak akan terjadi apabila seseorang segera dijauhkan dari paparan gas air mata.