Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cegah Mpox, Penumpang Pesawat dari Luar Negeri Kini Wajib Mengisi SatuSehat Health Pass

Kompas.com - 30/08/2024, 18:15 WIB
Aditya Priyatna Darmawan,
Ahmad Naufal Dzulfaroh

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) kini mewajibkan penumpang pesawat dari luar negeri untuk mengisi SatuSehat Health Pass.

Juru Bicara Kemenkes, M Syahril mengatakan, SatuSehat Health Pass berlaku bagi warga negara Indonesia (WNI) dan warga negara asing (WNA) yang datang dari luar negeri.

Kebijakan ini merupakan upaya pencegahan akan masuknya varian baru cacar monyet atau monkeypox (Mpox) ke Indonesia.

Mpox sebelumnya telah ditetapkan sebagai darurat kesehatan global oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

“Skrining ketat dilakukan menyusul ditemukannya varian Clade Ib di luar kawasan Afrika. Virus Mpox Clade Ib terindikasi memiliki derajat keparahan yang lebih tinggi, penularan lebih cepat, termasuk menular ke populasi anak-anak,” kata Syahril dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Jumat (30/8/2024).

Baca juga: Menderita Cacar Monyet, Berobat ke Dokter Spesialis Apa?

SatuSehat Health Pass diisi di bandara keberangkatan

Kemenkes telah berkoordinasi dengan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) terkait penerapan SatuSehat Health Pass bagi pelaku perjalanan luar negeri.

Menindaklanjuti hal itu, Direktorat Jenderal Perhubungan Udara (DJPU) Kemenhub telah menerbitkan Surat Edaran Nomor: SE 5 DJPU Tahun 2024 tentang Penggunaan SatuSehat Health Pass pada Pelaku Perjalanan Luar Negeri, tertanggal 27 Agustus 2024.

Dalam surat edaran itu, Kemenhub meminta Badan Usaha Angkutan Udara dan Perusahaan Angkutan Udara Asing yang melayani penerbangan ke luar negeri, agar melakukan empat upaya pencegahan penularan Mpox di Indonesia.

Salah satunya adalah sosialisasi dan konfirmasi kepada setiap pelaku perjalanan yang akan terbang ke Indonesia untuk mengisi SatuSehat Health Pass sebelum keberangkatan.

“Para penumpang harus mengisi SatuSehat Health Pass, sebelum atau saat check-in di bandara keberangkatan. Hal ini untuk mencegah penumpukan penumpang di pintu masuk negara,“ ujar Syahril.

Baca juga: Bisakah Perempuan Terinfeksi Cacar Monyet? Ini Penjelasannya

Cara mengisi SatuSehat Health Pass

Ilustrasi cara mengisi SatuSehat Health Pass untuk mencegah penularan monkeypox.KOMPAS.com/Zulfikar Hardiansyah Ilustrasi cara mengisi SatuSehat Health Pass untuk mencegah penularan monkeypox.
Menurutnya, pengisian formulir deklarasi elektronik bernama SatuSehat Health Pass ini bisa dilakukan secara online melalui laman https://sshp.kemkes.go.id.

Dengan begitu, para pelaku perjalanan tidak perlu mengunduh aplikasi baru untuk mengakses SatuSehat Health Pass.

Ia menyampaikan, penumpang pesawat hanya perlu mengisi formulir yang tersedia pada laman tersebut secara lengkap.

Setelah pengisian formulir, akan muncul barcode atau kode QR yang berisi riwayat kesehatan dan perjalanan penumpang.

Barcode tersebut akan dipindai oleh petugas di pintu kedatangan bandara.

Apabila dalam waktu 21 hari setelah bepergian ke luar negeri atau berasal dari negara/daerah endemik dan mengalami gejala Mpox, penumpang harus segera mencari perawatan di fasilitas pelayanan kesehatan terdekat, serta menunjukkan barcode SatuSehat Health Pass kepada petugas kesehatan.

“Pengisian form elektronik ini merupakan bagian dari early warning system kami dalam mendeteksi Mpox,” kata Syahril.

“Untuk itu, bila dalam 21 hari sejak kedatangan ke Indonesia mengalami sakit, atau merasakan panas dan gejala Mpox lainnya maka kami mengimbau untuk segera ke rumah sakit dan menunjukkan barcode-nya,” pungkasnya.

Baca juga: 4 Kelompok Risiko Tinggi Ini Dapat Vaksin Mpox, Tak Termasuk Anak-anak

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini



Terkini Lainnya
Lansia 72 Tahun Kritis Usai Diserang Beruang di AS, Kasus Pertama Sejak 1850
Lansia 72 Tahun Kritis Usai Diserang Beruang di AS, Kasus Pertama Sejak 1850
Tren
Arkeolog Temukan Setumpuk Koin Emas Dalam Pot, Diduga Milik Tentara Bayaran
Arkeolog Temukan Setumpuk Koin Emas Dalam Pot, Diduga Milik Tentara Bayaran
Tren
Studi Ungkap Duduk Lebih Dari 5 Menit di Toilet Tingkatkan Risiko Wasir
Studi Ungkap Duduk Lebih Dari 5 Menit di Toilet Tingkatkan Risiko Wasir
Tren
Daftar Harta Mukhtarudin, Menteri P2MI Baru Hasil Reshuffle Hari Ini
Daftar Harta Mukhtarudin, Menteri P2MI Baru Hasil Reshuffle Hari Ini
Tren
Kronologi Kreator Konten di Bogor Diteror Kepala Babi, Kerap Unggah Video Edukasi soal Aksi Demonstrasi
Kronologi Kreator Konten di Bogor Diteror Kepala Babi, Kerap Unggah Video Edukasi soal Aksi Demonstrasi
Tren
Daftar Kekayaan Purbaya Yudhi Sadewa, Menkeu Baru yang Gantikan Sri Mulyani
Daftar Kekayaan Purbaya Yudhi Sadewa, Menkeu Baru yang Gantikan Sri Mulyani
Tren
Head to Head Indonesia U23 Vs Korea Selatan U23 Jelang Kualifikasi Piala Asia U23 2026
Head to Head Indonesia U23 Vs Korea Selatan U23 Jelang Kualifikasi Piala Asia U23 2026
Tren
Tanda-tanda Seseorang Perlu Segera Pergi ke Psikolog
Tanda-tanda Seseorang Perlu Segera Pergi ke Psikolog
Tren
Ekonom Jelaskan Alasan IHSG Anjlok karena Reshuffle Kabinet, Terkait Sri Mulyani?
Ekonom Jelaskan Alasan IHSG Anjlok karena Reshuffle Kabinet, Terkait Sri Mulyani?
Tren
Kena Reshuffle Kabinet Hari Ini, Berikut Karier Budi Arie Setiadi
Kena Reshuffle Kabinet Hari Ini, Berikut Karier Budi Arie Setiadi
Tren
Alasan Menpora Pengganti Dito Ariotedjo Belum Dilantik pada Reshuffle Hari Ini
Alasan Menpora Pengganti Dito Ariotedjo Belum Dilantik pada Reshuffle Hari Ini
Tren
Profil Ferry Juliantono, Menteri Koperasi Baru Pengganti Budi Arie
Profil Ferry Juliantono, Menteri Koperasi Baru Pengganti Budi Arie
Tren
Siapa Mukhtarudin yang Dilantik Prabowo Jadi Menteri P2MI Kabinet Merah Putih?
Siapa Mukhtarudin yang Dilantik Prabowo Jadi Menteri P2MI Kabinet Merah Putih?
Tren
Daftar Nama Menteri yang Dilantik Prabowo Hari Ini
Daftar Nama Menteri yang Dilantik Prabowo Hari Ini
Tren
Ramai Diperbincangkan, Perusahaan di Jepang Punya Layanan Sewa 'Orang Seram'
Ramai Diperbincangkan, Perusahaan di Jepang Punya Layanan Sewa "Orang Seram"
Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau