KOMPAS.com - Sebagian orang punya kebiasaan mengelupas kulit bibir yang sulit dihentikan atau dikendalikan.
Meskipun menjadi kebiasaan bagi sebagian orang, salah satu warganet pengguna X (Twitter) ada yang menyebut kondisi yang rentan membuat bibir terluka ini sebagai tanda gangguan mental.
"Hati-hati ya. Ngelopekin bibir terus menerus bisa menunjukkan kalau kamu punya gangguan kecemasan, gangguan persepsi diri, gangguan kepribadian atau gangguan medis lainnya," tulis warganet melalui akun @val***, Rabu (11/9/2024).
Lantas, benarkah kebiasaan mengelupas bibir tanda seseorang mengalami gangguan kesehatan mental?
Baca juga: Mudah Marah Saat Bicara dengan Keluarga, Apa Penyebabnya? Ini Kata Psikolog
Psikolog sekaligus dosen Fakultas Unika Sogijapratna Semarang, Christin Wibhowo menjelaskan, kebiasaan mengelupas bibir tidak bisa dijadikan tanda pasti apakah seseorang memiliki masalah kesehatan mental atau tidak.
Lebih lanjut Christin menyampaikan, sebuah kebiasaan, termasuk mengelupas bibir, dapat dikatakan sebagai gangguan jika hal itu sampai memengaruhi produktivitas atau kualitas hidup seseorang.
Artinya, kebiasaan itu membuat seseorang sulit beraktivitas, bersosialisasi, bekerja, bergaul dengan orang lain atau orang sekitar.
"Apakah perilakunya dia itu mengganggu hubungan dengan orang lain? Intinya kalau kualitas hidup turun berarti dia mengalami gangguan," jelasnya, saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (14/9/2024).
Tanda lain suatu kebiasaan sudah berkembang menjadi gangguan kesehatan mental adalah muncul rasa tidak puas atau kurang jika tidak melakukan kebiasaan tersebut.
Terpisah, psikolog dan dosen psikologi Universitas Aisyiyah Yogyakarta Ratna Yunita Setiyani Subardjo menambahkan, sering mengelupas bibir ada kalanya termasuk ke dalam gangguan kesehatan mental bila dilakukan berulang kali.
Tidak hanya pada bibir, itu juga berlaku pada kebiasaan mengelupas kuku atau kegiatan lainnya yang berpotensi membahayakan diri sendiri juga bisa jadi tanda gangguan mental.
Tindakan tersebut, seringkali digunakan sebagai cara bagi seseorang untuk meredakan perasaan cemas yang mereka alami.
Tidak hanya pada bibir, itu juga berlaku pada kebiasaan mengelupas kuku atau kegiatan lainnya yang berpotensi membahayakan diri sendiri.
"Biasanya dilakukan berulang-ulang oleh seseorang karena ada manifestasi dari rasa cemas yang tidak bisa ditolerir dirinya sendiri," terang Ratna, saat dihubungi Kompas.com, Jumat (13/9/2024).
Selain itu, Ratna juga menyebutkan kebiasaan mengelupas kulit bibir juga dapat diartikan sebagai gangguan ketika sudah memengaruhi ranah kognitif atau tidak bisa terkontrol.