Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siapa Lazarus Group, Diduga Peretas Indodax yang Rugikan Rp 338 Miliar

Kompas.com - 17/09/2024, 07:30 WIB
Chella Defa Anjelina,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kelompok hacker asal Korea Utara, Lazarus Group diduga merupakan pelaku peretasan platform jual beli kripto Indonesia, Indodax.

Kecurigaan ini diungkapkan oleh Ketua artificial intelligence (AI) dari firma keamanan blockchain Web3 Cyvers, Yosi Hammer saat mendeteksi adanya transaksi tidak biasa pada pertukaran mata uang kripto di Indodax.

"Serangan tersebut menunjukkan karakteristik khas dari kelompok peretas canggih, seperti Lazarus Group yang dikenal karena transfer aset cepat mereka, pelangarran kontrol akses, dan beberapa swap," ujarnya, dikutip dari Bitcoin News, Rabu (11/9/2024).

Seperti yang diberitakan sebelumnya, dugaan peretasan Indodax terungkap pertama kali oleh Cyvers pada Rabu pekan lalu. Dilaporkan, ada sekitar 160 transaksi mencurigakan terjadi.

Cyvers mencatat kerugian diperkirakan sekitar 18,2 juta dollar Amerika Serikat (AS) atau setara Rp 280,55 miliar. Namun, data terbaru dari firma keamanan blockchain SlowMist serta LookonChain mengungkap total kerugian sekitar 22 juta dolar AS atau Rp 338 miliar.

Menanggapi serangan siber ini, CEO Indodax Oscar Darmawan juga telah membeberkan bahwa hacker penyerang berasal dari Korea Utara, meski dia tidak menyebut siapa kelompok peretas itu.

Lantas, siapakah Lazarus Group yang diduga meretas Indodax?

Baca juga: Kilas Balik Ransomware WannaCry, Pernah Serang 150 Negara Termasuk Indonesia 7 Tahun Lalu


Lazarus Group, hacker asal Korea Utara

Dilansir dari Cyber Magazine (19/8/2024), Lazarus Group adalah organisasi peretasan yang disponsori oleh negara Korea Utara dan telah aktif selama lebih dari dua dekade.

Dukungan negara terhadap kelompok peretas ini diketahui setelah Biro Investigasi Federal AS pada 2018 setelah melakukan penyelidikan.

Kelompok Lazarus melakukan operasi siber ofensif yang biasanya ditargetkan. Mereka beroperasi dengan berbagai nama samaran mulai dari "APPLE WORM", "GROUP 77", dan "GUARDIANS OF PEACE".

Lazarus menggunakan berbagai taktik canggih yang seringkali tidak terdeteksi oleh sistem dalam jangka waktu lama. Serangan mereka meliputi gangguan, pencurian keuangan, dan spionase.

Namun, di antara operasi tersebut, Lazarus Group paling dikenal dengan serangan yang menargetkan sektor keuangan. Diyakini, hal itu untuk memperkuat ekonomi Korea Utara yang sedang mengalami krisis.

Hingga kini, kelompok ini telah menargetkan bank, lembaga keuangan, kasino, bursa kripto, dan ATM di sedikitnya 38 negara di dunia.

Baca juga: Hacker Paling Dicari di Dunia Kevin Mitnick Meninggal, Ini Perjalanan Hidup dan Sepak Terjangnya

Serangan Lazarus Group

Serangan paling awal dari kelompok peretas ini terdeteksi pada 2009. Mereka melakukan operasi spionase siber yang dikenal dengan "Operasi Troy" dan menargetkan pemerintah Korea Selatan di Seoul.

Kelompok ini kemudian mulai dikenal saat meretas Sony Pictures tahun 2014. Operasi itu dilakukan sebagai respons atas film yang memparodikan pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un. Peristiwa itu dilaporkan menelan kerugian sebesar 15 juta dolar AS atau Rp 231 miliar.

Lazarus Group semakin beroperasi aktif, mereka melakukan serangan siber untuk merampok Bank Bangladesh pada 2016.

Kala itu kelompok Lazarus mengeluarkan 35 instruksi penipuan melalui jaringan SWIFT untuk mentransfer uang senilai hampir 1 miliar dolar AS (Rp 15 triliun) dari rekening Federal Reserve Bank of New York milik bank sentral Bangladesh.

Tidak berhenti sampai di situ, pada 2017 geng peretas ini kembali mengguncang dunia dengan serangan ransomware WannaCry.

Program jahat itu mereka sebar ke lebih dari 200.000 komputer di sedikitnya 150 negara, termasuk Indonesia.

Ransomware WannaCry menyebabkan gangguan layanan di Rumah Sakit (RS) Dharmais dan RS Harapan Kita. Membuat data pasien tidak bisa diakses dan melumpuhkan 60 komputer. Mereka juga sempat meminta tebusan uang Rp 4 juta.

Tidak hanya menggangu layanan kesehatan, malware itu juga layanan kereta api, bank, telepon seluler hingga pembelajaran terganggu di beberapa negara, seperti Inggris, Rusia, dan China.

Baca juga: Beredar Narasi Hacker Jual Jasa Login Akun myBCA Rp 7,5 Juta, BCA: Akses Harus Pakai BCA ID

Halaman:


Terkini Lainnya
Jadwal Timnas U23 Indonesia Vs Korea Selatan di Kualifikasi Piala Asia U23 2026
Jadwal Timnas U23 Indonesia Vs Korea Selatan di Kualifikasi Piala Asia U23 2026
Tren
Daftar Sisa Hari Libur Nasional Tahun 2025, Catat Tanggalnya
Daftar Sisa Hari Libur Nasional Tahun 2025, Catat Tanggalnya
Tren
BMKG: Ini WIlayah yang Berpotensi Hujan Lebat pada 9-10 September 2025
BMKG: Ini WIlayah yang Berpotensi Hujan Lebat pada 9-10 September 2025
Tren
[POPULER TREN] Isu PHK Karyawan PT Gudang Garam | Tarif Listrik Pascabayar 8-14 September
[POPULER TREN] Isu PHK Karyawan PT Gudang Garam | Tarif Listrik Pascabayar 8-14 September
Tren
Ada Fenomena Epsilon Perseid pada 9 September 2025, Apa Itu?
Ada Fenomena Epsilon Perseid pada 9 September 2025, Apa Itu?
Tren
Reshuffle Kabinet Prabowo, Siapa Menteri yang Diganti dan Belum Ada Pengganti?
Reshuffle Kabinet Prabowo, Siapa Menteri yang Diganti dan Belum Ada Pengganti?
Tren
Lansia 72 Tahun Kritis Usai Diserang Beruang di AS, Kasus Pertama Sejak 1850
Lansia 72 Tahun Kritis Usai Diserang Beruang di AS, Kasus Pertama Sejak 1850
Tren
Arkeolog Temukan Setumpuk Koin Emas Dalam Pot, Diduga Milik Tentara Bayaran
Arkeolog Temukan Setumpuk Koin Emas Dalam Pot, Diduga Milik Tentara Bayaran
Tren
Studi Ungkap Duduk Lebih Dari 5 Menit di Toilet Tingkatkan Risiko Wasir
Studi Ungkap Duduk Lebih Dari 5 Menit di Toilet Tingkatkan Risiko Wasir
Tren
Daftar Harta Mukhtarudin, Menteri P2MI Baru Hasil Reshuffle Hari Ini
Daftar Harta Mukhtarudin, Menteri P2MI Baru Hasil Reshuffle Hari Ini
Tren
Kronologi Kreator Konten di Bogor Diteror Kepala Babi, Kerap Unggah Video Edukasi soal Aksi Demonstrasi
Kronologi Kreator Konten di Bogor Diteror Kepala Babi, Kerap Unggah Video Edukasi soal Aksi Demonstrasi
Tren
Daftar Kekayaan Purbaya Yudhi Sadewa, Menkeu Baru yang Gantikan Sri Mulyani
Daftar Kekayaan Purbaya Yudhi Sadewa, Menkeu Baru yang Gantikan Sri Mulyani
Tren
Head to Head Indonesia U23 Vs Korea Selatan U23 Jelang Kualifikasi Piala Asia U23 2026
Head to Head Indonesia U23 Vs Korea Selatan U23 Jelang Kualifikasi Piala Asia U23 2026
Tren
Tanda-tanda Seseorang Perlu Segera Pergi ke Psikolog
Tanda-tanda Seseorang Perlu Segera Pergi ke Psikolog
Tren
Ekonom Jelaskan Alasan IHSG Anjlok karena Reshuffle Kabinet, Terkait Sri Mulyani?
Ekonom Jelaskan Alasan IHSG Anjlok karena Reshuffle Kabinet, Terkait Sri Mulyani?
Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau