Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

NASA Sebut Bendungan Tiga Ngarai China Mengubah Rotasi Bumi, Apa Dampaknya?

Kompas.com - 14/11/2024, 21:00 WIB
Alinda Hardiantoro,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - NASA menuduh Bendungan Tiga Ngarai di China sebagai biang kerok melambatnya rotasi Bumi.

Bendungan Tiga Ngarai adalah proyek infrastruktur sangat besar yang berukuran panjang 2.335 meter dan tinggi 181 meter di provinsi Hubei, China tengah, yang membentang di sepanjang sungai terpanjang di Eurasia, yaitu Sungai Yangtze.

Bendungan raksasa yang dibangun pada 2006 ini memanfaatkan aliran air dari tiga ngarai terdekat yang dikenal sebagai Qutangxia, Wuxia, dan Xilingxia untuk memutar turbin dan menghasilkan listrik.

Awalnya, Bendungan Tiga Ngarai dibangun untuk mengurangi dampak buruk banjir yang menjadi masalah rutin di lembah-lembah Sungai Yangtze, yang menyebabkan jutaan orang dan harta benda hilang.

Bendungan Tiga Ngarai mampu menampung sekitar 40 kilometer kubik atau 10 triliun galon air.

Ahli geofisika di Pusat Penerbangan Luar Angkasa Goddard NASA, Dr Benjamin Fong Chao menyebut, pergeseran massa besar di dalam air bisa mengubah rotasi Bumi.

"Panjang hari dapat bertambah 0,06 mikrodetik karena pergeseran massa dan posisi kutub Bumi dapat bergerak sekitar 2 sentimeter," kata dia, dikutip dari WION.

Lantas, bagaimana bisa Bendungan Tiga Ngarai mengubah rotasi Bumi?

Baca juga: Ethiopia Selangkah Lagi Miliki Proyek Bendungan PLTA Terbesar di Afrika

Dampak Bendungan Tiga Ngarai memperlambat rotasi Bumi

Klaim mengenai perubahan distribusi massa Bumi kali pertama ditemukan pada 2005 ketika NASA menemukan bagaimana rotasi Bumi dipengaruhi oleh gempa bumi dan tsunami di Samudra Hindia yang dahsyat pada 2004.

Dikutip dari IFL Science, hal ini menjelaskan bagaimana perubahan distribusi massa di Bumi memiliki pengaruh pada momen inersia planet, sebuah konsep dalam fisika yang menggambarkan betapa sulitnya memutar sebuah obyek di sekitar sumbu tertentu.

Semakin tinggi momen inersianya, semakin jauh suatu massa dari porosnya. Momen inersia yang tinggi pada gilirannya bisa memperlambat kecepatan rotasi Bumi.

Dalam tulisan yang diterbitkan pada 2005, Chao menjelaskan, massa air yang sangat besar di atas permukaan laut bisa meningkatkan momen inersia Bumi yang menyebabkan terjadinya perubahan rotasi Bumi.

Menurut perhitungannya, pergeseran massa ini akan menambah panjang hari sebanyak 0,06 mikrodetik dan menggeser posisi kutub Bumi sekitar 2 sentimeter.

Situasi ini membuat Bumi berputar lebih lambat sehingga satu hari menjadi lebih panjang karena setiap hari menjadi lebih lama 0,06 mikrodetik dari hari sebelumnya.

Di sisi lain, Bendungan Tiga Ngarai juga membuat Bumi berbentuk sedikit lebih bulat di bagian tengah dan datar di bagian atas.

Baca juga: Mengapa Presiden Iran Ikut Meresmikan Bendungan di Azerbaijan?

Halaman:


Terkini Lainnya
Purbaya Yudhi Sadewa Jadi Menkeu Baru: Kata Istana hingga Ucapan Kontroversial
Purbaya Yudhi Sadewa Jadi Menkeu Baru: Kata Istana hingga Ucapan Kontroversial
Tren
Jadwal Timnas U23 Indonesia Vs Korea Selatan di Kualifikasi Piala Asia U23 2026
Jadwal Timnas U23 Indonesia Vs Korea Selatan di Kualifikasi Piala Asia U23 2026
Tren
Daftar Sisa Hari Libur Nasional Tahun 2025, Catat Tanggalnya
Daftar Sisa Hari Libur Nasional Tahun 2025, Catat Tanggalnya
Tren
BMKG: Ini WIlayah yang Berpotensi Hujan Lebat pada 9-10 September 2025
BMKG: Ini WIlayah yang Berpotensi Hujan Lebat pada 9-10 September 2025
Tren
[POPULER TREN] Isu PHK Karyawan PT Gudang Garam | Tarif Listrik Pascabayar 8-14 September
[POPULER TREN] Isu PHK Karyawan PT Gudang Garam | Tarif Listrik Pascabayar 8-14 September
Tren
Ada Fenomena Epsilon Perseid pada 9 September 2025, Apa Itu?
Ada Fenomena Epsilon Perseid pada 9 September 2025, Apa Itu?
Tren
Reshuffle Kabinet Prabowo, Siapa Menteri yang Diganti dan Belum Ada Pengganti?
Reshuffle Kabinet Prabowo, Siapa Menteri yang Diganti dan Belum Ada Pengganti?
Tren
Lansia 72 Tahun Kritis Usai Diserang Beruang di AS, Kasus Pertama Sejak 1850
Lansia 72 Tahun Kritis Usai Diserang Beruang di AS, Kasus Pertama Sejak 1850
Tren
Arkeolog Temukan Setumpuk Koin Emas Dalam Pot, Diduga Milik Tentara Bayaran
Arkeolog Temukan Setumpuk Koin Emas Dalam Pot, Diduga Milik Tentara Bayaran
Tren
Studi Ungkap Duduk Lebih Dari 5 Menit di Toilet Tingkatkan Risiko Wasir
Studi Ungkap Duduk Lebih Dari 5 Menit di Toilet Tingkatkan Risiko Wasir
Tren
Daftar Harta Mukhtarudin, Menteri P2MI Baru Hasil Reshuffle Hari Ini
Daftar Harta Mukhtarudin, Menteri P2MI Baru Hasil Reshuffle Hari Ini
Tren
Kronologi Kreator Konten di Bogor Diteror Kepala Babi, Kerap Unggah Video Edukasi soal Aksi Demonstrasi
Kronologi Kreator Konten di Bogor Diteror Kepala Babi, Kerap Unggah Video Edukasi soal Aksi Demonstrasi
Tren
Daftar Kekayaan Purbaya Yudhi Sadewa, Menkeu Baru yang Gantikan Sri Mulyani
Daftar Kekayaan Purbaya Yudhi Sadewa, Menkeu Baru yang Gantikan Sri Mulyani
Tren
Head to Head Indonesia U23 Vs Korea Selatan U23 Jelang Kualifikasi Piala Asia U23 2026
Head to Head Indonesia U23 Vs Korea Selatan U23 Jelang Kualifikasi Piala Asia U23 2026
Tren
Tanda-tanda Seseorang Perlu Segera Pergi ke Psikolog
Tanda-tanda Seseorang Perlu Segera Pergi ke Psikolog
Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau