KOMPAS.com - Para peneliti telah mengidentifikasi sumber letusan gunung berapi besar yang menimbulkan misteri selama hampir 200 tahun.
Dilansir dari CNN, gunung misterius itu meletus hebat sehingga mendinginkan iklim bumi pada 1831.
Kejadian tersebut merupakan salah satu letusan terkuat di abad ke-19.
Letusan gunung misterius itu memuntahkan banyak sulfur dioksida ke stratosfer. Akibatnya, sinar matahari tidak bisa menembus lapisan, yang menyebabkan suhu rata-rata tahunan di Belahan Bumi Utara turun sekitar 1 derajat celsius.
Di beberapa tempat, suhu turun 2 derajat celsius. Peristiwa turunnya suhu ini disebut "zaman es" oleh para peneliti, yang berlangsung selama beberapa dekade.
Baca juga: Tengah Berbulan Madu, Turis AS Jadi Korban Gunung Meletus di Selandia Baru
Dikutip dari NewsWeek, pendinginan ini diperkirakan telah menyebabkan gagal panen yang luas dan menimbulkan bencana kelaparan yang terjadi di beberapa wilayah, seperti India dan Jepang.
Saat gunung misterius meletus, peristiwa itu menjadi salah satu periode terdingin di Bumi dalam 10.000 terakhir.
Meskipun tahun letusan bersejarah ini diketahui, namun lokasi gunung berapi tersebut belum diketahui.
Pada akhir 2024, sebuah studi yang dipublikasikan dalam jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences oleh William Hutchison, menyebutkan bahwa letusan dahsyat itu bersumber dari gunung Zavaritskii.
Gunung Zavaritskii terletak di Pulau Samushir di rangkaian Kepulauan Kuril, di antara Jepang dan Rusia.
Dilansir dari situs University of St. Andrews, seorang peneliti utama di School of Earth and Environmental Sciences di University of St. Andrews di Inggris, Dr. William Hutchison mengatakan, pihaknya menganalisis catatan inti es kutub, yang berasal dari tahun 1831.
Baca juga: Kisah Omayra Sanchez, Terjebak 60 Jam dalam Air akibat Gunung Meletus
Penelitian itu juga mengidentifikasi "kecocokan sidik jari yang sempurna" dari endapan abu vulkanik saat itu.
"Baru dalam beberapa tahun terakhir kami mengembangkan kemampuan untuk mengekstrak pecahan abu mikroskopis dari inti es kutub dan melakukan analisis kimia terperinci terhadapnya. Pecahan-pecahan ini sangat kecil, kira-kira sepersepuluh diameter rambut manusia," jelas ucap Hutchison.
Hutchison dan timnya berhasil menentukan tanggal dan mencocokkan endapan inti es dengan gunung berapi Zavaritskii.
"Kami dapat mengidentifikasi Zavaritskii sebagai sumbernya karena magma yang dihasilkannya memiliki kimia yang khas, berbeda dari gunung berapi di sekitarnya," lanjut dia.
Baca juga: Terlihat Cantik dari Bawah, Awan Melingkar di Atas Gunung Ternyata Bahaya untuk Pendaki