Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kapan Puncak Musim Kemarau 2025? Berikut Jawaban BMKG

Kompas.com - 14/03/2025, 14:00 WIB
Yefta Christopherus Asia Sanjaya

Penulis

KOMPAS.com - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah mengeluarkan prakiraan awal musim kemarau 2025.

Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati mengatakan, awal musim kemarau di Indonesia tidak terjadi secara bersamaan.

Ada wilayah yang sudah memasuki awal musim kemarau pada Maret, tapi ada daerah yang baru mengalaminya pada April dan Mei 2025.

Baca juga: Maret Masih Hujan, Apakah Awal Musim Kemarau 2025 Mundur? Berikut Jawaban BMKG

“Secara lebih rinci, musim kemarau 2025 ini diprediksi pertama kali terjadi pada saat ini Maret 2025 di enam zona musim (ZOM) atau 0,8 persen ZOM,” ujar Dwikorita dalam konferensi pers daring, Kamis (13/3/2025).

“Mencakup sebagian kecil Jawa Barat bagian utara, sebagian Pulau Madura Jawa Timur, sebagian kecil Kalimantan Utara, dan Nusa Penida Bali,” tambahnya.

Lalu, kapan puncak musim kemarau 2025? Simak jawaban BMKG berikut ini.

Baca juga: BMKG: Awal Musim Kemarau Dimulai Maret-Juni 2025, Wilayah Mana Saja yang Mengalaminya?

Kapan puncak musim kemarau 2025?

Dwikorita menjelaskan, datangnya musim kemarau di Indonesia dipengaruhi oleh peralihan angin Monsun Asia atau angin barat menjadi angin Monsun Australia atau angin timur.

Meski awal musim kemarau 2025 tidak terjadi secara bersamaan, Dwikorita menegaskan bahwa fenomena La Nina sudah berakhir dan kondisi cuaca menjadi lebih kondusif.

La Nina adalah fenomena suhu muka laut (SML) di Samudera Pasifik bagian tengah yang mengalami pendinginan di bawah kondisi normalnya.

Pendinginan SML mengurangi pertumbuhan awan di Samudera Pasifik tengah dan meningkatkan curah hujan di wilayah Indonesia secara umum.

Baca juga: Warganet Mengeluh Kedinginan di Pagi Hari pada Musim Kemarau, BMKG Jelaskan Penyebabnya

Dwikorita juga menerangkan, fenomena El Nino Southern Oscillation (ENSO) berada pada fase netral berdasarkan monitoring suhu muka laut pada awal Maret 2025.

El Nino yang dimaksud Dwikorita adalah  fenomena pemanasan SML di atas kondisi normalnya yang terjadi di Samudera Pasifik bagian tengah.

Pemanasan SML meningkatkan potensi pertumbuhan awan di Samudera Pasifik tengah dan mengurangi curah hujan serta dapat memicu kekeringan di Indonesia.

“Diketahui bahwa fenomena La Nina di Samudera Pasifik telah bertransisi menuju ENSO netral,” jelas Dwikorita.

 

Ia juga menambahkan, puncak musim kemarau di Indonesia secara umum berlangsung pada Mei, Juni, dan Juli 2025.

Baca juga: Ramai soal Dieng Membeku Saat Jateng Alami Musim Kemarau, Ini Penjelasan BMKG

Halaman:


Terkini Lainnya
Kronologi Mahasiswa Indonesia di Belanda Meninggal Saat Dampingi Kunjungan Kerja Pejabat
Kronologi Mahasiswa Indonesia di Belanda Meninggal Saat Dampingi Kunjungan Kerja Pejabat
Tren
Purbaya Yudhi Sadewa Jadi Menkeu Baru: Kata Istana hingga Ucapan Kontroversial
Purbaya Yudhi Sadewa Jadi Menkeu Baru: Kata Istana hingga Ucapan Kontroversial
Tren
Jadwal Timnas U23 Indonesia Vs Korea Selatan di Kualifikasi Piala Asia U23 2026
Jadwal Timnas U23 Indonesia Vs Korea Selatan di Kualifikasi Piala Asia U23 2026
Tren
Daftar Sisa Hari Libur Nasional Tahun 2025, Catat Tanggalnya
Daftar Sisa Hari Libur Nasional Tahun 2025, Catat Tanggalnya
Tren
BMKG: Ini WIlayah yang Berpotensi Hujan Lebat pada 9-10 September 2025
BMKG: Ini WIlayah yang Berpotensi Hujan Lebat pada 9-10 September 2025
Tren
[POPULER TREN] Isu PHK Karyawan PT Gudang Garam | Tarif Listrik Pascabayar 8-14 September
[POPULER TREN] Isu PHK Karyawan PT Gudang Garam | Tarif Listrik Pascabayar 8-14 September
Tren
Ada Fenomena Epsilon Perseid pada 9 September 2025, Apa Itu?
Ada Fenomena Epsilon Perseid pada 9 September 2025, Apa Itu?
Tren
Reshuffle Kabinet Prabowo, Siapa Menteri yang Diganti dan Belum Ada Pengganti?
Reshuffle Kabinet Prabowo, Siapa Menteri yang Diganti dan Belum Ada Pengganti?
Tren
Lansia 72 Tahun Kritis Usai Diserang Beruang di AS, Kasus Pertama Sejak 1850
Lansia 72 Tahun Kritis Usai Diserang Beruang di AS, Kasus Pertama Sejak 1850
Tren
Arkeolog Temukan Setumpuk Koin Emas Dalam Pot, Diduga Milik Tentara Bayaran
Arkeolog Temukan Setumpuk Koin Emas Dalam Pot, Diduga Milik Tentara Bayaran
Tren
Studi Ungkap Duduk Lebih Dari 5 Menit di Toilet Tingkatkan Risiko Wasir
Studi Ungkap Duduk Lebih Dari 5 Menit di Toilet Tingkatkan Risiko Wasir
Tren
Daftar Harta Mukhtarudin, Menteri P2MI Baru Hasil Reshuffle Hari Ini
Daftar Harta Mukhtarudin, Menteri P2MI Baru Hasil Reshuffle Hari Ini
Tren
Kronologi Kreator Konten di Bogor Diteror Kepala Babi, Kerap Unggah Video Edukasi soal Aksi Demonstrasi
Kronologi Kreator Konten di Bogor Diteror Kepala Babi, Kerap Unggah Video Edukasi soal Aksi Demonstrasi
Tren
Daftar Kekayaan Purbaya Yudhi Sadewa, Menkeu Baru yang Gantikan Sri Mulyani
Daftar Kekayaan Purbaya Yudhi Sadewa, Menkeu Baru yang Gantikan Sri Mulyani
Tren
Head to Head Indonesia U23 Vs Korea Selatan U23 Jelang Kualifikasi Piala Asia U23 2026
Head to Head Indonesia U23 Vs Korea Selatan U23 Jelang Kualifikasi Piala Asia U23 2026
Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau