KOMPAS.com - Selama menjalani ibadah puasa sebulan penuh, masyarakat dihadapkan dengan beragam takjil saat berbuka puasa.
Takjil yang tersedia dan dijual beragam, mulai dari kudapan, kolak, es buah, dan sebagainya.
Jenis makanan dan minuman takjil tersebut biasanya mengandung gula yang sangat tinggi.
Lantas, apa efek pada tubuh jika selama sebulan penuh selalu mengonsumsi takjil manis?
Baca juga: 7 Air Rebusan Daun untuk Menurunkan Gula Darah, Apa Saja?
Dosen Departemen Ilmu Penyakit Dalam (IPD) Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), dr Bramantya Wicaksana mengatakan, pada prinsipnya gula memang dibutuhkan oleh tubuh sebagai sumber energi.
Selagi tidak berlebihan, mengonsumsi takjil manis setiap berbuka puasa selama sebulan penuh pun tidak masalah.
"Pada prinsipnya adalah gula itu dibutuhkan dalam tubuh, terutama otak, mereka mendapatkan energi dari gula," ujarnya kepada Kompas.com pada Selasa (25/3/2025).
Menurutnya, mengonsumsi gula merupakan wajib dalam sehari-hari. Namun, ada batasan terkait anjuran seseorang dalam mengonsumsi gula
Adapun batas konsumsi gula yang disarankan menurut Kemenkes RI adalah sebanyak 50 gram (4 sendok makan) gula per hari.
Baca juga: 5 Sayuran yang Bisa Menurunkan Gula Darah Tinggi secara Alami, Apa Saja?
Jika setiap orang mengonsumsi lebih dari kebutuhan tersebut, maka akan memicu penyakit dabetes jika berlangsung secara terus-menerus.
Karena itulah, Bramantya mengingatkan masyarakat agar mampu mengendalikan konsumsi gula secukupnya saat menikmati takjil manis untuk berbuka puasa.
"Namun yang terjadi sekarang adalah orang-orang mengonsumsi gula secara berlebihan," ujar dia.
Dijelaskan lebih lanjut, tidak ada perbedaan yang nyata dalam mengonsumsi makanan atau minuman manis saat menjalani puasa dengan hari-hari biasa. Aktivitas metabolisme tubuh yang terjadi sama saja.
Sehingga, dampak yang ditimbulkan ketika mengonsumsi gula berlebihan sama dengan hari-hari biasa.
"Mau puasa ataupun tidak puasa pun, jika kadar gulanya melampaui kebutuhan sehari-hari, maka akan menyebabkan diabetes," tandasnya.
Baca juga: Apakah Gula Berbahaya atau Bermanfaat bagi Tubuh?