Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Ikuti Tradisi, Ini Alasan Paus Fransiskus Tidak Ingin Dikuburkan di Basilika Santo Petrus

Kompas.com - 22/04/2025, 14:45 WIB
Yefta Christopherus Asia Sanjaya

Penulis

KOMPAS.com - Pemimpin umat Katolik dunia sekaligus Kepala Negara Vatikan, Paus Fransiskus, menolak dimakamkan di Basilika Santo Petrus seperti para pendahulunya.

Sebagai gantinya, Paus dengan nama asli Jorge Mario Bergoglio tersebut ingin dimakamkan di Basilika Santa Maria Maggiore, Roma, Italia.

Keinginan itu terungkap setelah Vatikan mengumumkan Paus Fransiskus meninggal dunia pada usia 88 tahun, Senin (21/4/2025) pukul 09.45 waktu setempat.

Paus meninggal setelah mengalami stroke dan gagal jantung, berjarak dua bulan usai menjalani perawatan di rumah sakit karena menderita pneumonia ganda.

Baca juga: Mengenal Apa Itu Konklaf, Metode Gereja Katolik Memilih Paus Baru

“Saudara-saudari terkasih, dengan dukacita yang mendalam saya harus mengumumkan wafatnya Bapa Suci kita, Fransiskus. Pada pukul 07.35 pagi ini, Uskup Roma, Fransiskus, kembali ke Rumah Bapa,” ujar Kepala Rumah Tangga Negara Vatikan, Kardinal Kevin Farrel dikutip dari Vatican News, Senin (21/4/2025).

“Seluruh hidupnya dibaktikan untuk melayani Tuhan dan Gereja-Nya. Ia mengajarkan kita untuk menghayati nilai-nilai Injil dengan kesetiaan, keberanian, dan kasih universal, khususnya demi mereka yang paling miskin dan paling terpinggirkan,” tambahnya.

Lalu, apa alasan Paus ingin dimakamkan di Basilika Santa Maria Maggiore, bukan Basilika Santo Petrus?

Baca juga: Siapa Pengganti Paus Fransiskus? Ini Penjelasannya

Alasan Paus Fransiskus ingin dimakamkan di Basilika Santa Maria Maggiore

Sekretaris Jenderal Keuskupan Agung Jakarta Vincentius Adi Prasojo mengatakan, Paus Fransiskus sempat menitipkan pesan sebelum wafat agar jenazahnya dimakamkan di Basilika Santa Maria Maggiore.

Lokasi tersebut dipilih karena Paus ingin dekat dengan ikon Bunda Maria kesayangannya.

"Secara unik, khas, baru kali pertama terjadi oleh Paus di zaman modern biasanya Paus yang meninggal akan dimakamkan di bawah gua di bawah Basilika Santo Petrus sama seperti Santo Yohanes Paulus II, Paus Benediktus,” ujar Vincentius dikutip dari kanal YouTube Kompas TV, Senin (21/4/2025).

“Namun, beliau pernah mengutarakan secara publik bahwa beliau ingin dimakamkan di Basilika Santa Maria Maggiore,” tambahnya.

Baca juga: Paus Fransiskus Sempat Alami Pneumonia Bilateral Sebelum Wafat, Penyakit Apa?

Vincentius menjelaskan, setelah Paus Fransiskus meninggal dunia, Vatikan akan menetapkan masa berkabung selama sembilan hari.

Salah satu hari dalam masa tersebut akan digunakan sebagai tanggal pemakaman Paus.

“Paus akan dimakamkan tiga atau empat hari kemudian (setelah meninggal),” jelas Vincentius.

Setelah masa berkabung selesai, Vatikan akan menggelar konklaf atau pemilihan Paus yang dihadiri para kardinal pemilik suara.

Halaman:


Terkini Lainnya
Purbaya Yudhi Sadewa Jadi Menkeu Baru: Kata Istana hingga Ucapan Kontroversial
Purbaya Yudhi Sadewa Jadi Menkeu Baru: Kata Istana hingga Ucapan Kontroversial
Tren
Jadwal Timnas U23 Indonesia Vs Korea Selatan di Kualifikasi Piala Asia U23 2026
Jadwal Timnas U23 Indonesia Vs Korea Selatan di Kualifikasi Piala Asia U23 2026
Tren
Daftar Sisa Hari Libur Nasional Tahun 2025, Catat Tanggalnya
Daftar Sisa Hari Libur Nasional Tahun 2025, Catat Tanggalnya
Tren
BMKG: Ini WIlayah yang Berpotensi Hujan Lebat pada 9-10 September 2025
BMKG: Ini WIlayah yang Berpotensi Hujan Lebat pada 9-10 September 2025
Tren
[POPULER TREN] Isu PHK Karyawan PT Gudang Garam | Tarif Listrik Pascabayar 8-14 September
[POPULER TREN] Isu PHK Karyawan PT Gudang Garam | Tarif Listrik Pascabayar 8-14 September
Tren
Ada Fenomena Epsilon Perseid pada 9 September 2025, Apa Itu?
Ada Fenomena Epsilon Perseid pada 9 September 2025, Apa Itu?
Tren
Reshuffle Kabinet Prabowo, Siapa Menteri yang Diganti dan Belum Ada Pengganti?
Reshuffle Kabinet Prabowo, Siapa Menteri yang Diganti dan Belum Ada Pengganti?
Tren
Lansia 72 Tahun Kritis Usai Diserang Beruang di AS, Kasus Pertama Sejak 1850
Lansia 72 Tahun Kritis Usai Diserang Beruang di AS, Kasus Pertama Sejak 1850
Tren
Arkeolog Temukan Setumpuk Koin Emas Dalam Pot, Diduga Milik Tentara Bayaran
Arkeolog Temukan Setumpuk Koin Emas Dalam Pot, Diduga Milik Tentara Bayaran
Tren
Studi Ungkap Duduk Lebih Dari 5 Menit di Toilet Tingkatkan Risiko Wasir
Studi Ungkap Duduk Lebih Dari 5 Menit di Toilet Tingkatkan Risiko Wasir
Tren
Daftar Harta Mukhtarudin, Menteri P2MI Baru Hasil Reshuffle Hari Ini
Daftar Harta Mukhtarudin, Menteri P2MI Baru Hasil Reshuffle Hari Ini
Tren
Kronologi Kreator Konten di Bogor Diteror Kepala Babi, Kerap Unggah Video Edukasi soal Aksi Demonstrasi
Kronologi Kreator Konten di Bogor Diteror Kepala Babi, Kerap Unggah Video Edukasi soal Aksi Demonstrasi
Tren
Daftar Kekayaan Purbaya Yudhi Sadewa, Menkeu Baru yang Gantikan Sri Mulyani
Daftar Kekayaan Purbaya Yudhi Sadewa, Menkeu Baru yang Gantikan Sri Mulyani
Tren
Head to Head Indonesia U23 Vs Korea Selatan U23 Jelang Kualifikasi Piala Asia U23 2026
Head to Head Indonesia U23 Vs Korea Selatan U23 Jelang Kualifikasi Piala Asia U23 2026
Tren
Tanda-tanda Seseorang Perlu Segera Pergi ke Psikolog
Tanda-tanda Seseorang Perlu Segera Pergi ke Psikolog
Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau