Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penampilan Abby Wu, Influencer China yang Sudah 100 Kali Operasi Plastik

Kompas.com - 28/04/2025, 11:30 WIB
BBC News Indonesia,
Irawan Sapto Adhi

Tim Redaksi

BEIJING, KOMPAS.com - Abby Wu baru berusia 14 tahun saat pertama kali menjalani bedah kosmetik.

Setelah menerima terapi hormon untuk mengatasi sebuah penyakit, berat badan Abby naik dari 42 kg menjadi 62 kg dalam waktu dua bulan.

Perubahan ini membuat guru teaternya menaruh perhatian.

Baca juga: Rumah Sakit Ilegal di Filipina Beri Operasi Plastik Gratis untuk Para Penjahat dan Buronan

"Guru saya berkata, 'Kamu pernah jadi bintang kami, tapi sekarang kamu terlalu gemuk. Pilihannya menyerah atau cepat-cepat turunkan berat badan'," kenang Abby yang saat itu sedang bersiap untuk ujian teater.

Ibu Abby turun tangan. Dia membawa Abby menjalani operasi sedot lemak untuk menyingkirkan lemak dari perut dan kakinya.

Abby ingat kata-kata ibunya saat dia menunggu di klinik dalam balutan baju pasien dan gugup menghadapi operasi.

"Yang berani dan jalani saja. Kamu akan cantik begitu keluar," ucapnya mengenang perkataan sang ibu.

Operasi itu membuatnya trauma. Abby hanya diberikan bius sebagian dan tetap sadar selama operasi berlangsung.

"Aku bisa melihat bagaimana lemak itu diambil dari tubuhku dan berapa banyak darah yang mengalir," katanya.

Abby Wu jalani lebih dari 100 kali operasi plastik

Foto Abby saat berusia 14 tahun, sebelum menjalani operasi pertamanya.Dokumentasi keluarga via BBC News Indonesia Foto Abby saat berusia 14 tahun, sebelum menjalani operasi pertamanya.

Abby, yang kini berusia 35 tahun, sudah menjalani lebih dari 100 operasi yang jika diakumulasikan seharga Rp 8,4 miliar.

Dia memiliki klinik kecantikan di pusat Kota Beijing dan menjadi salah satu wajah paling dikenal dalam industri operasi plastik China yang sedang booming.

Tapi aneka bedah ini juga punya risiko pada fisiknya.

Duduk menghadap cermin di apartemen mewahnya di Beijing, dia perlahan mengoleskan produk penyamar pada memar bekas suntikan penirus wajah.

Prosedur ini harus dia jalani setiap bulan agar wajahnya tampak "kencang dan tidak tembam" setelah tiga kali melakoni bedah pemotongan tulang rahang.

Namun, dia berkeras dirinya tidak menyesal dengan operasi-operasi tersebut dan percaya ibunya telah membuat keputusan tepat bertahun-tahun yang lalu.

"Operasinya berhasil. Aku lebih percaya diri dan bahagia setiap hari. Ibu saya mengambil keputusan yang tepat."

Operasi plastik pernah dianggap tabu di China. Tapi popularitasnya meledak dalam 20 tahun terakhir berkat peningkatan pendapatan dan perubahan nilai sosial. Media sosial turut mempengaruhi tren tersebut.

Setiap tahun, 20 juta orang China membayar demi menjalani bedah kecantikan.

Mayoritas dari orang-orang yang menjalani prosedur ini adalah perempuan muda. Sebanyak 80 persen pasien operasi plastik adalah perempuan dan rata-rata berusia 25 tahun.

Penampilan adalah perkara penting dalam budaya China, terutama untuk perempuan. Namun, standar kecantikan di negara tersebut juga ikut berubah.

Bertahun-tahun, selera yang dianggap paling ideal adalah paduan antara Barat, fantasi anime, dan inspirasi dari K-Pop, yakni kelopak mata ganda, garis rahang yang tegas, hidung mancung, dan wajah simetris.

Belakangan ini muncul tren baru yang lebih janggal, yaitu operasi untuk mendapatkan wajah ideal yang tidak realistik, terlalu feminin, dan terlihat kekanak-kanakan.

Botox kini disuntikkan di belakang telinga, agar kelihatan condong ke depan untuk menciptakan ilusi wajah yang lebih kecil dan halus.

Baca juga: Berkaca dari Jaksa Pinangki, Mengapa Sejumlah Orang Suka Operasi Plastik?

Terinspirasi dari tokoh-tokoh anime, bedah kelopak mata bagian bawah dilakukan untuk memperlebar mata demi mendapatkan wajah polos kekanak-kanakan.

Bibir atas dipangkas agar jarak antara bibir dan hidung menjadi lebar sehingga terlihat awet muda.

Kebanyakan citra kecantikan ini dibuat untuk kepentingan layar semata. Berkat penggunaan filter dan lampu, hasilnya kelihatan sempurna.

Namun, dalam kehidupan nyata, efeknya kerapkali terlihat aneh, yakni wajah yang tidak terlihat seperti manusia tapi juga tidak seperti anak-anak.

Standar kecantikan yang toksik menular di media sosial di China. Tren ini mendistorsi apa yang dianggap sebagai tampilan yang normal.TikTok via BBC News Indonesia Standar kecantikan yang toksik menular di media sosial di China. Tren ini mendistorsi apa yang dianggap sebagai tampilan yang normal.

Aplikasi kecantikan seperti SoYoung (New Oxygen) dan GengMei (More Beautiful) telah menawarkan analisis berbasis algoritma yang mampu mendeteksi "ketidaksempurnaan wajah". Popularitas kedua aplikasi ini sedang melonjak di China.

Setelah memindai dan menganalisis wajah para penggunanya, aplikasi tersebut akan menyediakan rekomendasi pembedahan dari klinik-klinik terdekat dan mengambil komisi dari tiap operasi.

Berbagai tren kecantikan yang dibagi dan dipromosikan oleh para pesohor dan influencer di media sosial ini segera mengubah standar apa yang diinginkan dan apa yang dianggap normal.

Iklan aplikasi bedah kecantikan SoYoung menyebut, perempuan hanya akan sempurna ketika dia cantik.SoYoung via BBC News Indonesia Iklan aplikasi bedah kecantikan SoYoung menyebut, perempuan hanya akan sempurna ketika dia cantik.

Sebagai salah seorang influencer bedah kecantikan paling awal di China, Abby telah mendokumentasikan bedah plastik yang dijalaninya di berbagai platform media sosial.

Dia bergabung dengan SoYoung segera setelah aplikasi itu diluncurkan.

Ketika dia menggunakan fitur "magic mirror" yang disediakan SoYoung—meski telah menjalani operasi lebih dari 100 kali—aplikasi ini tetap menunjukkan "ketidaksempurnaan" dan menyarankan sederet operasi.

"Katanya aku punya kantung mata. Pembesaran dagu? Aku sudah melakukannya," ungkap Abby begitu keheranan.

Halaman:


Terkini Lainnya
Warga di Ponorogo Bayar PBB Pakai Hasil Panen Pisang Cavendish, Bisa Ditiru Daerah Lain?
Warga di Ponorogo Bayar PBB Pakai Hasil Panen Pisang Cavendish, Bisa Ditiru Daerah Lain?
Tren
Media Vietnam dan Korsel Soroti Hasil Imbang Indonesia Vs Lebanon, Apa Kata Mereka?
Media Vietnam dan Korsel Soroti Hasil Imbang Indonesia Vs Lebanon, Apa Kata Mereka?
Tren
Kenapa Pejabat RI Sulit Mundur Meski Didesak Publik? Ini Penjelasan Sosiolog
Kenapa Pejabat RI Sulit Mundur Meski Didesak Publik? Ini Penjelasan Sosiolog
Tren
Kata Media Asing soal Purbaya Yudhi Sadewa Jadi Menkeu Baru, Singgung MBG dan Perlambatan Ekonomi
Kata Media Asing soal Purbaya Yudhi Sadewa Jadi Menkeu Baru, Singgung MBG dan Perlambatan Ekonomi
Tren
Kronologi Mahasiswa Indonesia di Belanda Meninggal Saat Dampingi Kunjungan Kerja Pejabat
Kronologi Mahasiswa Indonesia di Belanda Meninggal Saat Dampingi Kunjungan Kerja Pejabat
Tren
Purbaya Yudhi Sadewa Jadi Menkeu Baru: Kata Istana hingga Ucapan Kontroversial
Purbaya Yudhi Sadewa Jadi Menkeu Baru: Kata Istana hingga Ucapan Kontroversial
Tren
Jadwal Timnas U23 Indonesia Vs Korea Selatan di Kualifikasi Piala Asia U23 2026
Jadwal Timnas U23 Indonesia Vs Korea Selatan di Kualifikasi Piala Asia U23 2026
Tren
Daftar Sisa Hari Libur Nasional Tahun 2025, Catat Tanggalnya
Daftar Sisa Hari Libur Nasional Tahun 2025, Catat Tanggalnya
Tren
BMKG: Ini WIlayah yang Berpotensi Hujan Lebat pada 9-10 September 2025
BMKG: Ini WIlayah yang Berpotensi Hujan Lebat pada 9-10 September 2025
Tren
[POPULER TREN] Isu PHK Karyawan PT Gudang Garam | Tarif Listrik Pascabayar 8-14 September
[POPULER TREN] Isu PHK Karyawan PT Gudang Garam | Tarif Listrik Pascabayar 8-14 September
Tren
Ada Fenomena Epsilon Perseid pada 9 September 2025, Apa Itu?
Ada Fenomena Epsilon Perseid pada 9 September 2025, Apa Itu?
Tren
Reshuffle Kabinet Prabowo, Siapa Menteri yang Diganti dan Belum Ada Pengganti?
Reshuffle Kabinet Prabowo, Siapa Menteri yang Diganti dan Belum Ada Pengganti?
Tren
Lansia 72 Tahun Kritis Usai Diserang Beruang di AS, Kasus Pertama Sejak 1850
Lansia 72 Tahun Kritis Usai Diserang Beruang di AS, Kasus Pertama Sejak 1850
Tren
Arkeolog Temukan Setumpuk Koin Emas Dalam Pot, Diduga Milik Tentara Bayaran
Arkeolog Temukan Setumpuk Koin Emas Dalam Pot, Diduga Milik Tentara Bayaran
Tren
Studi Ungkap Duduk Lebih Dari 5 Menit di Toilet Tingkatkan Risiko Wasir
Studi Ungkap Duduk Lebih Dari 5 Menit di Toilet Tingkatkan Risiko Wasir
Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau