KOMPAS.com - Seekor sapi berbulu hitam legam di Mojokerto dikabarkan memiliki kebiasaan unik dibanding sapi pada umumnya.
Sapi berusia 8 bulan yang diberi nama Apless dari Desa Watesnegoro, Kecamatan Ngoro, Kabupaten Mojokerto itu disebut suka minum kopi dan nongkrong serta akrab dengan manusia.
Video yang diunggah oleh akun Instagram @kabarterdepanmoj*** yang menunjukkan aktivitas peternak dan Apless dengan kebiasaan tak lazim itu pun viral di media sosial.
Warganet dibuat heran sekaligus penasaran dengan kebiasaan sapi tersebut.
"Kalah sama bapak-bapak yang suka ngopi, bagaimana ceritanya kok bisa suka ngopi?," tulis akun @novan*** penasaran.
"Sapi andalan ini," tulis akun @renta*** disertai emoji tertawa.
Lantas, bagaimana sapi bisa menyukai kopi? Adakah dampak negatifnya?
Baca juga: Kepala Kampus di India Lapisi Dinding Ruang Kuliah dengan Kotoran Sapi, Untuk Apa?
Guru Besar Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro (Undip), Prof Mukh Arifin menjelaskan, fenomena seekor sapi suka minum kopi bukan hal yang aneh.
Dia menegaskan, kebiasaan sapi suka minum kopi bukanlah disebabkan karena adanya sebuah kelainan atau kecenderungan khusus pada hewan ternak tersebut.
"Tidak semerta-merta terus suka ya, karena diberi lalu dia mau memakannya. Bukan karena sapi tersebut ada kelainan terus suka," jelasnya saat dimintai keterangan Kompas.com, Selasa (3/6/2025).
Pada dasarnya, lanjut Prof Arifin, hewan ternak memiliki kemampuan untuk merasakan rasa manis, pahit, asin, dan lainnya.
Sehingga pemberian makanan manis seperti pisang dan kopi tentu akan diterima karena memang rasanya disukai oleh hewan ternak tersebut.
"Misalnya dikasih kopi dan ada gulanya, rasanya kan manis, jadi suka," terangnya.
Baca juga: Ciri Sapi dan Kambing Terkena PMK, Kenali 9 Gejalanya Berikut Ini
Meski pemberian makanan manis kepada hewan ternak bukan hal yang dilarang, Prof Arifin mengingatkan bahwa konsumsinya tetap harus dikendalikan.
Terutama jika mengandung kafein, seperti pada kopi manis.
Saat ditanya apakah kafein berdampak pada sapi, Prof Arifin menjelaskan bahwa berdasarkan penelitian, kafein dalam kadar rendah sekitar 50 PPM masih bisa ditoleransi oleh pencernaan sapi.
"Artinya pencernaannya masih bagus dengan kadar segitu berdasarkan penelitian," terangnya.
Namun, jika jumlahnya melebihi batas tersebut, justru bisa menyebabkan gangguan pencernaan.
Oleh karena itu, Prof Arifin mengingatkan, selama pemberian makanan manis dilakukan secara bijak dan kandungan kafeinnya diperhatikan, praktik ini dinilai masih aman bagi ternak.
Baca juga: Tuai Pro dan Kontra, Pemimpin Universitas Terkemuka India Kampanyekan Konsumsi Urine Sapi
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini