KOMPAS.com - Selama bertahun-tahun, para ilmuwan meyakini bahwa dinosaurus hanya mendiami wilayah hangat dan terang di Bumi.
Namun, temuan ilmiah terbaru membantah anggapan tersebut.
Penelitian menunjukkan bahwa sekitar 73 juta tahun lalu, sejumlah spesies dinosaurus juga hidup di wilayah yang kini berada di dekat Antarktika.
Temuan ini mengejutkan para peneliti, karena area tersebut dikenal dengan suhu yang sangat rendah dan periode kegelapan hampir sepanjang tahun.
Lantas, spesies dinosaurus apa saja yang ditemukan ilmuwan di Kutub Utara dan Selatan?
Baca juga: Ilmuwan Ungkap Fosil Dinosaurus Dapat Jadi Kunci Pengobatan Kanker pada Manusia
Sebagaimana diberitakan The Guardian, Kamis (29/5/2025), wilayah Arktik (Kutub Utara) yang kini identik dengan beruang kutub dan anjing laut, ternyata 73 juta tahun lalu juga dihuni oleh dinosaurus dan burung purba.
Tim peneliti menemukan lebih dari 50 fosil burung di formasi Prince Creek, Alaska, yang diyakini sebagai bukti tertua burung yang bersarang di daerah kutub, sehingga memundurkan catatan sejarah lebih dari 25 juta tahun.
Penemuan tersebut melampaui rekor sebelumnya berupa koloni penguin dari 46,5 juta tahun lalu di Antarktika.
“Fosil-fosil ini menjembatani celah besar dalam pemahaman kita tentang evolusi burung,” kata Profesor Patrick Druckenmiller dari Universitas Alaska.
Saat ini, lebih dari 200 spesies burung bersarang di Kutub Utara, dan temuan ini menunjukkan bahwa peran ekologis mereka telah ada sejak masa prasejarah.
Baca juga: Ramai Penampakan Coelacanth di Gorontalo, Ikan Purba yang Hidup Sebelum Zaman Dinosaurus
Temuan fosil di daerah seperti Alaska menunjukkan bahwa dinosaurus tak hanya bertahan hidup di pinggiran wilayah kutub, tapi juga berkembang biak di sana.
Penemuan ini memberikan wawasan baru yang penting bagi dunia paleontologi, terutama dalam menjawab pertanyaan lama apakah dinosaurus berdarah panas atau dingin.
Studi terhadap spesies kutub ini juga membuka pemahaman baru tentang bagaimana dinosaurus beradaptasi secara fisiologis dan perilaku terhadap lingkungan ekstrem, jauh dari gambaran umum mereka sebagai penghuni daerah tropis.
Penemuan tulang dinosaurus oleh Robert Liscomb di Alaska pada 1961 sempat terlupakan hingga akhirnya ditinjau ulang pada 1984, setelah ditemukan jejak kulit dan kaki dinosaurus di lokasi yang sama.