Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Benarkah Kurang Paparan Sinar Matahari Bisa Sebabkan Patah Tulang? Ini Kata Dokter

Kompas.com - 23/06/2025, 09:00 WIB
Muhammad Iqbal Amar,
Ahmad Naufal Dzulfaroh

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Media sosial diramaikan dengan informasi bernarasi jarang terpapar sinar matahari bisa menyebabkan mudah mengalami patah tulang.

Dalam unggahan yang dibagikan oleh akun Instagram @kawa*** pada Minggu (15/6/2025),  disebutkan bahwa perempuan asal China mengalami patah tulang hanya karena berguling di tempat tidur.

Setelah dibawa ke rumah sakit, berdasarkan pemeriksaan dokter ia mengalami osteoporosis parah karena defisiensi vitamin D akibat kebiasaan menghindari sinar matahari sejak kecil.

Lantas, benarkah kebiasaan tersebut bisa mengakibatkan seseorang mengalami osteoporosis lalu patah tulang?

Baca juga: Hindari Sinar Matahari Bertahun-tahun, Wanita Ini Alami Patah Tulang di Tempat Tidur

Penjelasan dokter

Dokter spesialis ortopedi dan traumatologi konsultan tulang belakang dr. Rahyussalim menjelaskan, untuk menemukan sebab akibat antara sinar matahari terhadap tulang tidak sesederhana seperti dalam kasus tersebut.

Menurutnya, hal pertama yang perlu dipastikan adalah potensi adanya gangguan atau kelainan bawaan pada sistem pembentukan tulangnya. 

"Pertama harus diketahui secara pasti apakah orang ini memiliki kelainan pembentukan tulang, atau kelainan matrix tulang dan sebagainya," ujarnya kepada Kompas.com, Minggu (22/6/2025).

Pasalnya, kelainan ini bisa menyebabkan gangguan pertumbuhan atau kekuatan tulang, terlepas dari pengaruh eksternal, seperti paparan sinar matahari.

Dalam kasus tersebut, kurangnya paparan sinar matahari belum tentu menjadi satu-satunya faktor mengalami osteoporosis, sehingga mudah mengalami patah tulang hanya karena pergerakan sederhana.

Baca juga: Bumi Makin Panas, Ilmuwan Inggris Jajal Eksperimen Meredupkan Sinar Matahari

Tergantung kondisi individu

Rahyussalim menjelaskan, jika seseorang tidak memiliki kelainan dasar dalam pembentukan tulang, ketiadaan sinar matahari tidak secara otomatis akan menyebabkan kelainan pada tulangnya. 

"Apakah kurangnya paparan sinar matahari menimbulkan kelainan pembentukan tulang pada tulang orang normal? Jawabnya tidak. Jadi tergantung kondisi sebenarnya," terangnya.

Dengan kata lain, bagi orang dengan kondisi tulang yang normal, kekurangan sinar matahari bukan penyebab langsung munculnya kelainan struktur tulang. 

Artinya, dampak sinar matahari terhadap kesehatan tulang sangat tergantung pada kondisi individu tersebut.

Baca juga: Muncul Penampakan Refleksi Sinar Matahari Dekat Sumatera, Apa Dampaknya?

Dia menambahkan kebutuhan vitamin D memang harus dipenuhi oleh setiap individu agar terhindar dari risiko patah tulang.

Salah satu sumber vitamin D terbaik adalah sinar matahari yang cukup. Selain itu, kebutuhan vitamin D juga dapat dipenuhi dengan suplemen.

"Namun, mengonsumsi suplemen vitamin D tidak sepenuhnya menggantikan peran sinar matahari dalam pembentukan vitamin D di tubuh," jelasnya.

Meskipun suplemen bisa membantu, produksi vitamin D secara alami melalui kulit yang terpapar sinar UVB dari matahari dianggap lebih optimal.

Selain itu, metabolisme dan efektivitas penyerapan vitamin D dari suplemen bisa berbeda pada tseiap orang. 

"Jadi, keduanya tidak bisa dianggap sebagai pengganti mutlak satu sama lain, melainkan saling melengkapi tergantung kondisi masing-masing individu," tandasnya.

Baca juga: Manfaat Sinar Matahari bagi Kesehatan Mental

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini



Terkini Lainnya
Lansia 72 Tahun Kritis Usai Diserang Beruang di AS, Kasus Pertama Sejak 1850
Lansia 72 Tahun Kritis Usai Diserang Beruang di AS, Kasus Pertama Sejak 1850
Tren
Arkeolog Temukan Setumpuk Koin Emas Dalam Pot, Diduga Milik Tentara Bayaran
Arkeolog Temukan Setumpuk Koin Emas Dalam Pot, Diduga Milik Tentara Bayaran
Tren
Studi Ungkap Duduk Lebih Dari 5 Menit di Toilet Tingkatkan Risiko Wasir
Studi Ungkap Duduk Lebih Dari 5 Menit di Toilet Tingkatkan Risiko Wasir
Tren
Daftar Harta Mukhtarudin, Menteri P2MI Baru Hasil Reshuffle Hari Ini
Daftar Harta Mukhtarudin, Menteri P2MI Baru Hasil Reshuffle Hari Ini
Tren
Kronologi Kreator Konten di Bogor Diteror Kepala Babi, Kerap Unggah Video Edukasi soal Aksi Demonstrasi
Kronologi Kreator Konten di Bogor Diteror Kepala Babi, Kerap Unggah Video Edukasi soal Aksi Demonstrasi
Tren
Daftar Kekayaan Purbaya Yudhi Sadewa, Menkeu Baru yang Gantikan Sri Mulyani
Daftar Kekayaan Purbaya Yudhi Sadewa, Menkeu Baru yang Gantikan Sri Mulyani
Tren
Head to Head Indonesia U23 Vs Korea Selatan U23 Jelang Kualifikasi Piala Asia U23 2026
Head to Head Indonesia U23 Vs Korea Selatan U23 Jelang Kualifikasi Piala Asia U23 2026
Tren
Tanda-tanda Seseorang Perlu Segera Pergi ke Psikolog
Tanda-tanda Seseorang Perlu Segera Pergi ke Psikolog
Tren
Ekonom Jelaskan Alasan IHSG Anjlok karena Reshuffle Kabinet, Terkait Sri Mulyani?
Ekonom Jelaskan Alasan IHSG Anjlok karena Reshuffle Kabinet, Terkait Sri Mulyani?
Tren
Kena Reshuffle Kabinet Hari Ini, Berikut Karier Budi Arie Setiadi
Kena Reshuffle Kabinet Hari Ini, Berikut Karier Budi Arie Setiadi
Tren
Alasan Menpora Pengganti Dito Ariotedjo Belum Dilantik pada Reshuffle Hari Ini
Alasan Menpora Pengganti Dito Ariotedjo Belum Dilantik pada Reshuffle Hari Ini
Tren
Profil Ferry Juliantono, Menteri Koperasi Baru Pengganti Budi Arie
Profil Ferry Juliantono, Menteri Koperasi Baru Pengganti Budi Arie
Tren
Siapa Mukhtarudin yang Dilantik Prabowo Jadi Menteri P2MI Kabinet Merah Putih?
Siapa Mukhtarudin yang Dilantik Prabowo Jadi Menteri P2MI Kabinet Merah Putih?
Tren
Daftar Nama Menteri yang Dilantik Prabowo Hari Ini
Daftar Nama Menteri yang Dilantik Prabowo Hari Ini
Tren
Ramai Diperbincangkan, Perusahaan di Jepang Punya Layanan Sewa 'Orang Seram'
Ramai Diperbincangkan, Perusahaan di Jepang Punya Layanan Sewa "Orang Seram"
Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau