Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dokter Jelaskan Efek Konsumsi Obat Hipertensi pada Ginjal

Kompas.com - 29/06/2025, 10:30 WIB
Alicia Diahwahyuningtyas,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah kondisi medis ketika tekanan darah dalam arteri meningkat secara konsisten di atas batas normal.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendefinisikan hipertensi sebagai tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg dan/atau diastolik ≥ 90 mmHg.

Hipertensi seringkali tidak menimbulkan gejala pada tahap awal, sehingga sering disebut sebagai pembunuh diam-diam atau "silent killer".

Untuk mencegah kenaikan tekanan darah tinggi agar tidak semakin meningkat, seseorang dianjurkan untuk rutin mengonsumsi obat hipertensi sesuai anjuran dokter.

Penggunaan obat ini berfungsi mengontrol tekanan darah agar tetap dalam batas normal dan mencegah komplikasi serius seperti serangan jantung atau stroke.

Lantas, apa efek obat hipertensi pada ginjal?

Baca juga: Jarang Disadari, Berikut 5 Kebiasaan Sehari-hari yang Menyebabkan Batu Ginjal


Obat hipertensi mungkin dianjurkan dikonsumsi jangka panjang

Dokter spesialis penyakit dalam di RS Saiful Anwar Malang, Dr. dr. Syifa Mustika, SpPD-KGEH mengatakan, hipertensi merupakan kondisi kronis yang bersifat menetap.

Artinya, tekanan darah tinggi dapat berlangsung dalam jangka panjang dan tidak sembuh dengan sendirinya.

Jika tidak dikendalikan, hipertensi bisa meningkatkan risiko penyakit serius seperti serangan jantung, stroke, dan gagal ginjal.

Oleh karena itu, pengobatan tekanan darah tinggi biasanya dilakukan secara rutin dan jangka panjang, bahkan bisa seumur hidup, guna menjaga tekanan darah tetap stabil.

"Namun, jika seseorang berhasil menurunkan tekanan darahnya secara signifikan melalui perubahan gaya hidup, ada kemungkinan dosis obat bisa dikurangi bahkan dihentikan, dengan pengawasan dokter. Tapi ini hanya terjadi pada sebagian kecil pasien," kata Syifa kepada Kompas.com, Kamis (22/5/2025).

Baca juga: [POPULER TREN] Manfaat dan Efek Samping Makan Ubi Jalar | Tanda-tanda Infeksi Ginjal

Konsumsi obat hipertensi tidak merusak ginjal

Konsumsi obat hipertensi dalam jangka panjang, bahkan bisa seumur hidup, kerap menimbulkan kekhawatiran terkait kondisi ginjal.

Menjawab hal tersebut, Syifa mengatakan, konsumsi obat hipertensi secara rutin tidak merusak ginjal.

Sebaliknya, justru tekanan darah tinggi yang tidak terkontrollah yang dapat menyebabkan kerusakan ginjal secara perlahan.

Syifa menjelaskan, beberapa obat antihipertensi, seperti ACE inhibitor dan ARB, memang bisa menyebabkan peningkatan kadar kreatinin dalam darah secara sementara.

Namun, dalam jangka panjang, obat-obatan ini justru bermanfaat untuk melindungi fungsi ginjal, terutama pada pasien dengan diabetes atau penyakit ginjal kronis tahap awal.

"Jadi intinya obat hipertensi tidak merusak ginjal jika digunakan sesuai anjuran dokter, justru dapat mencegah kerusakan ginjal akibat tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol," jelasnya.

"Namun, tentunya pemantauan fungsi ginjal secara berkala tetap penting untuk semua pasien hipertensi," tambahnya.

Baca juga: Dokter Spesialis Ungkap Tanda Ginjal Mulai Bermasalah, Apa Saja Gejalanya?

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini



Terkini Lainnya
Jadwal Timnas U23 Indonesia Vs Korea Selatan di Kualifikasi Piala Asia U23 2026
Jadwal Timnas U23 Indonesia Vs Korea Selatan di Kualifikasi Piala Asia U23 2026
Tren
Daftar Sisa Hari Libur Nasional Tahun 2025, Catat Tanggalnya
Daftar Sisa Hari Libur Nasional Tahun 2025, Catat Tanggalnya
Tren
BMKG: Ini WIlayah yang Berpotensi Hujan Lebat pada 9-10 September 2025
BMKG: Ini WIlayah yang Berpotensi Hujan Lebat pada 9-10 September 2025
Tren
[POPULER TREN] Isu PHK Karyawan PT Gudang Garam | Tarif Listrik Pascabayar 8-14 September
[POPULER TREN] Isu PHK Karyawan PT Gudang Garam | Tarif Listrik Pascabayar 8-14 September
Tren
Ada Fenomena Epsilon Perseid pada 9 September 2025, Apa Itu?
Ada Fenomena Epsilon Perseid pada 9 September 2025, Apa Itu?
Tren
Reshuffle Kabinet Prabowo, Siapa Menteri yang Diganti dan Belum Ada Pengganti?
Reshuffle Kabinet Prabowo, Siapa Menteri yang Diganti dan Belum Ada Pengganti?
Tren
Lansia 72 Tahun Kritis Usai Diserang Beruang di AS, Kasus Pertama Sejak 1850
Lansia 72 Tahun Kritis Usai Diserang Beruang di AS, Kasus Pertama Sejak 1850
Tren
Arkeolog Temukan Setumpuk Koin Emas Dalam Pot, Diduga Milik Tentara Bayaran
Arkeolog Temukan Setumpuk Koin Emas Dalam Pot, Diduga Milik Tentara Bayaran
Tren
Studi Ungkap Duduk Lebih Dari 5 Menit di Toilet Tingkatkan Risiko Wasir
Studi Ungkap Duduk Lebih Dari 5 Menit di Toilet Tingkatkan Risiko Wasir
Tren
Daftar Harta Mukhtarudin, Menteri P2MI Baru Hasil Reshuffle Hari Ini
Daftar Harta Mukhtarudin, Menteri P2MI Baru Hasil Reshuffle Hari Ini
Tren
Kronologi Kreator Konten di Bogor Diteror Kepala Babi, Kerap Unggah Video Edukasi soal Aksi Demonstrasi
Kronologi Kreator Konten di Bogor Diteror Kepala Babi, Kerap Unggah Video Edukasi soal Aksi Demonstrasi
Tren
Daftar Kekayaan Purbaya Yudhi Sadewa, Menkeu Baru yang Gantikan Sri Mulyani
Daftar Kekayaan Purbaya Yudhi Sadewa, Menkeu Baru yang Gantikan Sri Mulyani
Tren
Head to Head Indonesia U23 Vs Korea Selatan U23 Jelang Kualifikasi Piala Asia U23 2026
Head to Head Indonesia U23 Vs Korea Selatan U23 Jelang Kualifikasi Piala Asia U23 2026
Tren
Tanda-tanda Seseorang Perlu Segera Pergi ke Psikolog
Tanda-tanda Seseorang Perlu Segera Pergi ke Psikolog
Tren
Ekonom Jelaskan Alasan IHSG Anjlok karena Reshuffle Kabinet, Terkait Sri Mulyani?
Ekonom Jelaskan Alasan IHSG Anjlok karena Reshuffle Kabinet, Terkait Sri Mulyani?
Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau