Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BMKG Deteksi Siklon Tropis WIPHA, Ini Dampaknya bagi Cuaca Indonesia

Kompas.com - 19/07/2025, 16:00 WIB
Fatimah Az Zahra,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mendeteksi adanya Bibit Siklon Tropis WIPHA di wilayah Indonesia.

Berdasarkan analisis BMKG, Jumat (18/7/2025), hingga Kamis (18/7/2025) pukul 19.00 WIB, siklon ini terpantau berada di perairan utara Filipina. Lokasi ini berjarak sekitar 1.820 kilometer di sebelah utara barat laut Tahuna.

Siklon WIPHA bergerak ke arah barat laut dengan kecepatan 26 kilometer per jam, menjauhi wilayah Indonesia. 

Kecepatan angin maksimum tercatat 75 kilometer per jam dengan tekanan udara 990 hPa. Saat ini, WIPHA masih tergolong dalam kategori 1 yang berarti belum terlalu kuat.

BMKG memprediksi dalam 24 jam ke depan, yakni pada Jumat (19/7/2025) pukul 19.00 WIB, WIPHA diperkirakan akan bergerak ke Laut Cina Selatan, yakni sekitar 2.140 kilometer dari Tahuna. 

Arah geraknya siklon tersebut diprediksi tetap ke barat hingga barat laut, dengan kecepatan lebih lambat, yakni 20 kilometer per jam.

BMKG juga memperkirakan bahwa kecepatan angin maksimum akan meningkat menjadi 85 kilometer per jam, dan tekanan udara akan turun. 

Mengenai hal tersebut, apa dampak bibit siklon tropis WIPHA bagi Indonesia?

Baca juga: Indonesia Diapit 2 Bibit Siklon saat Musim Kemarau, BMKG Beri Peringatan

Dampak Bibit Siklon Tropis WIPHA bagi Indonesia

Direktur Pusat Meteorologi Publik BMKG, Andri Ramdhani, mengatakan bahwa meskipun Siklon Tropis WIPHA bergerak menjauhi wilayah Indonesia, sistem ini tetap memberikan dampak tidak langsung terhadap cuaca di sejumlah daerah.

“Dalam periode 24 jam ke depan, terhitung sejak Kamis (18/7/2025) pukul 19.00 WIB hingga Jumat (19/7/2025) pukul 19.00 WIB, BMKG mencatat adanya potensi cuaca ekstrem di beberapa wilayah,” ujar Andri saat dihubungi Kompas.com pada Jumat (19/7/2025).

Andri menjelaskan, angin kencang diperkirakan terjadi di Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, dan Maluku Utara. Selain itu, gelombang laut setinggi 1,25 hingga 2,5 meter (kategori sedang) diperkirakan terjadi di beberapa wilayah perairan, yakni:

  • Laut Sulawesi
  • Perairan Kepulauan Sangihe–Talaud
  • Laut Maluku
  • Samudra Pasifik utara Maluku
  • Samudra Pasifik utara Papua Barat
  • Selat Makassar bagian utara dan tengah.

Andri mengimbau bagi masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem, terutama bagi warga yang tinggal di daerah pesisir maupun yang beraktivitas di laut.

Sementara itu, berdasarkan arah dan kecepatan pergerakannya, Siklon Tropis WIPHA diprediksi akan terus bergerak menjauh dari wilayah Indonesia dan keluar dari Area of Monitoring (AoM) TCWC Jakarta pada siang hari. 

"Dengan begitu, pemantauan terhadap sistem ini akan dihentikan dan siklon tidak lagi memengaruhi pola cuaca di Tanah Air," kata Andri.

Baca juga: BMKG Deteksi Bibit Siklon Tropis 98W, 3 Wilayah Ini Berpotensi Terdampak

Perbandingan Bibit Siklon Tropis 94W dan 96W dengan WIPHA

Andri menjelaskan perbandingan antara Bibit Siklon Tropis 94W dan 96W yang terjadi sebelumnya dengan WIPHA.

Halaman:


Terkini Lainnya
BMKG: Ini WIlayah yang Berpotensi Hujan Lebat pada 9-10 September 2025
BMKG: Ini WIlayah yang Berpotensi Hujan Lebat pada 9-10 September 2025
Tren
[POPULER TREN] Isu PHK Karyawan PT Gudang Garam | Tarif Listrik Pascabayar 8-14 September
[POPULER TREN] Isu PHK Karyawan PT Gudang Garam | Tarif Listrik Pascabayar 8-14 September
Tren
Ada Fenomena Epsilon Perseid pada 9 September 2025, Apa Itu?
Ada Fenomena Epsilon Perseid pada 9 September 2025, Apa Itu?
Tren
Reshuffle Kabinet Prabowo, Siapa Menteri yang Diganti dan Belum Ada Pengganti?
Reshuffle Kabinet Prabowo, Siapa Menteri yang Diganti dan Belum Ada Pengganti?
Tren
Lansia 72 Tahun Kritis Usai Diserang Beruang di AS, Kasus Pertama Sejak 1850
Lansia 72 Tahun Kritis Usai Diserang Beruang di AS, Kasus Pertama Sejak 1850
Tren
Arkeolog Temukan Setumpuk Koin Emas Dalam Pot, Diduga Milik Tentara Bayaran
Arkeolog Temukan Setumpuk Koin Emas Dalam Pot, Diduga Milik Tentara Bayaran
Tren
Studi Ungkap Duduk Lebih Dari 5 Menit di Toilet Tingkatkan Risiko Wasir
Studi Ungkap Duduk Lebih Dari 5 Menit di Toilet Tingkatkan Risiko Wasir
Tren
Daftar Harta Mukhtarudin, Menteri P2MI Baru Hasil Reshuffle Hari Ini
Daftar Harta Mukhtarudin, Menteri P2MI Baru Hasil Reshuffle Hari Ini
Tren
Kronologi Kreator Konten di Bogor Diteror Kepala Babi, Kerap Unggah Video Edukasi soal Aksi Demonstrasi
Kronologi Kreator Konten di Bogor Diteror Kepala Babi, Kerap Unggah Video Edukasi soal Aksi Demonstrasi
Tren
Daftar Kekayaan Purbaya Yudhi Sadewa, Menkeu Baru yang Gantikan Sri Mulyani
Daftar Kekayaan Purbaya Yudhi Sadewa, Menkeu Baru yang Gantikan Sri Mulyani
Tren
Head to Head Indonesia U23 Vs Korea Selatan U23 Jelang Kualifikasi Piala Asia U23 2026
Head to Head Indonesia U23 Vs Korea Selatan U23 Jelang Kualifikasi Piala Asia U23 2026
Tren
Tanda-tanda Seseorang Perlu Segera Pergi ke Psikolog
Tanda-tanda Seseorang Perlu Segera Pergi ke Psikolog
Tren
Ekonom Jelaskan Alasan IHSG Anjlok karena Reshuffle Kabinet, Terkait Sri Mulyani?
Ekonom Jelaskan Alasan IHSG Anjlok karena Reshuffle Kabinet, Terkait Sri Mulyani?
Tren
Kena Reshuffle Kabinet Hari Ini, Berikut Karier Budi Arie Setiadi
Kena Reshuffle Kabinet Hari Ini, Berikut Karier Budi Arie Setiadi
Tren
Alasan Menpora Pengganti Dito Ariotedjo Belum Dilantik pada Reshuffle Hari Ini
Alasan Menpora Pengganti Dito Ariotedjo Belum Dilantik pada Reshuffle Hari Ini
Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau