KOMPAS.com - Kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) di Kabupaten Jember, Jawa Timur, telah memengaruhi kehidupan sehari-hari warga.
Akibat kelangkaan BBM, antrean panjang di SPBU yang meluas hingga ke Kabupaten Lumajang dan sejumlah sektor usaha mengalami gangguan signifikan.
Baca juga: Resmi, Harga BBM Pertamina Non-subsidi Naik Mulai 1 Juli 2025, Apa Penyebabnya?
Di tengah situasi ini, pemerintah setempat telah buka suara menawarkan solusi untuk menanggulangi dampak kelangkaan BBM.
Lantas, apa saja dampak kelangkaan BBM pada kehidupan warga Jember? Bagaimana solusi pemerintah setempat dan apa respons masyarakat?
Kelangkaan BBM membuat antrean mengular panjang di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) baik di Jember maupun Lumajang.
Sofi, seorang pengendara sepeda motor asal Jember, menceritakan pengalamannya saat terpaksa mengantre panjang di SPBU Lumajang.
"Antre dari jam 10 pagi tadi, di Jember gak ada (BBM), cari eceran atau pom mini juga kosong," katanya, dikutip dari Kompas.com, Senin (28/7/2025).
Sementara itu, pengendara motor lain asal Lumajang, Fatoni, mengeluhkan keterlambatannya yang disebabkan oleh antrean.
"Antrenya panjang, ya terganggu, biasanya bisa langsung kerja sekarang harus antre bensin dulu," ungkapnya.
Di balik gangguan tersebut, sektor transportasi juga menjadi sorotan.
Kendaraan yang seharusnya digunakan untuk mengangkut barang-barang penting malah terhambat oleh kelangkaan BBM.
Hal ini berpotensi mengguncang perekonomian lokal, terutama bagi usaha kecil dan distribusi barang yang bergantung pada kelancaran transportasi.
Baca juga: Harga BBM Pertamina Juni 2025, Pertamax Turun
Langkanya BBM juga menyebabkan mobilitas masyarakat terhambat.
Menyikapi hal ini, Pemerintah Kabupaten Jember mengeluarkan kebijakan darurat sebagai imbas kelangkaan BBM.
Bupati Jember, Muhammad Fawait, membebaskan pelajar untuk mengikuti pembelajaran daring sementara waktu.