Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Dandi Supriadi, MA (SUT), PhD,
Dosen Jurnalistik

Kepala Kantor Komunikasi Publik Universtas Padjadjaran. Dosen Program Studi Jurnalistik, Fakultas Ilmu Komunikasi Unpad. Selain minatnya di bidang Jurnalisme Digital, lulusan pendidikan S3 bidang jurnalistik di University of Gloucestershire, Inggris ini juga merupakan staf peneliti Pusat Studi Komunikasi Lingkungan Unpad.

AI sebagai Pencerita Karya Jurnalistik

Kompas.com - 15/08/2025, 12:35 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

SAAT ini semakin marak kita temui kabar-kabar dalam bentuk video yang sensasional, bahkan tragis. Ada video tentang jembatan runtuh saat mobil-mobil banyak melintas, lalu bangunan yang runtuh sementara di bawahnya banyak orang sedang berdiri.

Atau luapan tsunami yang dengan seketika menimpa orang-orang yang sedang berjemur di pantai.

Video-video tersebut tersebar dengan cepat di media sosial seperti Facebook, Instagram, atau TikTok.

Kalimat-kalimat pengantar yang ada pada bagian caption menjelaskan kronologi dan lokasinya dengan gaya seperti berita langsung di media massa.

Banyak yang kemudian berkomentar dalam postingan tersebut, menyatakan kekagetan dan kengerian mereka karena ada musibah fatal yang terekam kamera.

Ternyata, ditemukan bahwa video berita tersebut merupakan hasil buatan artificial intelligence (AI). Itu adalah karya fiksi, yang direkayasa secara sangat halus dari pemandangan asli dengan pertolongan teknologi AI.

Hasilnya, sangat mendekati kejadian asli. Banyak yang percaya itu adalah kenyataan, sebelum kemudian ada netizen sadar bahwa yang ia lihat adalah rekayasa AI.

Hal itu memberikan kebimbangan pada sebagian besar netizen, terutama yang serius mencari informasi melalui media sosial. Setiap ada video menarik dan bernilai berita tinggi, selalu timbul pertanyaan, "Ini AI bukan, sih?"

Baca juga: Dilema Jurnalisme Kini: Uang, Etika, dan Hilangnya Independensi Media

Dengan adanya teknologi yang sangat canggih sehingga dapat menciptakan kreasi buatan dengan tingkat kemiripan tinggi dengan aslinya, pertanyaan-pertanyaan besar timbul.

Apakah sudah sedemikian sulit orang memercayai berita di media sosial? Bagaimana mendapatkan informasi yang menarik, bernilai berita tinggi, tapi nyaman untuk diakses di media sosial?

AI sebagai News Storyteller

Dari sedemikian banyak alternatif jawaban, salah satunya adalah dengan mengembangkan AI sebagai news storyteller.

AI sebagai pencerita (storyteller) mungkin bukan hal yang aneh lagi saat ini. Mungkin dapat disamaartikan dengan mesin pencerita buku audible, di mana penggunanya dapat mendengarkan isi buku tersebut melalui program AI bersuara natural.

Namun yang dimaksud dengan news storyteller di sini adalah teknologi AI yang mampu menceritakan fakta-fakta dari peristiwa ketika ada penggunanya yang membutuhkan.

Teknologi ini memiliki kemampuan untuk menceritakan kembali kejadian lama atau yang baru saja terjadi, sehingga penggunanya mendapatkan informasi dan kemudian membayangkan kejadian sebenarnya seperti apa melalui cerita yang disampaikan.

Peneliti jurnalisme digital dari Universitas Multimedia Nusantara (UMN), Adi Wibowo Octavianto, bersama Intan Primadini rekannya dari kampus yang sama melakukan riset serupa, telah merancang aplikasi news storyteller ini.

Halaman:


Terkini Lainnya
Lansia 72 Tahun Kritis Usai Diserang Beruang di AS, Kasus Pertama Sejak 1850
Lansia 72 Tahun Kritis Usai Diserang Beruang di AS, Kasus Pertama Sejak 1850
Tren
Arkeolog Temukan Setumpuk Koin Emas Dalam Pot, Diduga Milik Tentara Bayaran
Arkeolog Temukan Setumpuk Koin Emas Dalam Pot, Diduga Milik Tentara Bayaran
Tren
Studi Ungkap Duduk Lebih Dari 5 Menit di Toilet Tingkatkan Risiko Wasir
Studi Ungkap Duduk Lebih Dari 5 Menit di Toilet Tingkatkan Risiko Wasir
Tren
Daftar Harta Mukhtarudin, Menteri P2MI Baru Hasil Reshuffle Hari Ini
Daftar Harta Mukhtarudin, Menteri P2MI Baru Hasil Reshuffle Hari Ini
Tren
Kronologi Kreator Konten di Bogor Diteror Kepala Babi, Kerap Unggah Video Edukasi soal Aksi Demonstrasi
Kronologi Kreator Konten di Bogor Diteror Kepala Babi, Kerap Unggah Video Edukasi soal Aksi Demonstrasi
Tren
Daftar Kekayaan Purbaya Yudhi Sadewa, Menkeu Baru yang Gantikan Sri Mulyani
Daftar Kekayaan Purbaya Yudhi Sadewa, Menkeu Baru yang Gantikan Sri Mulyani
Tren
Head to Head Indonesia U23 Vs Korea Selatan U23 Jelang Kualifikasi Piala Asia U23 2026
Head to Head Indonesia U23 Vs Korea Selatan U23 Jelang Kualifikasi Piala Asia U23 2026
Tren
Tanda-tanda Seseorang Perlu Segera Pergi ke Psikolog
Tanda-tanda Seseorang Perlu Segera Pergi ke Psikolog
Tren
Ekonom Jelaskan Alasan IHSG Anjlok karena Reshuffle Kabinet, Terkait Sri Mulyani?
Ekonom Jelaskan Alasan IHSG Anjlok karena Reshuffle Kabinet, Terkait Sri Mulyani?
Tren
Kena Reshuffle Kabinet Hari Ini, Berikut Karier Budi Arie Setiadi
Kena Reshuffle Kabinet Hari Ini, Berikut Karier Budi Arie Setiadi
Tren
Alasan Menpora Pengganti Dito Ariotedjo Belum Dilantik pada Reshuffle Hari Ini
Alasan Menpora Pengganti Dito Ariotedjo Belum Dilantik pada Reshuffle Hari Ini
Tren
Profil Ferry Juliantono, Menteri Koperasi Baru Pengganti Budi Arie
Profil Ferry Juliantono, Menteri Koperasi Baru Pengganti Budi Arie
Tren
Siapa Mukhtarudin yang Dilantik Prabowo Jadi Menteri P2MI Kabinet Merah Putih?
Siapa Mukhtarudin yang Dilantik Prabowo Jadi Menteri P2MI Kabinet Merah Putih?
Tren
Daftar Nama Menteri yang Dilantik Prabowo Hari Ini
Daftar Nama Menteri yang Dilantik Prabowo Hari Ini
Tren
Ramai Diperbincangkan, Perusahaan di Jepang Punya Layanan Sewa 'Orang Seram'
Ramai Diperbincangkan, Perusahaan di Jepang Punya Layanan Sewa "Orang Seram"
Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau