KOMPAS.com - Perkembangan kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) mulai menguasai segala lini dan menggantikan peran manusia.
Namun, laporan yang didasarkan pada survei terhadap 5.000 konsumen dan 500 eksekutif senior di 7 dunia menunjukkan, efisiensi AI tidak dapat menggantikan beberapa hal mendasar yang diberikan manusia, dikutip dari The Fast Mode.
Sekitar 80 persen konsumen merasa puas dengan interaksi yang sebagian besar atau sepenuhnya ditangani oleh manusia.
Sementara, responden yang merasa puas dengan interaksi AI hanya 60 persen.
Lantas, apa saja keterampilan yang tidak bisa digantikan oleh AI?
Baca juga: Profesi di 3 Bidang Ini Aman dari AI dan Punya Gaji Tinggi, Apa Saja?
Dikutip dari Times of India, perkembangan AI masih memiliki keterbatasan fundamental. Sebagai contoh, AI tidak memiliki empati, etika, konteks budaya, dan penalaran.
Di masa depan, hal yang terjadi diperkirakan bukanlah persaingan antara manusia dengan mesin, tetapi reorientasi peran.
AI mungkin akan menangani peranan yang sifatnya repetitif dan mekanis, sedangkan manusia berfokus pada pekerjaan yang kompleks, interpersonal, dan moral.
Berikut ini delapan keterampilan yang diprediksi masih relevan hingga 10 tahun ke depan:
Baca juga: CEO OpenAI Sebut Anaknya Tak Akan Lampaui Kecerdasan AI, tapi Akan Lebih Cakap Berkatnya
Kecerdasan emosional adalah kemampuan untuk mengenali, memahami, dan mengelola emosi diri sendiri dan orang lain
Dengan berkembangnya AI, keterampilan ini diprediksi memainkan peran penting, terutama dalam hal kepemimpinan, kolaborasi, resolusi konflik, dan keterlibatan pelanggan.
Hal ini lantaran AI tidak memiliki pengalaman hidup manusia yang dibutuhkan untuk berinteraksi dengan nuansa emosional, empati, atau kasih sayang.
Sejauh ini, AI hanya dapat menafsirkan sentimen melalui data.
Bidang-bidang yang membutuhkan keterampilan kecerdasan emosional adalah layanan kesehatan, pendidikan, konseling, dan manajemen sumber daya manusia.
Baca juga: Chatbot Claude Opus Bisa Akhiri Percakapan demi “Kesejahteraan AI”, Tuai Perdebatan
Keterampilan berpikir kritis sangat dibutuhkan di tengah kemajuan AI yang bisa menghasilkan narasi palsu yang meyakinkan.