SRAGEN, KOMPAS.com – Puluhan pekerja mebel di Sragen mendapat bekal baru soal kesehatan paru dari tim pengabdian Universitas Sebelas Maret (UNS).
Program ini digelar di Koperasi Usaha Bersama (KUB) Sambirembe, Kecamatan Kalijambe, pada Minggu (27/7/2025).
Kegiatan tersebut diberi tajuk “Upaya Peningkatan Pengetahuan Mengenai Penyakit Paru Akibat Kerja, Bahaya Merokok, dan Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)”.
Baca juga: Dokter Paru Ungkap Efek Uap Rokok Obat: Bisa Sebabkan Iritasi dan Alergi
Program ini merupakan bagian dari Hibah Grup Riset UNS yang berfokus pada kesehatan, penyakit tropis, gizi, dan obat-obatan.
Fokusnya adalah membantu pekerja memahami risiko penyakit paru akibat paparan debu kayu yang sehari-hari mereka hadapi.
Hasil survei awal tim UNS menemukan sebagian besar pekerja mebel belum paham risiko kesehatan di tempat kerja.
Sebanyak 75 persen responden tidak mengetahui bahaya debu kayu, sementara hanya 20 persen yang rajin memakai masker saat bekerja.
Ditambah lagi, mayoritas pekerja masih aktif merokok.
"Melihat tingginya risiko penyakit paru yang dihadapi, kami merasa perlu turun langsung dengan edukasi dan pemeriksaan," kata dr. Brigitta Devi Anindita Hapsari, Sp.P(K), salah satu anggota tim.
Menurutnya, intervensi ini penting agar pekerja bisa lebih terlindungi di masa depan.
"Program ini tidak hanya memberikan pengetahuan tentang bahaya yang mereka hadapi setiap hari, tetapi juga memberikan solusi praktis melalui edukasi penggunaan APD yang benar dan kampanye berhenti merokok untuk memberikan perlindungan optimal bagi kesehatan paru mereka dalam jangka panjang," imbuhnya.
Baca juga: Sering Telat Dideteksi, Ini Tanda-tanda Kanker Paru Sebelum Menyebar
Sekitar 88 pekerja dari tiga unit usaha, yakni Jaya Abadi, Maju Bersama, dan Karya Sejahtera, mengikuti rangkaian acara.
Mereka mendapat materi interaktif soal bahaya debu kayu dan merokok, praktik langsung cara memakai APD dengan benar, hingga skrining kesehatan paru lewat kuesioner dan pemeriksaan fisik.
Tak hanya teori, tim UNS juga mengukur pemahaman peserta lewat pre-test dan post-test.
Cara ini dipakai untuk melihat seberapa jauh pengetahuan pekerja meningkat setelah ikut kegiatan. Harapannya, edukasi ini mendorong perubahan kebiasaan kerja menjadi lebih aman.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini