KOMPAS.com - Merasa pegal di pinggang, paha, atau punggung mungkin terdengar biasa. Banyak orang menilai keluhan itu hanya akibat kelelahan, terlalu lama duduk, atau postur tubuh yang kurang ideal.
Namun, tak semua pegal bisa dianggap sepele. Dalam beberapa kasus, gejala tersebut bisa menandakan adanya saraf terjepit.
Dokter spesialis saraf dari DRI Clinic, dr. Irca Ahyar, Sp.N, DFIDN, menjelaskan bahwa saraf terjepit merupakan kondisi serius yang kerap diabaikan karena gejalanya menyerupai rasa pegal biasa.
“Pegal biasa umumnya akan hilang jika dipijat atau setelah istirahat. Tapi kalau pegal akibat saraf terjepit, keluhannya akan muncul berulang di lokasi yang sama,” jelasnya dalam keterangan yang diterima Kompas.com pada Selasa (27/5/2025).
Baca juga: 9 Penyebab Saraf Kejepit di Pinggang dan Cara Mengatasinya
Menurut Irca, saraf terjepit tak terjadi begitu saja. Ada dua mekanisme utama yang memicu kondisi ini.
Pertama, akibat trauma langsung seperti terjatuh saat berolahraga atau kecelakaan. Kedua, karena proses jangka panjang yang menyebabkan pergeseran struktur tulang belakang.
“Misalnya kita pernah jatuh dari pohon waktu kecil. Mungkin dulu dianggap biasa. Tapi di usia dewasa, ketika kita mulai angkat beban berat, pegal luar biasa bisa muncul di pinggang atau menjalar ke kaki. Itu bisa jadi akibat pergeseran tulang lama yang baru terasa sekarang,” paparnya.
Jika dibiarkan tanpa pemeriksaan lebih lanjut, kondisi ini bisa berkembang menjadi lebih berat, termasuk mati rasa hingga lumpuh lokal pada bagian tubuh tertentu.
Baca juga: 8 Gejala dan Penyebab Saraf Kejepit pada Tangan yang Perlu Diwaspadai
Spektrum gejala saraf terjepit cukup luas. Beberapa pasien merasakan sensasi seperti tertarik, kesemutan, nyeri, hingga seperti tersetrum. Tapi, kata Irca, gejala awalnya sering kali hanya berupa pegal lokal yang konsisten.
“Rasa pegalnya bisa muncul di pinggang saja, atau dari pinggang menjalar ke paha dan kaki. Gejala seperti ini seharusnya menjadi alarm untuk periksa ke dokter,” ujar dia.
Ia menekankan bahwa masyarakat perlu mengenali pola keluhan tersebut.
Pasien sering kali datang dalam kondisi yang sudah parah, karena sejak awal menganggap keluhan pegal akan hilang sendiri.
Duduk lama di depan komputer, postur tubuh yang salah saat tiduran sambil main ponsel, hingga kebiasaan angkat galon air tanpa teknik yang benar juga bisa menjadi pemicu jangka panjang perubahan struktur tulang belakang.
“Kalau postur salah dilakukan terus-menerus, itu bisa mengubah struktur tulang. Apalagi kalau sebelumnya memang sudah ada trauma atau ada faktor genetik seperti skoliosis,” kata Irca.
Karena itu, ia menyarankan masyarakat untuk mulai memperhatikan kebiasaan sehari-hari, serta melakukan pemeriksaan tulang belakang jika sering merasakan pegal berulang di area yang sama.
Baca juga: 8 Penyebab dan Cara Mengatasi Saraf Kejepit di Tangan
Jika saraf terjepit tidak ditangani dengan tepat, risiko kerusakan saraf bisa meningkat. Dalam kondisi yang berat, pasien bisa mengalami gangguan gerak, mati rasa, bahkan kelumpuhan lokal.
“Misalnya saraf yang terjepit berada di lumbar 3, yang mengatur otot paha luar. Kalau tidak diterapi, otot itu bisa mengecil dan kehilangan fungsi,” ujar Irca.
Oleh karena itu, ia mengingatkan agar masyarakat tidak menunda pemeriksaan.
Rasa pegal yang tak kunjung hilang bisa menjadi tanda awal dari masalah yang lebih serius pada saraf dan tulang belakang.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini