NUSANTARA, KOMPAS.com - Ibu Kota Nusantara (IKN), kota masa depan Indonesia yang dirancang sebagai pusat inovasi dan teknologi, tengah mempersiapkan langkah besar dalam transformasi transportasi udara.
Salah satu teknologi yang menjadi sorotan adalah taksi terbang berbasis electric Vertical Take-Off and Landing (eVTOL) pabrikan Hyundai Motor Group dan Korea Aerospace Research Institute (KARI).
Proof of Concept (PoC) taksi terbang yang berlangsung di Bandara Aji Pangeran Tumenggung (APT) Pranoto, Samarinda, pada 29 Juli 2024, itu berjalan sukses. Namun, uji terbang tersebut dilakukan tanpa awak dan penumpang.
Baca juga: Raffi Ahmad Naik EHang, Bagaimana Nasib Taksi Terbang di IKN?
Nah, berbeda dengan taksi terbang EHang 216-S pabrikan perusahaan teknologi asal China, EHang yang sudah mengudara dengan berpenumpang.
EHang 216-S, adalah drone raksasa bertenaga listrik yang mampu mengangkut dua penumpang (muatan hingga 220 kg) dengan jarak tempuh maksimal 35 km, waktu terbang 21 menit, dan kecepatan maksimum 130 km/jam.
Kendaraan ini menggunakan kecerdasan buatan (AI) untuk navigasi tanpa pilot, menjadikannya solusi transportasi udara yang efisien dan ramah lingkungan.
Pada 2023, EHang 216-S menjadi kendaraan udara otonom pertama di dunia yang memperoleh Sertifikat Tipe dari Civil Aviation Administration of China (CAAC), menandakan kesiapan teknologi untuk penggunaan komersial di Tiongkok.
Di Indonesia, EHang 216-S pertama kali diuji coba pada 26 November 2021 di Klungkung, Bali, sebagai bagian dari demonstrasi teknologi.
Baca juga: Tak Sepeser Pun APBN Digunakan untuk Uji Coba Trem, dan Taksi Terbang di IKN
Pada 25 Juni 2025, uji coba berpenumpang pertama dilakukan di Phantom Ground Park, Pantai Indah Kapuk 2 (PIK 2), Tangerang, Banten, dengan izin dari Kementerian Perhubungan.
Utusan Khusus Presiden Bidang Pembinaan Generasi Muda dan Pekerja Seni Raffi Ahmad, bersama Executive Chairman Prestige Aviation Rudy Salim, menjadi penumpang pertama.
Raffi Ahmad menyatakan bahwa teknologi ini tidak hanya dapat meningkatkan daya saing pariwisata nasional, misalnya untuk wisata udara, namun juga berpotensi sebagai transportasi di IKN, dengan biaya lebih terjangkau dibandingkan helikopter.
Mencermati kondisi ini, bagaimana peluang EHang dalam mendukung mobilitas udara cerdas di IKN?
Dalam perbincangan eksklusif dengan Kompas.com, Kamis (3/7/2025), Deputi Bidang Transformasi Hijau dan Digital Otorita IKN Mohammed Ali Berawi menekankan bahwa taksi terbang adalah bagian dari ekosistem mobilitas cerdas atau Urban Air Mobility/Advanced Air Mobility (UAM/AAM) yang mendukung visi IKN sebagai kota netral emisi karbon.
Taksi terbang EHang 216-S memiliki peluang besar di IKN karena beberapa alasan. Di antaranya adalah efisiensi dan keberlanjutan, serta merupakan solusi kemacetan dan mempermudah aksesibilitas.
Baca juga: Menakar Nasib Taksi Terbang IKN Ketika Tokoh Sentralnya Mengundurkan Diri
Berbasis baterai litium, EHang dinilai ramah lingkungan dan mendukung konsep IKN sebagai kota hijau.