Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 20/03/2025, 15:03 WIB
Lintang Pramatyanti,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Melakukan skrining kanker payudara secara rutin sangat penting untuk mendeteksi penyakit ini sejak dini.

Pasalnya, kanker payudara merupakan penyakit yang paling banyak diderita oleh perempuan.

Menurut dr. Ruth V. Rebecca, spesialis penyakit dalam dan subspesialis hematologi onkologi medik, skrining kanker payudara dapat dilakukan di umur 40 tahun.

Baca juga: Waspadai 4 Gejala Kanker Payudara yang Jarang Disadari

“(Skrining) Mulai bisa dilakukan, karena tadi peak-nya 40-50 tahun, jadi mulai dari 40 tahun itu sudah bisa,” ujarnya pada acara Press Conference dan Buka Puasa bersama Siloam Hospitals di Tesate Sam Ratulangi, Jakarta Pusat, Rabu (19/3/2025).

Meskipun begitu, melakukan pengecekan sendiri dengan SADARI atau periksa payudara sendiri, sudah bisa dilakukan sejak usia 20 tahun.

Perempuan yang telah melewati proses hormonal, menstruasi, dan reproduksi sebaiknya rutin melakukan pemeriksaan payudara sendiri.

“Tapi di bawah itu, ketika tubuh sudah melakukan proses hormonal, menstruasi, reproduksi, 20 tahunan itu juga sudah boleh,” jelasnya.

Ia menjelaskan, cara yang paling mudah adalah mengecek payudara sendiri di hari ketujuh hingga kesepuluh setelah hari pertama menstruasi.

Pengecekan dilakukan sebulan sekali, karena menstruasi biasanya terjadi setiap bulan.

“Yang paling mudah buat wanita adalah SADARI, pemeriksaan payudara sendiri di hari ketujuh sampai hari kesepuluh dari hari menstruasi pertama,” jelas Ruth.

“Dilakukannya ya sekali sebulan, ‘kan menstruasinya sekali sebulan,” imbuhnya.

Selain mengecek payudara sendiri, perempuan juga perlu memeriksanya lewat tenaga medis.

Tenaga medis seperti dokter dan dokter hematologi memiliki prosedur yang lebih lengkap, sehingga hasilnya lebih akurat.

“Selain memeriksa payudara sendiri, ada juga pemeriksaan payudara oleh tenaga medis. Nanti bisa juga dilanjutkan dengan pemeriksaan penunjang,” jelasnya.

Baca juga: Jangan Mengompres Payudara dengan Kol Saat Mastitis, Dokter Jelaskan Alasannya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau