Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Mythomania, Gangguan Berbohong Kronis yang Viral di TikTok

Kompas.com - 04/06/2025, 12:04 WIB
Lintang Pramatyanti,
Ni Nyoman Wira Widyanti

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Istilah mythomania (mitomania) belakangan ini hangat diperbincangkan oleh warganet di media sosial, terutama TikTok. Banyak dari mereka yang menceritakan pengalaman ketika berhadapan dengan orang yang dianggap mythomania.

Bahkan, sebagian juga mendiagnosis diri sebagai orang yang mythomania, padahal mereka belum tentu mengetahui makna mythomania.

Baca juga: 8 Tanda Anak Kecanduan Game, Salah Satunya Suka Bohong

Sebenarnya, apa itu mythomania? Apakah mythomania termasuk gangguan mental?

Mythomania itu apa?

Menurut psikolog klinis, Angellia Lestari Christiani, mythomania atau pseudologia fantastica (PF) adalah fenomena psikiatris yang ditandai dengan kebiasaan berbohong yang persisten, meluas, dan seringkali kompulsif.

Kebohongan tersebut bukan lagi bersifat fungsional atau disengaja dengan tujuan tertentu, melainkan menjadi perilaku yang sulit dikendalikan.

Baca juga:

“Ini adalah fenomena yang ditandai dengan kebiasaan berbohong yang persisten, meluas untuk topiknya, dan sering kali kompulsif atau tidak bisa dikendalikan,” ujarnya saat dihubungi Kompas.com, Selasa (3/6/2025).

Orang dengan mythomania biasanya berbohong bukan untuk keuntungan pribadi semata. Kebohongan mereka biasanya dramatis, dilebih-lebihkan, tidak masuk akal, dan sulit diverifikasi.Dok. Unsplash/Joshua Hoehne Orang dengan mythomania biasanya berbohong bukan untuk keuntungan pribadi semata. Kebohongan mereka biasanya dramatis, dilebih-lebihkan, tidak masuk akal, dan sulit diverifikasi.

Orang dengan mythomania biasanya berbohong bukan untuk keuntungan pribadi semata. Kebohongan mereka biasanya dramatis, dilebih-lebihkan, tidak masuk akal, dan sulit diverifikasi.

Namun, mereka meyakini perkataan mereka seolah itu benar.

“PF melibatkan penciptaan narasi yang sangat dilebih-lebihkan dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk latar belakang pribadi, pencapaian, dan hubungan interpersonal,” jelasnya.

Baca juga:

Beda mythomania dan bohong biasa

Banyak warganet yang belum bisa membedakan mythomania dan kebiasaan berbohong biasa.

Alhasil, mereka mendiagnosis diri sendiri hanya karena mereka merasa pernah berbohong dalam situasi tertentu.

Menurut Angellia, orang yang mengalami mythomania bisa berbohong tentang hal-hal sepele hingga hal besar. Cerita yang disampaikan juga cenderung tidak logis atau terdengar seperti fiksi.

Baca juga: Iklan Bohong untuk Kejantanan, Masihkah Kamu Percaya?

“PF biasanya percaya sepenuhnya terhadap cerita-cerita fiktif yang mereka ciptakan, dan sering kali menganggapnya sebagai kenyataan,” ujarnya.

Berbeda dengan mythomania, orang yang memiliki kebiasaan berbohong masih memiliki kontrol dan alasan rasional. Kebohongan ini umumnya dilakukan secara sadar dan tidak terus-menerus.

“Kalau kebohongan biasa, biasanya dilakukan secara sadar,” kata Angellia.

 
 
 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by KOMPAS Lifestyle (@kompas.lifestyle)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau