Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kebijakan Gas Murah Diperpanjang, Kemenperin Dorong Penambahan Sektor Industri Penerima Manfaat

Kompas.com - 24/01/2025, 14:14 WIB
Dian Erika Nugraheny,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mendorong penambahan jumlah sektor yang nantinya mendapat manfaat dari kebijakan harga gas bumi tertentu (HGBT) atau gas murah untuk industri.

Hal itu menyusul kesepakatan pemerintah baru-baru ini yang menyatakan bahwa program HGBT diperpanjang.

Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kemenperin Eko S.A. Cahyanto mengatakan, saat ini memang baru ada tujuh sektor yang menerima manfaat HGBT.

"Tapi di luar itu kami sedang juga melakukan asesmen bagaimana kita bisa memanfaatkan gas ini dan yang memerlukan gas ini sebagai satu insentif atau fasilitasi yang diperlukan oleh industri," ujar Eko di Kantor Kemenperin, Jakarta, Jumat (24/1/2025).

Baca juga: Pemerintah Sepakat Perpanjang Kebijakan Gas Murah Industri, Rinciannya Segera Diumumkan

"Kami mengusulkan penambahan, Kemenperin usul penambahan (sektor penerima manfaat). Tapi ini masih dibahas karena penambahan itu kan berkonsekuensi mengubah Perpres Nomor 121," lanjutnya.

Meski begitu, menurut Eko, pihaknya menaruh harapan besar agar ada penambahan sektor penerima manfaat program HGBT.

Sebab, ketika kebijakan HGBT belum diputuskan perpanjangannya, industri menanggung biaya produksi lebih tinggi karena harga gas yang disalurkan kepada industri cukup tinggi.

"Makanya kami terus mendorong agar skema HGBT ini berlanjut untuk tahun ini. Untuk awal tahun ini memang sudah disiapkan keputusannya yang nanti akan di-deliver oleh Kementerian ESDM," ungkap Eko.

Ia menambahkan, pengumuman resmi untuk kebijakan HGBT bakal diumumkan dalam waktu dekat. Termasuk untuk kemungkinan sasaran penerima manfaat program yang melebihi tujuh sektor.

Untuk diketahui, program ini merupakan inisiatif pemerintah untuk memberikan harga gas murah di bawah 6 dollar AS per MMBTU bagi tujuh kelompok industri. Tujuh sektor penerima HGBT yakni pupuk, petrokimia, oleokimia, baja, keramik, gelas kaca, dan sarung tangan karet.

Sebelumnya, pemerintah sepakat untuk memperpanjang kebijakan harga gas bumi tertentu (HGBT) atau gas murah untuk industri.

Baca juga: Kepastian Pasokan Gas Jadi Tantangan Terbesar Program HGBT

Hal itu terungkap usai sejumlah menteri menghadiri rapat terbatas bersama Presiden Prabowo Subianto yang membahas soal HGBT dan devisa hasil ekspor (DHE) di Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (21/5/2025).

Menurut Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita, perpanjangan program itu sudah disepakati oleh sejumlah menteri.

"HGBT tadi dengan beberapa menteri sudah sepakat, tapi kami belum bisa menjelaskan kesepakatan itu. Tapi sudah ada kesepakatan dan insyaallah akan segera diumumkan," ujar Agus. "Kami sepakat beberapa substansi (soal) HGBT. Kami sepakat tidak disampaikan kepada media sekarang," lanjutnya.

Hal yang sama disampaikan Menko Perekonomian Airlangga Hartarto. Menurut Airlangga, pengumuman perpanjangan kebijakan HGBT akan disampaikan secara tersendiri.

"Itu (program) HGBT nanti akan diperpanjang. Tapi akan diumumkan sendiri," tegas Airlangga.

Baca juga: Menperin Desak Harga Gas Murah untuk Industri Segera Berlaku

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini



Terkini Lainnya
Di Tengah Rumor PHK Massal, Laba Gudang Garam Anjlok Drastis
Di Tengah Rumor PHK Massal, Laba Gudang Garam Anjlok Drastis
Industri
Menkeu Purbaya soal 17+8 Tuntutan Rakyat: Itu Suara Sebagian Kecil Masyarakat...
Menkeu Purbaya soal 17+8 Tuntutan Rakyat: Itu Suara Sebagian Kecil Masyarakat...
Ekbis
IHSG Rontok Usai Sri Mulyani Diganti: Pasar Panik atau Rasional?
IHSG Rontok Usai Sri Mulyani Diganti: Pasar Panik atau Rasional?
Keuangan
Saham Emiten Rokok Meroket Usai Sri Mulyani Tak Lagi Jadi Menteri
Saham Emiten Rokok Meroket Usai Sri Mulyani Tak Lagi Jadi Menteri
Cuan
Purbaya Menkeu Baru, Industri Mebel: Momentum Memperkuat Fondasi Fiskal
Purbaya Menkeu Baru, Industri Mebel: Momentum Memperkuat Fondasi Fiskal
Industri
Soal Badan Penerimaan Negara, Menkeu Purbaya: Kayaknya Suka-suka Saya...
Soal Badan Penerimaan Negara, Menkeu Purbaya: Kayaknya Suka-suka Saya...
Ekbis
6 Strategi Menabung ala Gen Z yang Bisa Dicoba
6 Strategi Menabung ala Gen Z yang Bisa Dicoba
Keuangan
Harga Emas Melambung, Hartadinata Abadi (HRTA) Optimistis Penjualan Tumbuh hingga 60 Persen
Harga Emas Melambung, Hartadinata Abadi (HRTA) Optimistis Penjualan Tumbuh hingga 60 Persen
Cuan
Youth Chapter Hadir di Belt and Road Summit 2025, Dorong Keterlibatan Pemuda dalam Ekonomi Global
Youth Chapter Hadir di Belt and Road Summit 2025, Dorong Keterlibatan Pemuda dalam Ekonomi Global
Ekbis
Pertamina NRE Gandeng HyET Belanda Kembangkan Teknologi EBT
Pertamina NRE Gandeng HyET Belanda Kembangkan Teknologi EBT
Energi
Surya Semesta Internusa (SSIA) Tetap Bagi Dividen 30 Persen di Tengah Proyeksi Penurunan Laba
Surya Semesta Internusa (SSIA) Tetap Bagi Dividen 30 Persen di Tengah Proyeksi Penurunan Laba
Cuan
Purbaya Menteri Keuangan Baru, Indef: Dia Ekonom yang Baik...
Purbaya Menteri Keuangan Baru, Indef: Dia Ekonom yang Baik...
Ekbis
Harpelnas 2025, J Trust Bank (BCIC) Sebut Nasabah jadi Bagian Penting
Harpelnas 2025, J Trust Bank (BCIC) Sebut Nasabah jadi Bagian Penting
Keuangan
Lapangan Minyak Tua Sumatera Pecahkan Rekor Produksi 30.000 Barrel per Hari
Lapangan Minyak Tua Sumatera Pecahkan Rekor Produksi 30.000 Barrel per Hari
Energi
Hong Kong Dorong Kolaborasi Internasional, Tampilkan Peran Kunci di Belt and Road Summit 2025
Hong Kong Dorong Kolaborasi Internasional, Tampilkan Peran Kunci di Belt and Road Summit 2025
Ekbis
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau