Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Mohammad Nur Rianto
Dosen dan Peneliti

Al Arif merupakan dosen dan peneliti di UIN Syarif Hidayatullah dan CSEAS Indonesia

Ancaman Resesi Ekonomi Indonesia 2025

Kompas.com - 27/03/2025, 06:21 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

LPEM FEB Universitas Indonesia (UI) merilis hasil survei yang menjelaskan bahwa 55 persen ahli menyatakan kondisi ekonomi Indonesia kini suram. Sebagian besar ekonom memprediksi bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia akan mengalami kontraksi.

Selain itu, sebagian besar ahli sepakat bahwa pasar tenaga kerja lebih buruk dari tiga bulan sebelumnya.

Beberapa indikator makroekonomi Indonesia menunjukkan angka yang kurang menyenangkan.

Penutupan nilai tukar rupiah pada perdagangan Selasa, 25 Maret 2025, kembali melemah 44 poin hingga menyentuh level Rp 16.611,5 per dollar AS.

Nilai IHSG terus mengalami kemerosotan, bahkan sempat memicu Bursa Efek Indonesia untuk melakukan trading halt selama 30 menit pada 18 Maret 2025 lalu.

Selain itu, Indonesia mengalami deflasi dua bulan berturut-turut. Badan Pusat Statistik merilis bahwa Indonesia mengalami deflasi 0,76 persen (% mtm) di Januari 2025 dan 0,48 persen (% mtm) di Februari 2025.

Hasil survei yang dirilis LPEM FEB UI dan kondisi makroekonomi harus menjadi perhatian pemerintah. Kondisi tersebut dapat dinilai sebagai sinyal kewaspadaan awal atas potensi terjadinya resesi ekonomi di Indonesia.

Baca juga: MBG Lebih Mendesak daripada Lapangan Kerja?

Artikel ini akan mengulas ancaman resesi yang dialami Indonesia dan asa yang masih dapat dimunculkan untuk mengantisipasi terjadinya resesi.

Tahun 2025 ini menjadi periode penuh tantangan bagi ekonomi global, termasuk Indonesia. Kondisi ekonomi Indonesia belum sepenuhnya pulih pascakrisis ekonomi akibat pandemik covid-19 beberapa tahun lalu.

Secara umum terdapat beberapa faktor eksternal dan internal yang berkontribusi terhadap ancaman resesi.

Ancaman resesi yang dipicu faktor eksternal antara lain disebabkan ketidakstabilan geopolitik, kebijakan ekonomi Donald Trump di Amerika Serikat, serta perang dagang antara beberapa negara besar menjadi faktor utama yang dapat memengaruhi pertumbuhan ekonomi nasional.

Sedangkan kondisi internal yang memperburuk situasi antara lain beban utang jatuh tempo pemerintah pada 2025 mencapai Rp 800,33 triliun.

Pengumuman defisit anggaran Indonesia sebesar Rp 31,2 triliun pada realisasi APBN hingga Februari 2025 semakin menimbulkan ketidakpastian ekonomi di pasar.

Tekanan terhadap rupiah dapat meningkatkan biaya impor, termasuk bahan baku dan energi. Hal ini dapat menghambat pertumbuhan sektor industri dan memperburuk defisit transaksi berjalan.

Badai PHK yang menerpa menjadi awal tahun yang berat untuk Indonesia. Menurut data Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) terdapat 45.000 buruh yang terkena PHK dari 38 perusahaan.

Halaman:


Terkini Lainnya
InJourney Hospitality Group Salurkan Hewan Kurban Idul Adha
InJourney Hospitality Group Salurkan Hewan Kurban Idul Adha
Ekbis
Bupati Raja Ampat: Masyarakat Tak Mau Tambang Nikel PT Gag Ditutup ...
Bupati Raja Ampat: Masyarakat Tak Mau Tambang Nikel PT Gag Ditutup ...
Ekbis
Meski Kantongi Izin Resmi, Bahlil Perketat Pengawasan 5 Perusahaan Tambang di Raja Ampat
Meski Kantongi Izin Resmi, Bahlil Perketat Pengawasan 5 Perusahaan Tambang di Raja Ampat
Ekbis
OJK: Buron Kasus Investree Adrian Gunadi Ada di Qatar
OJK: Buron Kasus Investree Adrian Gunadi Ada di Qatar
Ekbis
7.000 Pekerjanya Kena PHK, P&G Tak Kebal Efek Tarif Trump
7.000 Pekerjanya Kena PHK, P&G Tak Kebal Efek Tarif Trump
Ekbis
Peringati Idul Adha 1446 H, Pertamina Hulu Salurkan Ribuan Hewan Kurban  hingga ke Pelosok
Peringati Idul Adha 1446 H, Pertamina Hulu Salurkan Ribuan Hewan Kurban hingga ke Pelosok
Ekbis
Disney Lakukan PHK, Ratusan Karyawan Bagian Film, Televisi dan Keuangan Terdampak
Disney Lakukan PHK, Ratusan Karyawan Bagian Film, Televisi dan Keuangan Terdampak
Ekbis
Cara Pesan SR022 via wondr by BNI, Bisa Dapat Cashback hingga Rp 15 Juta
Cara Pesan SR022 via wondr by BNI, Bisa Dapat Cashback hingga Rp 15 Juta
Ekbis
LQ45 Masih Tertekan, Stimulus Ekonomi dan Dividen Jadi 'Angin Segar' di Semester II 2025
LQ45 Masih Tertekan, Stimulus Ekonomi dan Dividen Jadi "Angin Segar" di Semester II 2025
Cuan
Perusahaan Tambang di Pulau Gag Raja Ampat Dapat Keistimewaan Khusus
Perusahaan Tambang di Pulau Gag Raja Ampat Dapat Keistimewaan Khusus
Energi
BSU Juni-Juli 2025 Cair, Simak Cara Cek dan Kriterianya
BSU Juni-Juli 2025 Cair, Simak Cara Cek dan Kriterianya
Ekbis
Mentan Geram Ada Oknum yang Manipulasi Data Stok Beras, Bakal Ambil Langkah Hukum
Mentan Geram Ada Oknum yang Manipulasi Data Stok Beras, Bakal Ambil Langkah Hukum
Ekbis
Gubernur Papua Barat Daya Bantah Isu Kerusakan Lingkungan di Pulau Gag: Hoaks, Air Lautnya Biru...
Gubernur Papua Barat Daya Bantah Isu Kerusakan Lingkungan di Pulau Gag: Hoaks, Air Lautnya Biru...
Ekbis
6 Mitos soal AI yang Dipatahkan Studi Global, Termasuk Soal Ancaman terhadap Pekerjaan
6 Mitos soal AI yang Dipatahkan Studi Global, Termasuk Soal Ancaman terhadap Pekerjaan
Ekbis
OECD Prediksi Defisit APBN Indonesia Naik tapi Masih Sesuai Batas Aman
OECD Prediksi Defisit APBN Indonesia Naik tapi Masih Sesuai Batas Aman
Keuangan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau