Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Widodo Setiadarmaji
Tenaga Ahli Industri

Pemerhati Industri Baja dan Pertambangan

TKDN: Buah Simalakama Pengembangan Industri Nasional (Bagian II-Habis)

Kompas.com - 25/04/2025, 13:05 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

AMERIKA Serikat sesungguhnya juga tidak terlepas dari praktik perdagangan yang tidak adil dari kacamata mitra dagangnya.

Lembaga Export-Import Bank of the United States (EXIM) menyediakan fasilitas pembiayaan ekspor, asuransi, dan jaminan pembeli kepada produsen AS yang mengekspor barang modal, alat kesehatan, dan teknologi.

Dengan pembiayaan yang ditanggung negara dan perlindungan risiko yang dijamin pemerintah, produk-produk Amerika dapat masuk ke pasar Indonesia dengan harga kompetitif yang tidak mencerminkan kondisi pasar yang netral.

Baca artikel sebelumnya: TKDN: Buah Simalakama Pengembangan Industri Nasional (Bagian I)

Dalam laporan National Trade Estimate Report on Foreign Trade Barriers (NTE) 2025, fasilitas ekspor EXIM disebut sebagai instrumen yang memengaruhi kompetisi secara tidak seimbang, terutama di pasar negara berkembang.

Seluruh contoh ini memperlihatkan bahwa sistem perdagangan global tidak bekerja secara adil terhadap negara berkembang seperti Indonesia.

Ketika negara-negara besar secara sistemik menggunakan perangkat kebijakan untuk mendorong ekspor produk mereka, Indonesia tidak dapat membiarkan industrinya bertarung dalam arena yang timpang tanpa instrumen pembelaan yang memadai.

Menyeimbangkan kebijakan

TKDN adalah salah satu kebijakan yang dapat dilakukan pemerintah untuk menciptakan permintaan dalam negeri yang berpihak kepada produsen lokal.

Kebijakan TKDN bukan bentuk penutupan pasar, melainkan bentuk dukungan agar pelaku industri nasional bertanding secara adil.

Dalam konteks inilah, pemerintah perlu menentukan arah kebijakan TKDN yang tidak hanya bertahan dari tekanan eksternal, tetapi juga mampu membangun daya saing jangka panjang.

Di tengah tekanan dari mitra dagang utama, khususnya Amerika Serikat, agar melonggarkan kebijakan TKDN, Indonesia tidak boleh kehilangan arah dalam membangun fondasi industrinya sendiri.

TKDN seharusnya tidak dipandang sebagai hambatan perdagangan, melainkan instrumen kebijakan untuk melindungi pasar domestik dari sistem perdagangan global yang tidak netral.

Jika negara-negara besar bebas menjalankan subsidi ekspor, pembiayaan murah, dan preferensi lokal terselubung, maka Indonesia memiliki justifikasi yang sama untuk menetapkan kewajiban penggunaan produk dalam negeri sebagai cara menjaga kesinambungan industrinya.

Baca juga: Menyoal Keran Impor Tanpa Kuota

Namun demikian, mempertahankan TKDN tidak berarti menutup diri sepenuhnya dari sistem perdagangan global.

Indonesia perlu mengembangkan pendekatan TKDN yang fleksibel dan adaptif. Relaksasi TKDN secara selektif perlu dipertimbangkan, terlebih apabila diiringi dengan kompensasi kebijakan dari negara mitra, baik dalam bentuk peningkatan akses pasar ekspor Indonesia, insentif relokasi produksi ke Indonesia, alih teknologi, atau partisipasi dalam pembangunan rantai pasok lokal.

Halaman:


Terkini Lainnya
InJourney Hospitality Group Salurkan Hewan Kurban Idul Adha
InJourney Hospitality Group Salurkan Hewan Kurban Idul Adha
Ekbis
Bupati Raja Ampat: Masyarakat Tak Mau Tambang Nikel PT Gag Ditutup ...
Bupati Raja Ampat: Masyarakat Tak Mau Tambang Nikel PT Gag Ditutup ...
Ekbis
Meski Kantongi Izin Resmi, Bahlil Perketat Pengawasan 5 Perusahaan Tambang di Raja Ampat
Meski Kantongi Izin Resmi, Bahlil Perketat Pengawasan 5 Perusahaan Tambang di Raja Ampat
Ekbis
OJK: Buron Kasus Investree Adrian Gunadi Ada di Qatar
OJK: Buron Kasus Investree Adrian Gunadi Ada di Qatar
Ekbis
7.000 Pekerjanya Kena PHK, P&G Tak Kebal Efek Tarif Trump
7.000 Pekerjanya Kena PHK, P&G Tak Kebal Efek Tarif Trump
Ekbis
Peringati Idul Adha 1446 H, Pertamina Hulu Salurkan Ribuan Hewan Kurban  hingga ke Pelosok
Peringati Idul Adha 1446 H, Pertamina Hulu Salurkan Ribuan Hewan Kurban hingga ke Pelosok
Ekbis
Disney Lakukan PHK, Ratusan Karyawan Bagian Film, Televisi dan Keuangan Terdampak
Disney Lakukan PHK, Ratusan Karyawan Bagian Film, Televisi dan Keuangan Terdampak
Ekbis
Cara Pesan SR022 via wondr by BNI, Bisa Dapat Cashback hingga Rp 15 Juta
Cara Pesan SR022 via wondr by BNI, Bisa Dapat Cashback hingga Rp 15 Juta
Ekbis
LQ45 Masih Tertekan, Stimulus Ekonomi dan Dividen Jadi 'Angin Segar' di Semester II 2025
LQ45 Masih Tertekan, Stimulus Ekonomi dan Dividen Jadi "Angin Segar" di Semester II 2025
Cuan
Perusahaan Tambang di Pulau Gag Raja Ampat Dapat Keistimewaan Khusus
Perusahaan Tambang di Pulau Gag Raja Ampat Dapat Keistimewaan Khusus
Energi
BSU Juni-Juli 2025 Cair, Simak Cara Cek dan Kriterianya
BSU Juni-Juli 2025 Cair, Simak Cara Cek dan Kriterianya
Ekbis
Mentan Geram Ada Oknum yang Manipulasi Data Stok Beras, Bakal Ambil Langkah Hukum
Mentan Geram Ada Oknum yang Manipulasi Data Stok Beras, Bakal Ambil Langkah Hukum
Ekbis
Gubernur Papua Barat Daya Bantah Isu Kerusakan Lingkungan di Pulau Gag: Hoaks, Air Lautnya Biru...
Gubernur Papua Barat Daya Bantah Isu Kerusakan Lingkungan di Pulau Gag: Hoaks, Air Lautnya Biru...
Ekbis
6 Mitos soal AI yang Dipatahkan Studi Global, Termasuk Soal Ancaman terhadap Pekerjaan
6 Mitos soal AI yang Dipatahkan Studi Global, Termasuk Soal Ancaman terhadap Pekerjaan
Ekbis
OECD Prediksi Defisit APBN Indonesia Naik tapi Masih Sesuai Batas Aman
OECD Prediksi Defisit APBN Indonesia Naik tapi Masih Sesuai Batas Aman
Keuangan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau