Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Mohammad Aliman Shahmi
Dosen

Dosen Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Mahmud Yunus Batusangkar

Masihkah Emas Jadi Pilihan "Safe Haven" Terbaik?

Kompas.com - 27/04/2025, 07:40 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

KRISIS demi krisis yang mengguncang dunia dalam dua dekade terakhir – dari Resesi Global 2008, pandemi COVID-19, hingga ketegangan geopolitik terbaru – selalu membawa kita kembali pada pertanyaan klasik: apakah emas masih menjadi tempat berlindung yang aman ketika dunia tampak rapuh?

Dalam narasi sejarah keuangan, emas telah lama digambarkan sebagai penyelamat nilai, simbol ketahanan terhadap gejolak dan inflasi.

Namun, dinamika zaman kini menghadirkan berbagai aset baru yang mengklaim posisi serupa, seperti cryptocurrency, obligasi pemerintah, hingga properti digital.

Seiring berkembangnya teknologi dan preferensi investor modern, emas dihadapkan pada ujian relevansi.

Tidak hanya bersaing dengan aset digital seperti Bitcoin yang disebut-sebut sebagai "emas digital", emas juga harus membuktikan ketahanannya di tengah suku bunga tinggi dan ekspektasi kebijakan moneter ketat.

Baca juga: Tepatkah Tukin untuk Dosen Swasta?

Situasi ini memunculkan diskursus baru: apakah emas tetap menjadi pilihan rasional untuk diversifikasi dan perlindungan portofolio di era penuh ketidakpastian ini?

Lebih dari sekadar investasi, membeli emas kini juga melibatkan aspek psikologis, terutama dalam fenomena panic buying yang sering muncul di masa krisis.

Melalui tulisan ini, mari kita telaah secara objektif dan terstruktur: masih relevankah emas sebagai safe haven?

Bagaimana perilaku panic buying memperkuat atau justru memperlemah posisi emas? Dan bagaimana sebaiknya investor bersikap di tengah realitas baru ini?

Emas sebagai Safe Haven

Secara tradisional, emas telah menjadi simbol stabilitas nilai. Karakteristik fisik emas – kelangkaan, ketahanan, dan penerimaan lintas budaya – menjadikannya aset ideal saat pasar keuangan terguncang.

Studi seminal oleh Baur dan McDermott (2010) menunjukkan bahwa emas berperan sebagai safe haven di berbagai negara, terutama saat pasar saham jatuh drastis.

Ketika ketidakpastian melanda, emas biasanya mengalami lonjakan permintaan, karena dinilai lebih aman dibanding aset berbasis mata uang atau instrumen keuangan lain.

Namun, memasuki era pasca-2020, beberapa dinamika baru mulai menggeser lanskap investasi.

Kenaikan pesat aset kripto, revolusi digitalisasi keuangan, dan perubahan perilaku investor muda menghadirkan tantangan terhadap supremasi emas.

Meski Bitcoin sempat dijuluki sebagai "emas digital", volatilitas ekstremnya memperlihatkan bahwa aset ini belum mampu menggantikan peran stabilitas yang diberikan emas dalam portofolio.

Halaman:


Terkini Lainnya
InJourney Hospitality Group Salurkan Hewan Kurban Idul Adha
InJourney Hospitality Group Salurkan Hewan Kurban Idul Adha
Ekbis
Bupati Raja Ampat: Masyarakat Tak Mau Tambang Nikel PT Gag Ditutup ...
Bupati Raja Ampat: Masyarakat Tak Mau Tambang Nikel PT Gag Ditutup ...
Ekbis
Meski Kantongi Izin Resmi, Bahlil Perketat Pengawasan 5 Perusahaan Tambang di Raja Ampat
Meski Kantongi Izin Resmi, Bahlil Perketat Pengawasan 5 Perusahaan Tambang di Raja Ampat
Ekbis
OJK: Buron Kasus Investree Adrian Gunadi Ada di Qatar
OJK: Buron Kasus Investree Adrian Gunadi Ada di Qatar
Ekbis
7.000 Pekerjanya Kena PHK, P&G Tak Kebal Efek Tarif Trump
7.000 Pekerjanya Kena PHK, P&G Tak Kebal Efek Tarif Trump
Ekbis
Peringati Idul Adha 1446 H, Pertamina Hulu Salurkan Ribuan Hewan Kurban  hingga ke Pelosok
Peringati Idul Adha 1446 H, Pertamina Hulu Salurkan Ribuan Hewan Kurban hingga ke Pelosok
Ekbis
Disney Lakukan PHK, Ratusan Karyawan Bagian Film, Televisi dan Keuangan Terdampak
Disney Lakukan PHK, Ratusan Karyawan Bagian Film, Televisi dan Keuangan Terdampak
Ekbis
Cara Pesan SR022 via wondr by BNI, Bisa Dapat Cashback hingga Rp 15 Juta
Cara Pesan SR022 via wondr by BNI, Bisa Dapat Cashback hingga Rp 15 Juta
Ekbis
LQ45 Masih Tertekan, Stimulus Ekonomi dan Dividen Jadi 'Angin Segar' di Semester II 2025
LQ45 Masih Tertekan, Stimulus Ekonomi dan Dividen Jadi "Angin Segar" di Semester II 2025
Cuan
Perusahaan Tambang di Pulau Gag Raja Ampat Dapat Keistimewaan Khusus
Perusahaan Tambang di Pulau Gag Raja Ampat Dapat Keistimewaan Khusus
Energi
BSU Juni-Juli 2025 Cair, Simak Cara Cek dan Kriterianya
BSU Juni-Juli 2025 Cair, Simak Cara Cek dan Kriterianya
Ekbis
Mentan Geram Ada Oknum yang Manipulasi Data Stok Beras, Bakal Ambil Langkah Hukum
Mentan Geram Ada Oknum yang Manipulasi Data Stok Beras, Bakal Ambil Langkah Hukum
Ekbis
Gubernur Papua Barat Daya Bantah Isu Kerusakan Lingkungan di Pulau Gag: Hoaks, Air Lautnya Biru...
Gubernur Papua Barat Daya Bantah Isu Kerusakan Lingkungan di Pulau Gag: Hoaks, Air Lautnya Biru...
Ekbis
6 Mitos soal AI yang Dipatahkan Studi Global, Termasuk Soal Ancaman terhadap Pekerjaan
6 Mitos soal AI yang Dipatahkan Studi Global, Termasuk Soal Ancaman terhadap Pekerjaan
Ekbis
OECD Prediksi Defisit APBN Indonesia Naik tapi Masih Sesuai Batas Aman
OECD Prediksi Defisit APBN Indonesia Naik tapi Masih Sesuai Batas Aman
Keuangan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau