Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Mohammad Aliman Shahmi
Dosen

Dosen Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Mahmud Yunus Batusangkar

Pertumbuhan 4,87 Persen Kuartal I-2025: Sinyal Retaknya Fondasi Ekonomi Nasional

Kompas.com - 08/05/2025, 14:55 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

RILIS data perekonomian Indonesia untuk kuartal I 2025 menghadirkan angka pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 4,87 persen secara tahunan (yoy).

Sontak, narasi resmi yang mengemuka adalah optimisme dan klaim ketahanan atau resiliensi ekonomi nasional di tengah berbagai turbulensi global yang tak kunjung usai.

Angka ini, meski di bawah psikologis 5 persen, seolah menjadi penegas bahwa Indonesia masih mampu menavigasi badai ketidakpastian, didorong konsumsi domestik yang kokoh dan kinerja ekspor positif.

Namun, layaknya gunung es, angka tunggal PDB seringkali menyembunyikan kompleksitas lebih besar di bawah permukaan.

Mengupas lebih dalam, gambaran yang muncul tidaklah sesederhana klaim resiliensi semata. Pertumbuhan 4,87 persen yoy ini sejatinya menunjukkan perlambatan dibandingkan capaian triwulan IV 2024 (5,02 persen yoy) maupun triwulan I 2024 (5,11 persen yoy).

Baca juga: Pertumbuhan Ekonomi Kuartal I 2025 Melambat, Imbas Efisiensi Anggaran?

Lebih mengkhawatirkan lagi adalah kontraksi pertumbuhan sebesar 0,98 persen jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya (q-to-q), yang bahkan lebih dalam dari kontraksi serupa pada periode yang sama tahun lalu (-0,83 persen q-to-q).

Data-data ini mengisyaratkan adanya pelemahan momentum dan memunculkan pertanyaan krusial: Seberapa kokoh sebenarnya fondasi ekonomi kita?

Apakah kita benar-benar resilien, atau hanya menikmati bantalan sementara dari pasar domestik yang besar sembari mengabaikan retakan-retakan struktural yang kian nyata?

Angka pertumbuhan yang menipu

Sekilas, pertumbuhan PDB 4,87 persen yoy mungkin terdengar lumayan. Namun, kualitas di balik angka tersebut patut dipertanyakan.

Konsumsi rumah tangga, sang motor utama, memang masih tumbuh 4,89 persen yoy, tapi lajunya melambat dari 4,98 persen yoy pada kuartal sebelumnya.

Perlambatan ini, meski tipis, senada dengan keluhan beberapa ekonom mengenai "daya beli yang lesu".

Di sisi lain, Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) atau investasi, yang menjadi kunci kapasitas produktif masa depan, anjlok pertumbuhannya menjadi hanya 2,12 persen yoy, terjun bebas dari 5,03 persen yoy pada triwulan IV 2024.

Ini adalah sinyal merah yang tak bisa diabaikan, mengindikasikan keengganan atau ketidakmampuan sektor swasta untuk berekspansi di tengah ketidakpastian.

Kontraksi konsumsi pemerintah sebesar 1,38 persen yoy memang sebagian dapat dijelaskan oleh normalisasi belanja pasca-Pemilu.

Namun, beberapa analisis juga menyoroti adanya "efisiensi belanja pemerintah besar-besaran" yang justru dapat menekan kepercayaan konsumen dan aktivitas ekonomi.

Halaman:


Terkini Lainnya
InJourney Hospitality Group Salurkan Hewan Kurban Idul Adha
InJourney Hospitality Group Salurkan Hewan Kurban Idul Adha
Ekbis
Bupati Raja Ampat: Masyarakat Tak Mau Tambang Nikel PT Gag Ditutup ...
Bupati Raja Ampat: Masyarakat Tak Mau Tambang Nikel PT Gag Ditutup ...
Ekbis
Meski Kantongi Izin Resmi, Bahlil Perketat Pengawasan 5 Perusahaan Tambang di Raja Ampat
Meski Kantongi Izin Resmi, Bahlil Perketat Pengawasan 5 Perusahaan Tambang di Raja Ampat
Ekbis
OJK: Buron Kasus Investree Adrian Gunadi Ada di Qatar
OJK: Buron Kasus Investree Adrian Gunadi Ada di Qatar
Ekbis
7.000 Pekerjanya Kena PHK, P&G Tak Kebal Efek Tarif Trump
7.000 Pekerjanya Kena PHK, P&G Tak Kebal Efek Tarif Trump
Ekbis
Peringati Idul Adha 1446 H, Pertamina Hulu Salurkan Ribuan Hewan Kurban  hingga ke Pelosok
Peringati Idul Adha 1446 H, Pertamina Hulu Salurkan Ribuan Hewan Kurban hingga ke Pelosok
Ekbis
Disney Lakukan PHK, Ratusan Karyawan Bagian Film, Televisi dan Keuangan Terdampak
Disney Lakukan PHK, Ratusan Karyawan Bagian Film, Televisi dan Keuangan Terdampak
Ekbis
Cara Pesan SR022 via wondr by BNI, Bisa Dapat Cashback hingga Rp 15 Juta
Cara Pesan SR022 via wondr by BNI, Bisa Dapat Cashback hingga Rp 15 Juta
Ekbis
LQ45 Masih Tertekan, Stimulus Ekonomi dan Dividen Jadi 'Angin Segar' di Semester II 2025
LQ45 Masih Tertekan, Stimulus Ekonomi dan Dividen Jadi "Angin Segar" di Semester II 2025
Cuan
Perusahaan Tambang di Pulau Gag Raja Ampat Dapat Keistimewaan Khusus
Perusahaan Tambang di Pulau Gag Raja Ampat Dapat Keistimewaan Khusus
Energi
BSU Juni-Juli 2025 Cair, Simak Cara Cek dan Kriterianya
BSU Juni-Juli 2025 Cair, Simak Cara Cek dan Kriterianya
Ekbis
Mentan Geram Ada Oknum yang Manipulasi Data Stok Beras, Bakal Ambil Langkah Hukum
Mentan Geram Ada Oknum yang Manipulasi Data Stok Beras, Bakal Ambil Langkah Hukum
Ekbis
Gubernur Papua Barat Daya Bantah Isu Kerusakan Lingkungan di Pulau Gag: Hoaks, Air Lautnya Biru...
Gubernur Papua Barat Daya Bantah Isu Kerusakan Lingkungan di Pulau Gag: Hoaks, Air Lautnya Biru...
Ekbis
6 Mitos soal AI yang Dipatahkan Studi Global, Termasuk Soal Ancaman terhadap Pekerjaan
6 Mitos soal AI yang Dipatahkan Studi Global, Termasuk Soal Ancaman terhadap Pekerjaan
Ekbis
OECD Prediksi Defisit APBN Indonesia Naik tapi Masih Sesuai Batas Aman
OECD Prediksi Defisit APBN Indonesia Naik tapi Masih Sesuai Batas Aman
Keuangan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau