Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rikson Pandapotan Tampubolon
Dosen

Dosen; Direktur Eksekutif Batam Labor and Public Policies; Konsultan; Pengamat Kebijakan Publik

Demo Ojek Online: Perjuangan untuk Pengakuan, Perlindungan, dan Keadilan

Kompas.com - 20/05/2025, 13:10 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

DI TENGAH deru kota dan hiruk-pikuk jalanan, ribuan pengemudi ojek online (ojol) dari berbagai daerah menggelar aksi demonstrasi nasional pada 20 Mei 2025.

Mereka tidak sekadar turun ke jalan karena tarif yang tak manusiawi atau potongan aplikasi yang mencekik, tetapi karena sistem ekonomi digital hari ini telah gagal memberi keadilan paling dasar bagi pekerja: hak atas penghidupan yang layak dan bermartabat.

Sampai hari ini, status pengemudi ojol masih disebut sebagai mitra oleh perusahaan aplikasi. Namun, sebutan ini adalah kamuflase korporasi untuk menghindari kewajiban dasar atas perlindungan tenaga kerja: jaminan sosial, standar upah minimum, jam kerja manusiawi, dan keselamatan kerja.

Padahal, para ojol ini bekerja di bawah kontrol platform yang ketat—dari sistem algoritma, skema insentif, hingga penalti akun. Mereka bukan “mitra setara”; mereka adalah buruh dalam sistem digital yang diotomatisasi.

Baca juga: Menelaah Status Pengemudi Ojek Online Jadi Pekerja

Laporan ILO (2021) tentang “The Role of Digital Labour Platforms in Transforming the World of Work” secara tegas menyatakan bahwa pekerja platform digital berada dalam posisi paling rentan karena: Tidak memiliki jaminan sosial, tidak diakui sebagai pekerja formal dan tidak memiliki ruang negosiasi kolektif terhadap perusahaan platform.

Lebih ironis lagi, rata-rata penghasilan bersih pengemudi ojol di Indonesia hanya sekitar Rp 2 juta-Rp 2,5 juta per bulan, jauh di bawah UMP Jakarta (Rp 5.067.381) dan tidak mencukupi standar kebutuhan hidup layak, apalagi untuk menanggung biaya operasional kendaraan dan risiko kecelakaan kerja.

Demokrasi jalanan jadi ruang dialog

Demonstrasi nasional ini seharusnya menjadi alarm serius bagi negara. Ketika buruh digital harus turun ke jalan, itu berarti kanal-kanal dialog formal telah tersumbat atau diabaikan.

Negara, dalam hal ini Kementerian Ketenagakerjaan, seharusnya tidak lagi berpangku tangan dan membiarkan pengemudi ojol menjadi korban eksploitasi sistematis dari perusahaan teknologi yang hanya mementingkan pertumbuhan valuasi.

Seperti yang disampaikan Martin Luther King Jr., “Injustice anywhere is a threat to justice everywhere.”

Ketidakadilan terhadap para pengemudi ojol bukanlah kasus tersendiri—ia mencerminkan arah bangsa ini dalam memilih siapa yang ingin dilindungi: manusia atau mesin? Rakyat atau pemodal?

Baca juga: Hari Buruh 2025: Agenda Melawan Eksploitasi Ojek Online

Tulisan Tokoh dan Pemikir Buruh Rekson Silaban yang baru-baru ini terbit di berbagai media nasional, menyampaikan satu pesan fundamental: "Tanpa kekuatan kelembagaan yang berpihak dan perlindungan kerja yang inklusif, globalisasi hanya akan menguntungkan pemodal dan memperlemah posisi buruh."

Silaban secara tajam menyoroti bahwa pekerja ojol adalah simbol dari kerja tidak layak yang dinormalisasi. Mereka bekerja tanpa jaminan sosial, jam kerja panjang, tanpa akses perlindungan hukum, dan tetap diselimuti narasi kemitraan yang semu.

Bahkan, ia menyebut bahwa pekerjaan paling kotor dan paling berbahaya justru sering disajikan sebagai “pekerjaan transisi yang adil”—padahal itu adalah legitimasi eksploitatif dari sistem digitalisasi tenaga kerja.

Sebagai analis kebijakan publik yang mencermati dinamika buruh di era digital, saya melihat bahwa perjuangan para pengemudi ojek online hari ini tidak sekadar tentang tarif atau insentif.

Ini adalah perjuangan untuk pengakuan, perlindungan, dan keadilan dalam lanskap ekonomi yang semakin dikendalikan oleh algoritma dan kepentingan korporasi.

Halaman:


Terkini Lainnya
InJourney Hospitality Group Salurkan Hewan Kurban Idul Adha
InJourney Hospitality Group Salurkan Hewan Kurban Idul Adha
Ekbis
Bupati Raja Ampat: Masyarakat Tak Mau Tambang Nikel PT Gag Ditutup ...
Bupati Raja Ampat: Masyarakat Tak Mau Tambang Nikel PT Gag Ditutup ...
Ekbis
Meski Kantongi Izin Resmi, Bahlil Perketat Pengawasan 5 Perusahaan Tambang di Raja Ampat
Meski Kantongi Izin Resmi, Bahlil Perketat Pengawasan 5 Perusahaan Tambang di Raja Ampat
Ekbis
OJK: Buron Kasus Investree Adrian Gunadi Ada di Qatar
OJK: Buron Kasus Investree Adrian Gunadi Ada di Qatar
Ekbis
7.000 Pekerjanya Kena PHK, P&G Tak Kebal Efek Tarif Trump
7.000 Pekerjanya Kena PHK, P&G Tak Kebal Efek Tarif Trump
Ekbis
Peringati Idul Adha 1446 H, Pertamina Hulu Salurkan Ribuan Hewan Kurban  hingga ke Pelosok
Peringati Idul Adha 1446 H, Pertamina Hulu Salurkan Ribuan Hewan Kurban hingga ke Pelosok
Ekbis
Disney Lakukan PHK, Ratusan Karyawan Bagian Film, Televisi dan Keuangan Terdampak
Disney Lakukan PHK, Ratusan Karyawan Bagian Film, Televisi dan Keuangan Terdampak
Ekbis
Cara Pesan SR022 via wondr by BNI, Bisa Dapat Cashback hingga Rp 15 Juta
Cara Pesan SR022 via wondr by BNI, Bisa Dapat Cashback hingga Rp 15 Juta
Ekbis
LQ45 Masih Tertekan, Stimulus Ekonomi dan Dividen Jadi 'Angin Segar' di Semester II 2025
LQ45 Masih Tertekan, Stimulus Ekonomi dan Dividen Jadi "Angin Segar" di Semester II 2025
Cuan
Perusahaan Tambang di Pulau Gag Raja Ampat Dapat Keistimewaan Khusus
Perusahaan Tambang di Pulau Gag Raja Ampat Dapat Keistimewaan Khusus
Energi
BSU Juni-Juli 2025 Cair, Simak Cara Cek dan Kriterianya
BSU Juni-Juli 2025 Cair, Simak Cara Cek dan Kriterianya
Ekbis
Mentan Geram Ada Oknum yang Manipulasi Data Stok Beras, Bakal Ambil Langkah Hukum
Mentan Geram Ada Oknum yang Manipulasi Data Stok Beras, Bakal Ambil Langkah Hukum
Ekbis
Gubernur Papua Barat Daya Bantah Isu Kerusakan Lingkungan di Pulau Gag: Hoaks, Air Lautnya Biru...
Gubernur Papua Barat Daya Bantah Isu Kerusakan Lingkungan di Pulau Gag: Hoaks, Air Lautnya Biru...
Ekbis
6 Mitos soal AI yang Dipatahkan Studi Global, Termasuk Soal Ancaman terhadap Pekerjaan
6 Mitos soal AI yang Dipatahkan Studi Global, Termasuk Soal Ancaman terhadap Pekerjaan
Ekbis
OECD Prediksi Defisit APBN Indonesia Naik tapi Masih Sesuai Batas Aman
OECD Prediksi Defisit APBN Indonesia Naik tapi Masih Sesuai Batas Aman
Keuangan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau