Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Al Taqdir Badari
Co-founder dan Direktur Temu Ide

Peneliti dan Konsultan ERP

Dari "Bad Boy Billionaires" ke Sritex: Skandal Kredit dan Gaya Hidup yang Runtuhkan Sistem

Kompas.com - 26/05/2025, 14:47 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

AWALNYA saya hanya ingin menonton video singkat untuk menemani sore. Namun, satu tayangan di kanal YouTube Prof. Rhenald Kasali mengubah arah pikiran saya.

Judulnya: “Babak Baru Sritex: Cawe-cawe Pejabat & Trah Solo, Buntut Skandal Korupsi Bos Sritex”.

Dalam tayangan itu, Prof. Rhenald membahas kejatuhan bisnis tekstil raksasa Indonesia, Sritex, yang mulai terguncang sejak 2021—tahun ketika perusahaan mencatat kerugian keuangan masif dan mulai aktif mengajukan pinjaman ke puluhan bank.

Beliau menyebut dokumenter Netflix "Bad Boy Billionaires: India" sebagai kunci pembanding pola skandal bisnis serupa di negara lain. Saya langsung mencarinya.

Dari semua tokoh dalam dokumenter itu, Vijay Mallya adalah yang paling mencolok. Dikenal sebagai King of Good Times, Mallya adalah pewaris grup United Breweries (UB Group), pemilik Kingfisher Airlines, sponsor Formula One, penyelenggara pesta mewah, dan simbol “India Baru” yang global dan flamboyan.

Namun, semua gemerlap itu ternyata disokong oleh utang dari lebih dari 17 bank, total sekitar Rp 18 triliun.

Baca juga: Negeri yang Menolak Pensiun

Mallya menggunakan pinjaman untuk menopang bisnis maskapainya yang terus merugi, membayar bunga pinjaman lain, membeli aset pribadi, dan menjaga gaya hidup elit.

Ketika Kingfisher kolaps pada 2012, ia menyisakan ribuan karyawan tak digaji dan lubang besar di sistem keuangan India.

Dan saat kreditor menuntut pertanggungjawaban, Mallya memilih melarikan diri ke Inggris. Sejak 2016, pemerintah India masih berupaya mengekstradisinya.

Sebab pola ini, kemewahan, ekspansi, utang, kolaps, dan pelarian tanggung jawab, bukan hanya terjadi di India. Kita punya versinya sendiri. Namanya: Sritex.

PT Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex) adalah legenda industri tekstil Indonesia. Namun pada 2021, perusahaan ini mencatat kerugian bersih Rp 15,66 triliun. Lonjakan dari laba tahun sebelumnya yang mencapai 85 juta dollar AS.

Di tengah arus rugi tersebut, Sritex justru semakin agresif mencari pendanaan: lebih dari 20 bank, utang yang dihimpun mencapai Rp 3,5 triliun.

Dari angka tersebut, Bank BJB memberikan Rp 543,98 miliar dan Bank DKI mengucurkan Rp 149 miliar—dua bank milik pemerintah daerah. Totalnya hampir Rp 693 miliar.

Kredit tersebut kini menjadi objek perkara korupsi yang ditangani oleh Kejaksaan Agung.

Apakah kasus ini akan berhenti di pemilik?

Kejaksaan Agung menetapkan tersangka Komisaris Utama Sritex Iwan Setiawan Lukminto (ISL) sebagai tersangka dalam kasus dugaan korupsi pemberian kredit. Pada periode tahun 2005-2022, Iwan diketahui menjabat sebagai Direktur Utama Sritex.

Halaman:


Terkini Lainnya
InJourney Hospitality Group Salurkan Hewan Kurban Idul Adha
InJourney Hospitality Group Salurkan Hewan Kurban Idul Adha
Ekbis
Bupati Raja Ampat: Masyarakat Tak Mau Tambang Nikel PT Gag Ditutup ...
Bupati Raja Ampat: Masyarakat Tak Mau Tambang Nikel PT Gag Ditutup ...
Ekbis
Meski Kantongi Izin Resmi, Bahlil Perketat Pengawasan 5 Perusahaan Tambang di Raja Ampat
Meski Kantongi Izin Resmi, Bahlil Perketat Pengawasan 5 Perusahaan Tambang di Raja Ampat
Ekbis
OJK: Buron Kasus Investree Adrian Gunadi Ada di Qatar
OJK: Buron Kasus Investree Adrian Gunadi Ada di Qatar
Ekbis
7.000 Pekerjanya Kena PHK, P&G Tak Kebal Efek Tarif Trump
7.000 Pekerjanya Kena PHK, P&G Tak Kebal Efek Tarif Trump
Ekbis
Peringati Idul Adha 1446 H, Pertamina Hulu Salurkan Ribuan Hewan Kurban  hingga ke Pelosok
Peringati Idul Adha 1446 H, Pertamina Hulu Salurkan Ribuan Hewan Kurban hingga ke Pelosok
Ekbis
Disney Lakukan PHK, Ratusan Karyawan Bagian Film, Televisi dan Keuangan Terdampak
Disney Lakukan PHK, Ratusan Karyawan Bagian Film, Televisi dan Keuangan Terdampak
Ekbis
Cara Pesan SR022 via wondr by BNI, Bisa Dapat Cashback hingga Rp 15 Juta
Cara Pesan SR022 via wondr by BNI, Bisa Dapat Cashback hingga Rp 15 Juta
Ekbis
LQ45 Masih Tertekan, Stimulus Ekonomi dan Dividen Jadi 'Angin Segar' di Semester II 2025
LQ45 Masih Tertekan, Stimulus Ekonomi dan Dividen Jadi "Angin Segar" di Semester II 2025
Cuan
Perusahaan Tambang di Pulau Gag Raja Ampat Dapat Keistimewaan Khusus
Perusahaan Tambang di Pulau Gag Raja Ampat Dapat Keistimewaan Khusus
Energi
BSU Juni-Juli 2025 Cair, Simak Cara Cek dan Kriterianya
BSU Juni-Juli 2025 Cair, Simak Cara Cek dan Kriterianya
Ekbis
Mentan Geram Ada Oknum yang Manipulasi Data Stok Beras, Bakal Ambil Langkah Hukum
Mentan Geram Ada Oknum yang Manipulasi Data Stok Beras, Bakal Ambil Langkah Hukum
Ekbis
Gubernur Papua Barat Daya Bantah Isu Kerusakan Lingkungan di Pulau Gag: Hoaks, Air Lautnya Biru...
Gubernur Papua Barat Daya Bantah Isu Kerusakan Lingkungan di Pulau Gag: Hoaks, Air Lautnya Biru...
Ekbis
6 Mitos soal AI yang Dipatahkan Studi Global, Termasuk Soal Ancaman terhadap Pekerjaan
6 Mitos soal AI yang Dipatahkan Studi Global, Termasuk Soal Ancaman terhadap Pekerjaan
Ekbis
OECD Prediksi Defisit APBN Indonesia Naik tapi Masih Sesuai Batas Aman
OECD Prediksi Defisit APBN Indonesia Naik tapi Masih Sesuai Batas Aman
Keuangan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau