Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Arip Muttaqien
Akademisi/Peneliti (Fakultas Ekonomi dan Bisnis UI)

Saat ini berkiprah sebagai akademisi/peneliti di Universitas Indonesia. Tertarik dengan berbagai topik ekonomi, pembangunan berkelanjutan, pembangunan internasional, Asia Tenggara, monitoring-evaluasi, serta isu interdisiplin. Doktor ekonomi dari UNU-MERIT/Maastricht University (Belanda). Alumni generasi pertama beasiswa LPDP master-doktor. Pernah bekerja di ASEAN Secretariat, Indonesia Mengajar, dan konsultan marketing. Bisa dihubungi di https://www.linkedin.com/in/aripmuttaqien/

Bonus Demografi atau Bonus Produktivitas? (Bagian III-Habis)

Kompas.com - 31/05/2025, 15:07 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

PADA tulisan sebelumnya, penulis membahas pola pertumbuhan ekonomi di negara-negara berkembang.

Sebagian di antaranya berhasil memanfaatkan window of opportunity berupa bonus demografi yang disertai dengan peningkatan produktivitas. Namun, tidak sedikit yang justru terjebak dalam middle-income trap.

Pertanyaannya, bagaimana seharusnya window of opportunity ini dimanfaatkan? Langkah apa yang perlu dilakukan?

Bagaimana kondisi produktivitas Indonesia saat ini? Apakah Indonesia cukup mampu mengejar target ambisius, sebagaimana yang diharapkan oleh “para petinggi”, untuk menjadi Indonesia Emas 2045?

Pada 2012, McKinsey Global Institute (MGI) menerbitkan laporan berjudul “The Archipelago Economy: Unleashing Indonesia’s Potential”.

Dalam laporan tersebut, MGI memprediksi bahwa Indonesia akan menjadi ekonomi terbesar ketujuh di dunia pada 2030.

Baca artikel sebelumnya: Bonus Demografi atau Bonus Produktivitas? (Bagian I)

Meskipun saat ini tampaknya Indonesia tidak akan mencapai target tersebut, tetap terdapat capaian penting, yaitu pendapatan per kapita telah tumbuh sekitar 60 persen sejak saat itu, dan Indonesia kini telah masuk dalam kategori upper-middle income country.

Tantangan produktivitas

Bulan lalu, MGI kembali merilis laporan terbaru berjudul “The Enterprising Archipelago: Propelling Indonesia’s Productivity”.

Dalam laporan ini, ditekankan bahwa untuk mewujudkan visi Indonesia Emas, negara ini perlu menciptakan kondisi yang dapat mendorong peningkatan produktivitas dan memungkinkan perusahaan-perusahaan besar untuk memperdalam investasi di Indonesia.

Namun, fakta menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi cenderung melambat. Untuk dapat mencapai ambang pendapatan sebesar 14.000 dollar AS per kapita pada 2045, Indonesia perlu mempertahankan tingkat pertumbuhan tahunan majemuk (compound annual growth rate/CAGR) sebesar 5,4 persen.

Angka ini lebih tinggi dibandingkan CAGR sejak tahun 2000 yang tercatat sebesar 4,9 persen.

MGI menyusun perhitungannya dengan mengacu pada pengalaman negara-negara lain sebagai benchmark. Metodologi yang digunakan mencakup setidaknya empat komponen utama.

Pertama, analisis terhadap pertumbuhan ekonomi dan produktivitas. Kedua, analisis mengenai ukuran perusahaan serta input-input yang digunakan.

Ketiga, kajian terhadap sektor-sektor ekonomi dan metrik pendukung (enabler metrics). Keempat, komparasi dengan negara-negara Asia sebagai pembanding.

Berdasarkan laporan tersebut, untuk mencapai negara maju pada 2045, produktivitas harus tumbuh setidaknya 1,6 kali dari kondisi sekarang.

Kontribusi dari perubahan demograsi/populasi hanya sekitar 0,5 persen poin terhadap pertumbuhan PDB.

Nilai ini lebih rendah dari pola pertumbuhan antara tahun 2000 hingga sekarang, sekitar 1,8 persen poin. Sedangkan pertumbuhan 4,9 persen poin adalah berasal dari peningkatan produktivitas.

Untuk mencapai skenario pertumbuhan 4,9 persen dari produktivitas, salah satu pendekatan yang dilakukan di berbagai kasus negara lain adalah meningkatkan laju capital deepening, yaitu peningkatan jumlah modal atau investasi per pekerja.

Halaman:


Terkini Lainnya
InJourney Hospitality Group Salurkan Hewan Kurban Idul Adha
InJourney Hospitality Group Salurkan Hewan Kurban Idul Adha
Ekbis
Bupati Raja Ampat: Masyarakat Tak Mau Tambang Nikel PT Gag Ditutup ...
Bupati Raja Ampat: Masyarakat Tak Mau Tambang Nikel PT Gag Ditutup ...
Ekbis
Meski Kantongi Izin Resmi, Bahlil Perketat Pengawasan 5 Perusahaan Tambang di Raja Ampat
Meski Kantongi Izin Resmi, Bahlil Perketat Pengawasan 5 Perusahaan Tambang di Raja Ampat
Ekbis
OJK: Buron Kasus Investree Adrian Gunadi Ada di Qatar
OJK: Buron Kasus Investree Adrian Gunadi Ada di Qatar
Ekbis
7.000 Pekerjanya Kena PHK, P&G Tak Kebal Efek Tarif Trump
7.000 Pekerjanya Kena PHK, P&G Tak Kebal Efek Tarif Trump
Ekbis
Peringati Idul Adha 1446 H, Pertamina Hulu Salurkan Ribuan Hewan Kurban  hingga ke Pelosok
Peringati Idul Adha 1446 H, Pertamina Hulu Salurkan Ribuan Hewan Kurban hingga ke Pelosok
Ekbis
Disney Lakukan PHK, Ratusan Karyawan Bagian Film, Televisi dan Keuangan Terdampak
Disney Lakukan PHK, Ratusan Karyawan Bagian Film, Televisi dan Keuangan Terdampak
Ekbis
Cara Pesan SR022 via wondr by BNI, Bisa Dapat Cashback hingga Rp 15 Juta
Cara Pesan SR022 via wondr by BNI, Bisa Dapat Cashback hingga Rp 15 Juta
Ekbis
LQ45 Masih Tertekan, Stimulus Ekonomi dan Dividen Jadi 'Angin Segar' di Semester II 2025
LQ45 Masih Tertekan, Stimulus Ekonomi dan Dividen Jadi "Angin Segar" di Semester II 2025
Cuan
Perusahaan Tambang di Pulau Gag Raja Ampat Dapat Keistimewaan Khusus
Perusahaan Tambang di Pulau Gag Raja Ampat Dapat Keistimewaan Khusus
Energi
BSU Juni-Juli 2025 Cair, Simak Cara Cek dan Kriterianya
BSU Juni-Juli 2025 Cair, Simak Cara Cek dan Kriterianya
Ekbis
Mentan Geram Ada Oknum yang Manipulasi Data Stok Beras, Bakal Ambil Langkah Hukum
Mentan Geram Ada Oknum yang Manipulasi Data Stok Beras, Bakal Ambil Langkah Hukum
Ekbis
Gubernur Papua Barat Daya Bantah Isu Kerusakan Lingkungan di Pulau Gag: Hoaks, Air Lautnya Biru...
Gubernur Papua Barat Daya Bantah Isu Kerusakan Lingkungan di Pulau Gag: Hoaks, Air Lautnya Biru...
Ekbis
6 Mitos soal AI yang Dipatahkan Studi Global, Termasuk Soal Ancaman terhadap Pekerjaan
6 Mitos soal AI yang Dipatahkan Studi Global, Termasuk Soal Ancaman terhadap Pekerjaan
Ekbis
OECD Prediksi Defisit APBN Indonesia Naik tapi Masih Sesuai Batas Aman
OECD Prediksi Defisit APBN Indonesia Naik tapi Masih Sesuai Batas Aman
Keuangan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau