Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Patriot Bond Akan Diterbitkan, Apa Bedanya dengan Instrumen Investasi Lain?

Kompas.com - 27/08/2025, 20:45 WIB
Nur Jamal Shaid

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara berencana menerbitkan Patriot Bond senilai Rp 50 triliun. Instrumen ini digadang-gadang bukan sekadar produk investasi, tetapi juga sarana pembiayaan pembangunan yang memberi manfaat ganda bagi ekonomi nasional dan agenda lingkungan.

Chief Investment Officer Danantara, Pandu Sjahrir, menjelaskan Patriot Bond akan menjadi instrumen strategis dengan model yang sudah lazim digunakan di sejumlah negara, seperti Jepang dan Amerika Serikat (AS).

“Melalui obligasi ini, negara memperoleh sumber pendanaan jangka menengah-panjang yang stabil, sementara pelaku usaha memiliki akses pada instrumen investasi yang aman dan bermanfaat bagi perekonomian nasional,” kata Pandu, dikutip dari siaran pers Danantara, Selasa (26/8/2025).

Baca juga: Dana IPO Bukalapak Parkir di Instrumen Investasi, Benarkah Akan Berubah Haluan?

Lebih dari Sekadar Obligasi

Ekonom Universitas Indonesia, Ahmad Mikail Zaini, menilai Patriot Bond berbeda dari instrumen obligasi konvensional karena menyasar pendanaan proyek yang berhubungan dengan isu lingkungan.

Menurutnya, investasi ini tidak hanya menjanjikan imbal hasil yang aman, tetapi juga mendukung pengembangan energi terbarukan, industri ramah lingkungan, hingga penciptaan lapangan kerja baru.

“Daripada dana triliunan rupiah milik pengusaha nasional tersimpan di luar negeri, lebih baik ditempatkan di instrumen yang memberi manfaat ganda,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Rabu.

Ia menambahkan, Patriot Bond dapat dipandang sebagai bentuk tanggung jawab sosial (CSR) pengusaha.

“Patriot Bond ini membentuk kepedulian sosial kalangan pengusaha berpartisipasi dalam pembangunan lingkungan dan energi,” lanjutnya.

Baca juga: Danantara dan GEM Asal China Sepakati Investasi Hilirisasi Nikel Rp 23,3 Triliun

Ruang Besar di Pasar Obligasi RI

Selain manfaat lingkungan, Patriot Bond juga dinilai memiliki peluang besar secara pasar. Data Asian Development Bank (ADB) menunjukkan porsi obligasi korporasi di Indonesia baru sekitar 2,5 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).

“Angka ini menunjukkan potensi besar bagi ekspansi instrumen seperti Patriot Bond,” kata Zaini.

Ia juga menekankan bahwa investasi di bidang pengelolaan sampah menjadi energi maupun energi masa depan dapat memberikan return yang aman. Apalagi, menurutnya, kondisi keuangan Danantara cukup kuat untuk menopang program ini.

Dukungan Pengusaha Nasional

Dilansir dari Kontan.id, sejumlah pengusaha nasional menyatakan dukungannya terhadap rencana penerbitan Patriot Bond.

Direktur Utama Golden Agri Resources, Franky Widjaja, menyebut instrumen ini menghadirkan manfaat ganda.

“Instrumen ini memperkuat kolaborasi pemerintah dan dunia usaha. Selain memberi kepastian investasi, Patriot Bonds juga mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif bagi masyarakat luas,” ujarnya.

Sementara itu, bos Barito Pacific, Prajogo Pangestu, menilai Patriot Bonds memberi kesempatan kepada dunia usaha untuk berkontribusi dalam transformasi ekonomi nasional dengan tata kelola yang baik dan berkelanjutan.

Baca juga: Rosan Roeslani Ungkap Alasan Danantara Kirim 36 Direksi ke Swiss, Untuk Apa?

Halaman:


Terkini Lainnya
Soal Badan Penerimaan Negara, Menkeu Purbaya: Kayaknya Suka-suka Saya...
Soal Badan Penerimaan Negara, Menkeu Purbaya: Kayaknya Suka-suka Saya...
Ekbis
6 Strategi Menabung ala Gen Z yang Bisa Dicoba
6 Strategi Menabung ala Gen Z yang Bisa Dicoba
Keuangan
Harga Emas Melambung, Hartadinata Abadi (HRTA) Optimistis Penjualan Tumbuh hingga 60 Persen
Harga Emas Melambung, Hartadinata Abadi (HRTA) Optimistis Penjualan Tumbuh hingga 60 Persen
Cuan
Youth Chapter Hadir di Belt and Road Summit 2025, Dorong Keterlibatan Pemuda dalam Ekonomi Global
Youth Chapter Hadir di Belt and Road Summit 2025, Dorong Keterlibatan Pemuda dalam Ekonomi Global
Ekbis
Pertamina NRE Gandeng HyET Belanda Kembangkan Teknologi EBT
Pertamina NRE Gandeng HyET Belanda Kembangkan Teknologi EBT
Energi
Surya Semesta Internusa (SSIA) Tetap Bagi Dividen 30 Persen di Tengah Proyeksi Penurunan Laba
Surya Semesta Internusa (SSIA) Tetap Bagi Dividen 30 Persen di Tengah Proyeksi Penurunan Laba
Cuan
Purbaya Menteri Keuangan Baru, Indef: Dia Ekonom yang Baik...
Purbaya Menteri Keuangan Baru, Indef: Dia Ekonom yang Baik...
Ekbis
Harpelnas 2025, J Trust Bank (BCIC) Sebut Nasabah jadi Bagian Penting
Harpelnas 2025, J Trust Bank (BCIC) Sebut Nasabah jadi Bagian Penting
Keuangan
Lapangan Minyak Tua Sumatera Pecahkan Rekor Produksi 30.000 Barrel per Hari
Lapangan Minyak Tua Sumatera Pecahkan Rekor Produksi 30.000 Barrel per Hari
Energi
Hong Kong Dorong Kolaborasi Internasional, Tampilkan Peran Kunci di Belt and Road Summit 2025
Hong Kong Dorong Kolaborasi Internasional, Tampilkan Peran Kunci di Belt and Road Summit 2025
Ekbis
KPPU Dalami Kelangkaan BBM Non-Subsidi, Jaga Agar Tidak Ada Praktik Monopoli
KPPU Dalami Kelangkaan BBM Non-Subsidi, Jaga Agar Tidak Ada Praktik Monopoli
Ekbis
Ferry Juliantono Jadi Menkop, Pelaku Usaha Ungkap Tugas yang Harus Diprioritaskan
Ferry Juliantono Jadi Menkop, Pelaku Usaha Ungkap Tugas yang Harus Diprioritaskan
Ekbis
IHSG Anjlok, Menkeu Purbaya: Saya Orang Pasar, 15 Tahun Lebih...
IHSG Anjlok, Menkeu Purbaya: Saya Orang Pasar, 15 Tahun Lebih...
Cuan
Multi Medika Internasional (MMIX) Bakal Bagi Saham Bonus untuk Investor, Simak Rasionya
Multi Medika Internasional (MMIX) Bakal Bagi Saham Bonus untuk Investor, Simak Rasionya
Ekbis
Daftar Menteri yang Diganti Prabowo: dari Sri Mulyani hingga Budi Arie
Daftar Menteri yang Diganti Prabowo: dari Sri Mulyani hingga Budi Arie
Ekbis
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau