Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kapal Besar dan Proyek Ambisius Kuasai Perairan Cilincing, Nelayan Tergusur dari Laut Sendiri

Kompas.com - 12/09/2025, 16:16 WIB
Suparjo Ramalan ,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Perairan Cilincing, Jakarta Utara, kini kian sulit dikenali sebagai kawasan nelayan.

Berdasarkan pantauan Kompas.com, Jumat (13/9/2025) sore, hamparan laut yang dahulu ramai dengan perahu kayu nelayan kini lebih banyak dipenuhi kapal besar dan aktivitas pembangunan proyek ambisius, Pelabuhan Marunda.

Di balik pagar beton yang menjulang, bagian dari konstruksi sheet pile, terlihat geliat proyek yang dikerjakan PT Karya Citra Nusantara (KCN).

Mesin-mesin berat dan kapal-kapal besar lalu-lalang, sementara perahu nelayan nyaris tak terlihat.

Baca juga: KKP Pastikan Tanggul Beton di Cilincing Berizin Resmi

Laut yang dahulu menjadi ruang hidup warga Cilincing seakan berubah wajah: dari arena mencari ikan menjadi etalase mega proyek pelabuhan.

Pagar beton yang terpasang merupakan fondasi pembangunan Pier 3 Pelabuhan Marunda.

Struktur itu dirancang kokoh dan kedap air, melengkapi ambisi proyek yang membentang sepanjang 5.350 meter.

Secara keseluruhan, pelabuhan ini berdiri di atas lahan 100 hektare, meliputi tiga dermaga besar, yakni Pier 1, Pier 2, dan Pier 3.

Pier 1 sendiri telah berdiri dengan panjang 1.950 meter di atas lahan pendukung 20 hektare. Kini, pengerjaan Pier 2 dan Pier 3 terus dikebut, melanjutkan pembangunan yang menelan lahan hingga puluhan hektare lainnya.

Namun, di tengah riuh pembangunan, wajah perairan Cilincing tampak muram.

Nelayan tradisional yang biasanya sibuk menebar jaring dan menata perahu, tak terlihat di sepanjang pantauan.

Perairan kini didominasi kapal besar, sementara nelayan seolah terlantar di kampung halaman mereka sendiri.

Perubahan lanskap laut Cilincing menggambarkan kontras yang nyata: di satu sisi berdiri proyek ambisius dengan infrastruktur megah, di sisi lain, ruang hidup nelayan kian menyempit.

Baca juga: Laut Cilincing Kini Sepi: Nelayan Terhalang Tembok Beton Raksasa, Ikan Menghilang

Proyek Pelabuhan Marunda Sah Secara Hukum

Direktur Utama Karya Citra Nusantara, Widodo Setiadi, memastikan bahwa pembangunan Pelabuhan Marunda sah secara hukum.

Menurutnya, pembangunan proyek telah dimulai sejak 2010 dan sejak awal pola pengerjaannya tidak pernah berubah.

Bahkan, ia menekankan tidak ada perbedaan signifikan dalam proses pembangunan dari waktu ke waktu.

“Kalau saya ditanya ini sah? Ya sah. Sebetulnya proses pembangunan ini kan sudah dimulai 2010 dan polanya sama. Tidak ada yang ribut pada waktu itu, baru sekarang,” ujar Widodo saat konferensi pers di kawasan Pelabuhan Marunda.

Halaman:


Terkini Lainnya
Kebijakan Cukai Rokok 2026: Realisme Fiskal dan Upaya Tekan Rokok Ilegal
Kebijakan Cukai Rokok 2026: Realisme Fiskal dan Upaya Tekan Rokok Ilegal
Industri
Intip Harta Kekayaan Gubernur Riau Abdul Wahid yang Terjaring OTT KPK
Intip Harta Kekayaan Gubernur Riau Abdul Wahid yang Terjaring OTT KPK
Ekbis
Balikkan Rugi, Emiten Emas ARCI Cetak Laba Bersih 71 Juta Dollar AS
Balikkan Rugi, Emiten Emas ARCI Cetak Laba Bersih 71 Juta Dollar AS
Cuan
Danantara Mulai Tender Proyek Sampah Jadi Listrik (WTE) 6 November
Danantara Mulai Tender Proyek Sampah Jadi Listrik (WTE) 6 November
Energi
Laba Bersih DATA  Naik 24 Persen pada Kuartal III 2025, Ditopang Ekspansi Jaringan FTTH
Laba Bersih DATA Naik 24 Persen pada Kuartal III 2025, Ditopang Ekspansi Jaringan FTTH
Cuan
Gandeng S&P Dow Jones Indices, BEI Luncurkan Tiga Indeks Saham Co-Branded
Gandeng S&P Dow Jones Indices, BEI Luncurkan Tiga Indeks Saham Co-Branded
Cuan
Setahun Prabowo-Gibran, BTN (BBTN) Akselerasi Program Tiga Juta Rumah
Setahun Prabowo-Gibran, BTN (BBTN) Akselerasi Program Tiga Juta Rumah
Keuangan
Jaga Stabilitas dan Dorong Ekonomi, BI Longgarkan Kebijakan Moneter
Jaga Stabilitas dan Dorong Ekonomi, BI Longgarkan Kebijakan Moneter
Keuangan
Produksi Beras Naik, Mentan: Insya Allah Tahun Ini Tak Ada Impor
Produksi Beras Naik, Mentan: Insya Allah Tahun Ini Tak Ada Impor
Ekbis
4 Kriteria Penerima Pemutihan Tunggakan BPJS Kesehatan
4 Kriteria Penerima Pemutihan Tunggakan BPJS Kesehatan
Ekbis
Menhub Lantik Teuku Faisal Fathani Jadi Kepala BMKG, Dorong Sinergi Transportasi dan Informasi Cuaca Nasional
Menhub Lantik Teuku Faisal Fathani Jadi Kepala BMKG, Dorong Sinergi Transportasi dan Informasi Cuaca Nasional
Ekbis
Apa Itu ETF Emas dan Manfaatnya untuk Investor?
Apa Itu ETF Emas dan Manfaatnya untuk Investor?
Cuan
KKSK: Stabilitas Sistem Keuangan Indonesia Terjaga
KKSK: Stabilitas Sistem Keuangan Indonesia Terjaga
Ekbis
Lippo Karawaci Kantongi Pendapatan Rp 6,51 Triliun, Laba Bersih Tembus Rp 368 Miliar
Lippo Karawaci Kantongi Pendapatan Rp 6,51 Triliun, Laba Bersih Tembus Rp 368 Miliar
Cuan
IHSG Ditutup Melonjak 1,36 Persen pada 8.275, Cetak Rekor Tertinggi Sepanjang Sejarah Lagi
IHSG Ditutup Melonjak 1,36 Persen pada 8.275, Cetak Rekor Tertinggi Sepanjang Sejarah Lagi
Cuan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau