JAKARTA, KOMPAS.com – Pameran dagang terbesar di Asia Tenggara, Trade Expo Indonesia (TEI) 2025, resmi dibuka di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD City, Tangerang Selatan, Rabu (15/10/2025). Sebanyak 1.619 peserta dari berbagai sektor industri ikut ambil bagian. Lebih dari 8.045 pembeli dari 130 negara tercatat menghadiri pameran yang berlangsung hingga 19 Oktober 2025.
Kementerian Perdagangan menargetkan TEI ke-40 ini dapat membukukan nilai transaksi 16,5 miliar dollar AS atau sekitar Rp 273,54 triliun (kurs Rp 16.500 per dollar AS).
Salah satu peserta pameran, Vice President of Operation PT Tatalogam Lestari (Tatalogam Group), Stephanus Koeswandi, menilai peluang ekspor semakin terbuka melalui pameran yang berfokus pada konsep Business to Business (B2B) ini.
“Inovasi karya dan kreativitas menjadi kunci untuk menembus pasar global, terutama inovasi yang mengarah pada keberlanjutan lingkungan. Produk baja lapis yang kami hasilkan sudah mengusung prinsip industri hijau agar dapat diterima di luar negeri,” ujar Stephanus melalui keterangannya, Rabu (15/10/2025).
Baca juga: Inovasi “Rumah Dingin” dari Baja: Kolaborasi Industri dan Kampus Perpanjang Riset Efisiensi Energi
Sebagai perusahaan manufaktur baja yang berkomitmen pada pembangunan berkelanjutan, Tatalogam Group menampilkan sejumlah produk unggulan yang dikembangkan dengan teknologi ramah lingkungan, seperti Domus Fastrack, Taso Baja Ringan, Purlin Rangka Metal Hi-Ten, serta produk atap metal seperti Sakura Roof dan Multi Sirap.
Tak hanya produk hilir, anak usahanya PT Tata Metal Lestari juga memamerkan produk baja lapis lembaran berteknologi tinggi seperti Nexium, Nexcolour, dan Nexgen. Produk-produk ini telah merambah pasar di 15 negara dan diproduksi dengan standar industri hijau bertaraf internasional.
Stephanus menambahkan, pameran ini bukan hanya menjadi ajang promosi industri besar, tetapi juga sarana mendorong kolaborasi dengan pelaku Industri Kecil Menengah (IKM) nasional.
“Melalui konsep B2B, industri besar bisa menjalin kerja sama dengan IKM. Produk yang dihasilkan bersama berpeluang besar menembus pasar global,” katanya.
Baca juga: 8.045 Buyer dari 130 Negara Ramaikan Trade Expo Indonesia 2025
Salah satu contoh kolaborasi tersebut adalah kerja sama antara PT Tatalogam Lestari dan IKM pengrajin batuan alam di dekat Pulau Bali.
Hasil kolaborasi itu melahirkan produk atap metal ramah lingkungan Multi Sirap, yang menggunakan batu rijang, batuan vulkanik keras yang mampu meredam panas dan suara.
“Atap Multi Sirap merupakan hasil kolaborasi sejak 1994 dengan pengrajin lokal. Batu ini berhasil lolos uji ketahanan di Amerika Serikat dan memperoleh sertifikat FM Approvals serta ASTM (American Standard Testing and Material),” tutur Stephanus.
Melalui inovasi hijau dan kolaborasi lintas industri, pameran TEI 2025 menjadi momentum bagi produk manufaktur nasional untuk memperkuat posisi Indonesia di pasar ekspor global.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang