Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indef: Program Makan Bergizi Gratis Dorong Gizi Anak dan Lapangan Kerja Baru

Kompas.com - 28/10/2025, 06:55 WIB
Suparjo Ramalan ,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Dampak ekonomi makro program Makan Bergizi Gratis (MBG) mungkin belum besar, namun manfaat sosialnya dinilai jauh lebih signifikan. Program unggulan Presiden Prabowo Subianto ini tak hanya memperbaiki gizi anak-anak, tapi juga membuka peluang kerja baru di berbagai sektor.

Wakil Direktur Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Eko Listiyanto mengatakan, kontribusi MBG terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional diperkirakan sekitar 0,06 persen atau setara Rp 14 triliun.

Meski angka itu tergolong kecil, Eko menilai dampak positifnya pada kesejahteraan masyarakat patut diapresiasi.

“Kalau dilihat dari sisi ekonomi makro memang tidak besar, tapi dari sisi sosial dan pemerataan, dampaknya sangat terasa,” ujar Eko dalam program Filonomics Kompas.com, Senin (27/10/2025).

Menurut perhitungan Indef, dengan anggaran Rp 71 triliun yang terserap penuh pada 2025, MBG dapat menciptakan sekitar 290.000 lapangan kerja baru, mulai dari tenaga masak, ahli gizi, sopir, hingga petugas kebersihan.

“Kalau anggarannya terealisasi penuh, artinya sekitar 290 ribu orang bisa terserap,” kata Eko.

Baca juga: FILONOMICS: MBG, Nilai Tambah, dan PR Pembenahan yang Tak Bisa Ditunda

Lebih dari sekadar urusan ekonomi, Eko menegaskan bahwa inti program MBG adalah tujuan sosial dan kemanusiaan. Anak-anak dari keluarga berpenghasilan rendah kini bisa memperoleh sarapan bergizi tanpa membebani keuangan keluarga.

“Bagi keluarga ekonomi lemah, program ini sangat membantu. Uang yang biasanya untuk menyiapkan sarapan bisa dipakai untuk kebutuhan lain, karena makan paginya sudah dijamin pemerintah,” jelasnya.

Meski demikian, Indef mengingatkan agar pemerintah juga memperhatikan dampak tidak langsung dari program ini, misalnya terhadap pedagang kecil dan kantin sekolah yang kehilangan pelanggan akibat distribusi makanan gratis.

“Pemerintah perlu mengevaluasi sisi ini agar tidak ada kelompok yang dirugikan,” ujar Eko.

Ke depan, Eko menyarankan agar MBG dijalankan dengan perencanaan jangka menengah-panjang, sehingga pelaksanaannya lebih matang, berkelanjutan, dan tepat sasaran.

“Program ini penting, tapi harus direncanakan dengan baik dan dimitigasi risikonya, supaya pelaksanaannya bisa lebih smooth dan efektif,” pungkasnya.

Baca juga: 106 Dapur MBG Ditutup Sementara, Kepala BGN Sebut Jumlahnya Bisa Bertambah

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau