JAKARTA, KOMPAS.com - Indonesia hendak mengirim bantuan 10.000 ton beras untuk Gaza, Palestina, namun caranya diharapkan tidak menggunakan metode diterjunkan dari pesawat udara (airdrop).
“Semoga tidak di-airdrop. Kami berharap jalur bantuan kemanusiaan segera dibuka. Kami paham airdrop risikonya besar,” kata Menteri Luar Negeri (Menlu) RI, Sugiono, di Kantor Kementerian Luar Negeri RI, Jakarta, dilansir ANTARA, Selasa (5/8/2025).
Baca juga: Bantuan Beras ke Palestina tuai Sorotan, Dinilai Abaikan Kondisi Dalam Negeri
Dia mengatakan, penerjunan bantuan dari udara berisiko besar dan dapat membahayakan masyarakat Palestina di Jalur Gaza yang amat membutuhkan bantuan tersebut.
“Terlebih banyak masalah-masalah teknis yang harus diurus,” kata Sugiono terkait pengiriman bantuan via penerjunan udara itu.
Baca juga: Menlu: RI Menentang Pemindahan Rakyat Palestina, Siap Kirim Beras 10.000 Ton
Untuk itu, Menlu menyerukan supaya Israel segera membuka akses bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza seluas-luasnya dan supaya mereka tidak menjadikan kelaparan sebagai senjata perang yang semakin menyengsarakan rakyat Gaza.
“Yang jadi korban adalah anak-anak dan bayi-bayi. Apalagi, gambar-gambar yang beredar di mana-mana itu adalah sesuatu yang pasti mengusik siapapun yang masih punya rasa kemanusiaan,” ucap Menlu RI.
Dalam orasinya di aksi bela Palestina di Monas, Minggu (3/8/025) lalu, Menteri Luar Negeri RI Sugiono menegaskan sikap pemerintahan Presiden Prabowo Subianto yang menentang pemindahan paksa warga Palestina hingga bicara rencana mengirim bantuan beras 10.000 ton ke Palestina.
“Pemerintah Indonesia menentang kelaparan yang dijadikan senjata, pemerintah Indonesia menentang pemindahan masyarakat dan rakyat Palestina dari wilayah tanah airnya,” kata Sugiono dalam orasinya di Lapangan Monas.
Langkah konkret diambil. Indonesia segera menambah kiriman beras dalam jumlah besar ke Palestina.
“Lebih dari 4.400 ton bantuan logistik telah kita kirimkan. Dalam waktu dekat, Indonesia juga akan mengirimkan 10.000 ton bersa untuk saudara-saudara kita di Palestina,” kata Sugiono.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini