JAKARTA, KOMPAS.com – Motor injeksi dikenal lebih efisien dan modern dibanding motor karburator, terutama dalam hal pengaturan bahan bakar yang dikendalikan secara elektronik. Namun, bukan berarti motor injeksi sepenuhnya bebas dari masalah.
Salah satu keluhan yang masih sering dialami pengguna adalah mesin brebet atau tersendat saat digas.
Menurut Wahyu Budhi, Training Analyst PT Wahana Makmur Sejati, gejala brebet pada motor injeksi umumnya disebabkan oleh gangguan pada sistem suplai bahan bakar atau sensor yang tidak bekerja optimal.
Baca juga: Rekomendasi Mobil Bekas MPV Rp 100 Jutaan
“Brebet pada motor injeksi biasanya bukan karena setelan, tapi karena suplai bahan bakar atau udara tidak seimbang. Bisa juga karena sensor injeksi kotor atau bahan bakar terkontaminasi,” katanya kepada Kompas.com, Rabu (29/10/2025).
Wahyu menjelaskan, sistem injeksi bergantung pada sejumlah sensor untuk mengatur campuran udara dan bahan bakar agar pembakaran tetap ideal. Jika salah satu sensor, seperti sensor oksigen (O2 sensor) atau manifold absolute pressure (MAP sensor), kotor atau rusak, data yang dikirim ke ECU (Electronic Control Unit) bisa salah dan membuat mesin tersendat.
Ilustrasi servis motor di bengkel AHASSSelain itu, kualitas bahan bakar juga menjadi faktor penting. Jika bahan bakar kotor atau bercampur air, maka proses pengabutan di injektor tidak akan sempurna.
“Kalau bahan bakar terkontaminasi, semprotan injektor bisa terganggu. Akibatnya, tenaga mesin tidak keluar maksimal dan terasa brebet,” ujar Wahyu.
Masalah lain yang kerap luput diperhatikan adalah filter bensin yang mulai tersumbat. Komponen ini berfungsi menyaring kotoran sebelum bahan bakar masuk ke injektor. Jika filter kotor, aliran bahan bakar ke mesin menjadi tidak lancar.
“Filter bensin ini sering diabaikan. Padahal kalau mampet, bisa bikin suplai bahan bakar tidak stabil,” tambahnya.
Untuk mencegah hal tersebut, Wahyu menyarankan pemilik motor injeksi rutin melakukan perawatan berkala, termasuk membersihkan injektor dan filter bensin setiap 8.000–10.000 kilometer. Selain itu, selalu gunakan bahan bakar sesuai rekomendasi pabrikan agar sistem injeksi bekerja optimal.
Baca juga: Kenapa Motor yang Jarang Dipakai Justru Harus Tetap Ganti Oli?
“Perawatan injeksi itu sebenarnya simpel, asal rutin dibersihkan dan bahan bakarnya bagus, motor injeksi jarang bermasalah,” kata Wahyu.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang