Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Buaya “Gemoy” Bikin Resah Warga Nunukan, Berkeliaran di Kolong Rumah

Kompas.com - 02/06/2025, 15:19 WIB
Ahmad Dzulviqor,
Ihsanuddin

Tim Redaksi

NUNUKAN, KOMPAS.com – Seekor buaya dengan ukuran sekitar tiga meter dan tubuh yang tampak gemuk terlihat berkeliaran di kolong rumah warga RT 11, RT 12, dan RT 23 di Jalan Manunggal Bhakti atau Pangkalan Posal, Nunukan Timur, Nunukan, Kalimantan Utara.

Buaya yang disebut warga sebagai buaya “gemoy” karena bentuknya yang bulat tersebut tampak berenang mondar-mandir di bawah rumah-rumah panggung warga pesisir.

Keberadaan reptil besar itu memicu kekhawatiran masyarakat.

Beberapa pemuda sempat merekam buaya tersebut dan mengunggah video ke media sosial sebagai peringatan bagi warga lainnya.

"Memang buaya itu sering muncul, kadang siang, sore, tidak tentu. Jadi kami sudah meminta Ketua RT untuk mengimbau warganya selalu waspada," ujar Lurah Nunukan Timur, Andi Artisaman Corha, saat dikonfirmasi, Senin (2/6/2025).

Baca juga: Detik-detik Ibu di Nunukan Tewas Diterkam Buaya Saat Masak, Sempat Teriak Minta Tolong

Video berdurasi sekitar 48 detik yang menunjukkan buaya berenang dengan santai di bawah jembatan kayu itu menjadi perhatian publik.

Jembatan tersebut hanya terdiri dari dua papan dan berada sekitar satu meter di atas permukaan air.

Akun Mamang Maman yang menyebarkan video itu mengingatkan warga agar waspada.

"Info untuk masyarakat Jalan Tien Soeharto, Pangkalan Posal, Manunggal Bhakti, untuk berhati hati."

"Untuk menjaga anaknya masing masing, karena di sekitaran pangkalan, ada buaya besar yang berkeliaran di bawah rumah, tepatnya di belakang Imigrasi lama," lanjutnya.

Video tersebut dinilai cukup membantu pemerintah setempat dalam memberikan peringatan dini kepada masyarakat.

Baca juga: Anak yang Diterkam Buaya di Sungai Jambi Ditemukan dalam Kondisi Tak Utuh

Andi menambahkan, kawasan Manunggal Bhakti merupakan pemukiman padat penduduk di wilayah pesisir, yang memiliki kolong rumah langsung menghadap ke laut. Kondisi tersebut dianggap menjadi habitat yang nyaman bagi buaya.

"Sebenarnya kami sudah melaporkan keberadaan buaya ke Disdamkar juga. Tapi kan munculnya tidak tentu waktunya, jadi sampai sekarang masih saja berkeliaran,’’ kata Andi lagi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya
Pemerintah Pastikan Tambang Nikel Pulau Gag Legal, Eksplorasi Sudah Berlangsung 100 Tahun
Pemerintah Pastikan Tambang Nikel Pulau Gag Legal, Eksplorasi Sudah Berlangsung 100 Tahun
Regional
Kisah Zahra Amalina, dari Sering Diremehkan hingga Jadi CEO di Industri Kreatif
Kisah Zahra Amalina, dari Sering Diremehkan hingga Jadi CEO di Industri Kreatif
Regional
Kondisi Macan Tutul yang Diselamatkan di Serang: Sehat tapi Ada Perubahan Perilaku
Kondisi Macan Tutul yang Diselamatkan di Serang: Sehat tapi Ada Perubahan Perilaku
Regional
Gubernur Papua Barat Daya Sebut Masyarakat Pulau Gag Raja Ampat Minta Penambangan Nikel Tidak Ditutup
Gubernur Papua Barat Daya Sebut Masyarakat Pulau Gag Raja Ampat Minta Penambangan Nikel Tidak Ditutup
Regional
Sejarah Eksplorasi Nikel di Pulau Gag Raja Ampat, Dimulai Belanda pada 1920
Sejarah Eksplorasi Nikel di Pulau Gag Raja Ampat, Dimulai Belanda pada 1920
Regional
Dedi Mulyadi Desak Majalengka Percepat Penguatan SDM untuk Kawasan Rebana
Dedi Mulyadi Desak Majalengka Percepat Penguatan SDM untuk Kawasan Rebana
Regional
Daya Tarik Pantai Menganti: Jetski, Speedboat, hingga Keindahan Alam
Daya Tarik Pantai Menganti: Jetski, Speedboat, hingga Keindahan Alam
Regional
Doa Bersama di Astana Giribangun, Dukung Soeharto Jadi Pahlawan Nasional
Doa Bersama di Astana Giribangun, Dukung Soeharto Jadi Pahlawan Nasional
Regional
Aipda PS Ditahan, Diduga Cabuli Korban Pemerkosaan di Kantor Polisi
Aipda PS Ditahan, Diduga Cabuli Korban Pemerkosaan di Kantor Polisi
Regional
Cuaca Ekstrem, Ambon Alami Longsor di 22 Titik dan Banjir
Cuaca Ekstrem, Ambon Alami Longsor di 22 Titik dan Banjir
Regional
Gubernur Papua Barat Daya Sebut Laut Pulau Gag Tempat Tambang Nikel di Raja Ampat Masih Biru
Gubernur Papua Barat Daya Sebut Laut Pulau Gag Tempat Tambang Nikel di Raja Ampat Masih Biru
Regional
Macan Tutul Jawa yang Resahkan Warga Serang Berhasil Dievakuasi, Kini Diobservasi di TSI Bogor
Macan Tutul Jawa yang Resahkan Warga Serang Berhasil Dievakuasi, Kini Diobservasi di TSI Bogor
Regional
Diupah Rp 100 Ribu, Residivis Sabu Bobol Konter Hp di Bangkalan
Diupah Rp 100 Ribu, Residivis Sabu Bobol Konter Hp di Bangkalan
Regional
Ribuan Pengunjung Ramaikan Festival Balon Udara di Tulungagung 2025
Ribuan Pengunjung Ramaikan Festival Balon Udara di Tulungagung 2025
Regional
Tenggelam di Pantai Aceh Utara, 2 Anak Dilarikan ke RSUCM, Begini Kondisinya
Tenggelam di Pantai Aceh Utara, 2 Anak Dilarikan ke RSUCM, Begini Kondisinya
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau