KEFAMENANU, KOMPAS.com - Duduk di kursi deretan paling depan ruang kelas, Servinus Ato (45), mendengar dengan seksama penyampaian materi cek fakta oleh Teuku Muhammad Valdy Arief, relawan ekspedisi 'Kata ke Nyata' untuk program Jagat Literasi Kompas.com, Kamis (21/8/2025).
Sesekali dia melirik ke temannya yang duduk bersebelahan dengannya.
Lebih dari sekali dia mengangguk.
Telepon pintar buatan China yang ia genggam diletakan di atas buku pelajaran Bahasa Indonesia milik siswa kelas IX.
Servinus merupakan guru agama Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri Satap Sono, Kecamatan Bikomi Tengah, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Nusa Tenggara Timur (NTT).
Baca juga: Aksi Jagat Literasi dan Mimpi Kepala SD Alkhairaat Tobelo Punya Perpustakaan Sebelum Pensiun
Beberapa hari lalu, Servinus membaca informasi di berbagai platform media sodial dari ponsel bututnya soal pernyataan Menteri Keuangan Sri Mulyani, yang menyebut guru adalah beban negara.
Bagi Servinus, materi cek fakta di internet yang disampaikan tim Jagat Literasi Kompas.com, adalah momen bagi dirinya untuk memverifikasi informasi itu.
"Satu pertanyaan dari saya. Karena selama ini beredar secara luar dan masif di berbagai media soal pernyataan Menteri Sri Mulyani yang menyebut guru adalah beban negara. Apakah itu benar kah?" kata Servinus.
Baca juga: Saat Relawan Jagat Literasi Ellen dan Ellen Diburu Murid-murid Meminta Foto Bersama
Pertanyaan Servinus pun disambut gelak tawa 13 rekan gurunya yang lain.
Teuku Muhammad Valdy Arief, lalu menjelaskan bahwa pernyataan Sri Mulyani yang beredar luas di internet adalah hoaks atau berita palsu.
Video Sri Mulyani yang menyebut guru adalah beban negara tersebut merupakan hasil rekayasa deepfake yang diambil dari pidato Sri Mulyani pada Forum Konvensi Sains, Teknologi, dan Industri Indonesia di ITB pada Kamis (7/8/2025).
Video tersebut sudah diedit menggunakan kecerdasan buatan (AI), yang dapat terlihat jelas dari suara Sri Mulyani yang patah-patah saat menyebut kata "beban".
"Di dunia maya ini, orang bisa memplintirkan fakta dengan mudahnya melalui teknologi kecerdasan buatan," kata Valdy.
Baca juga: Andre dan Marsya Berdebat Foto Kelinci, Antusias Siswa Mengikuti Aksi Jagat Literasi
Sehingga dengan kegiatan cek fakta ini, Valdy berharap guru-guru di SMP Satap Sono, bisa memilah mana informasi benar dan hoaks.
Penjelasan Valdy, membuat Servinus merasa terbantu, sehingga ke depan dia tak lagi cepat percaya dengan informasi palsu yang beredar luas.