PEKANBARU, KOMPAS.com - Kelompok masyarakat dan PT Ujung Tanjung Sejahtera (UTS) sepakat berdamai pasca bentrokan berdarah di Kabupaten Rokan Hilir (Rohil), Riau.
Kedua pihak dimediasi oleh Polres Rohil pada Selasa (21/10/2025) malam. Mediasi dihadiri Kapolres Rohil AKBP Isa Imam Syahroni, Wakil Bupati Rohil Jhony Charles, serta perwakilan TNI dan DPRD.
"Kedua belah pihak sudah berdamai. Situasi di lokasi kejadian saat ini sudah kondusif," kata Kapolres Rohil AKBP Isa Imam Syahroni kepada wartawan melalui pesan WhatsApp, Rabu (22/10/2025).
Isa menjelaskan, mediasi dilakukan untuk mencapai kesepakatan bersama agar konflik tidak terulang. Dari hasil pertemuan, disepakati tujuh poin penting.
Pertama, PT UTS memberikan upah panen sebesar Rp 350 per kilogram. Kedua, pengaturan angkutan tandan buah segar (TBS) dibagi dua antara pihak perusahaan dan masyarakat. Ketiga, seluruh hasil panen TBS akan dikirim ke pabrik kelapa sawit PT UTS.
Keempat, upah brondolan ditetapkan sebesar Rp 1.000 per kilogram. Kelima, pengelolaan tenaga kerja dilakukan melalui vendor yang ditunjuk dan diawasi oleh Pj Penghulu Balam Sempurna.
Keenam, petugas keamanan dari luar daerah dikembalikan ke Pekanbaru dan pengamanan dijaga oleh TNI-Polri. Ketujuh, PT UTS menanggung biaya pengobatan bagi tujuh korban dari masyarakat.
Isa berharap kesepakatan tersebut menjadi solusi damai yang mengakhiri konflik di antara kedua pihak.
"Kami harap hasil mediasi ini dapat dijalankan dengan baik oleh semua pihak, sehingga situasi tetap aman dan kondusif," ucap Isa.
Sementara itu, Wakil Bupati Rokan Hilir Jhony Charles mengapresiasi langkah cepat kepolisian dalam menangani kasus tersebut.
"Kami dari pemerintah daerah berterima kasih atas inisiatif dan langkah cepat Polres Rokan Hilir dalam memediasi kedua belah pihak. Alhamdulillah, sudah ada titik terang untuk penyelesaian masalah ini," ujar Jhony.
Ia mengimbau agar perusahaan dan masyarakat terus menjalin komunikasi serta melibatkan pemerintah daerah dalam pengelolaan lahan untuk mencegah konflik serupa.
Baca juga: Kronologi Pengusaha Sawit di Riau Diperas Lewat Video Call Seks, Rugi Rp 1,6 Miliar
Sebagaimana diberitakan, bentrokan berdarah terjadi antara kelompok masyarakat Wanton Siringoringo dan PT UTS di Kecamatan Balai Jaya, Rokan Hilir, pada Senin (20/10/2025). Konflik itu dipicu oleh pengelolaan kebun sawit Rumbia I dan II, lahan bekas PT Gunung Mas Raya (Ivomas Grup) hasil sitaan Satgas Penertiban Kawasan Hutan (PKH).
Kelompok masyarakat disebut memanen sawit secara sepihak di blok 29-30 lahan tersebut. Lahan itu kini dikelola PT UTS melalui kerja sama operasional dengan PT Agrinas Palma Nusantara. Petugas keamanan perusahaan melarang aktivitas panen, hingga terjadi bentrokan yang menyebabkan tujuh warga luka-luka dan dua petugas keamanan terluka.
Kasatreskrim Polres Rohil AKP I Putu Adi Juniwinata mengatakan, 17 orang diamankan pasca bentrokan itu.
"Ada 17 orang yang kami amankan. Statusnya masih saksi. Saksi yang diamankan ini ada yang mengetahui kejadian dan ada yang tidak. Masih kami dalami," kata Putu saat dikonfirmasi Kompas.com melalui pesan WhatsApp, Rabu.
Kedua pihak juga diketahui saling melapor ke kepolisian. Perusahaan melapor ke Polres Rohil, sementara masyarakat melapor ke Polsek Bagan Sinembah. Setelah difasilitasi mediasi, keduanya sepakat berdamai.
"Kesepakatan damai dari PT UTS dan warga. Untuk laporan sementara belum dicabut, jadi masih diproses lanjut. Tapi kalau mereka datang mau mencabut, kita layani. Kondisi saat ini sudah kondusif," ucap Putu.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang