LAMPUNG, KOMPAS.com - Silang sengkarut kebijakan subsidi gas 3 kilogram (kg) atau gas melon masih belum menemukan rumusan yang tepat, meski pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka telah berjalan satu tahun.
Isu ini menjadi bahasan utama dalam diskusi bertajuk “1 Tahun Prabowo-Gibran: Sudah Berdaulatkah Kita dalam Energi” yang digelar di Bandar Lampung, Kamis (23/10/2025).
Pemantik diskusi, ekonom Universitas Lampung (Unila) Tiara Nirmala, menilai hingga kini belum ada formula efektif untuk subsidi energi gas melon.
“Memang, subsidi dari pemerintah tetap dilakukan karena tidak mungkin dihapus. Tapi setelah dievaluasi, ternyata kebijakan subsidi LPG itu salah sasaran. Banyak sekali salah sasaran, dan kalau kita bisa bilang itu kebocoran anggaran luar biasa,” ujar Tiara.
Baca juga: 1 Tahun Prabowo-Gibran, CKG di Aceh Utara Minim Peminat
Ia menegaskan, subsidi energi masih menjadi salah satu beban besar bagi keuangan negara.
“Subsidi ini enggak mungkin dihapuskan. Kalau mau dicabut begitu saja, bakal banyak masyarakat yang terkena dampaknya,” katanya.
Menurut Tiara, yang perlu dilakukan pemerintah adalah merancang mekanisme subsidi yang lebih tepat sasaran tanpa mengguncang stabilitas ekonomi rumah tangga.
“Semua akan menentang kalau subsidi itu dicabut. Jadi, mekanismenya yang perlu diperbaiki agar lebih efektif,” ucapnya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang