SURABAYA, KOMPAS.com - Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jawa Timur menyebut mayoritas pelaku industri di Jatim belum memahami konsep industri hijau.
“Banyak industri hijau ini yang belum tahu, industri besar aja banyak yang belum tahu,” kata Pembina Industri Ahli Muda Bidang Pemberdayaan Industri Disperindag Jatim, Ira Yuni Pantiwardhani, Rabu (18/6/2025).
Setiap tahun, Disperindag Jatim menggelar sosialisasi industri hijau kepada setidaknya 80 pelaku industri. Namun, hanya 20 persen yang mengenal industri hijau.
“Sementara ini kami masih dalam tahap sosialisasi, kami menguatkan Forum Industri Hijau. Ada pemerintah, lembaga, akademisi, sertifikasi, kami ajak kolaborasi untuk menyuarakan industri hijau yang nanti dekarbonisasi,” ucapnya.
Baca juga: PHRI Khawatir Aturan Kawasan Tanpa Rokok di Jakarta Mencekik Industri Perhotelan
Dalam industri hijau, aspek yang diutamakan adalah efisiensi dan efektivitas dalam menggunakan sumber daya secara berkelanjutan dalam proses produksi agar fungsi lingkungan tetap terjaga.
Tujuannya, untuk mencegah emisi dan limbah akibat dari proses produksi. Sehingga, bahan baku yang digunakan dan proses produksi mengutamakan ramah lingkungan.
Sebagai informasi, pada Agustus 2024, Pi Gubernur Jawa Timur saat itu, Adhy Karyono mengatakan bahwa pada 2023 ada 11 industri yang bersertifikat industri hijau, dan 2024 bertambah 15 industri.
Baca juga: Menperin Apresiasi Ekspor Industri Mainan di Kendal Senilai Rp 11 Miliar ke AS
Sehingga, jumlah industri hijau yang telah ditetapkan standar industri hijaunya di Jawa Timur sebanyak 354 industri besar dan menengah.
Lebih lanjut, Ira mengatakan bahwa dalam setahun belakangan, Disperindag Jatim hanya menerbitkan sertifikasi industri hijau kepada dua Industri Kecil Menengah (IKM), yakni industri batik.
“Setahun ada dua IKM yang bersertifikasi industri hijau, yakni industri batik. Kalau berapa persen pelaku industri di Jatim yang menerapkan industri hijau saya belum bisa menjawab,” jelasnya.
Ira menjelaskan, pelaku industri terlebih tingkat IKM memahami konsep industri hijau hanya sebatas reboisasi.